11 - Ocean eyes

245 21 0
                                    

Hallo readers/siders

happy reading


Trista menatap sosok Hangyeol dihadapannya, mencoba mengamati dengan senyuman dibibirnya ketika melihat sosok Hangyeol yang memakan makanannya dengan tenang dihadapannya. Memandang dengan tenang karena rasa hangat yang selalu ia lakukan ketika bersama Hangyeol, matanya menatap sosok hangyeol hingga Hangyeol ikut menaikkan pandangannya membuat Trista terpaku pada wajah Hangyeol hingga manik keduanya yang bertemu, Trista mencoba untuk melihat lebih dalam, mencari jejak kehangatan yang biasanya terpancar dari matanya.

Menatap sosok sang kekasih dihadapannya dengan pandangan yang berusaha menembus lapisan terdalam untuk menjelajah manik indah itu. Di balik senyumnya yang ramah, terdapat kekhawatiran yang mencari jawaban atas perubahan yang ia rasakan. Meskipun Hangyeol duduk di hadapannya, makan dengan lahap, dan berbicara dengan tenang, tetapi Trista merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak biasa lewat tatapan manik hitam yang sepertinya bukan Hangyeol. 

Kata pepatah, manik tidak bisa berbohong dan Trista mengakuinya bahwa itu adalah benar karena ia merasakannya sekarang. Ia bisa melihat Hangyeol dihadapannya, namun manik itu tidak menampilkan sosok hangat Hangyeol yang selalu menatapnya dengan lembut. Yang ada hanyalah sebuah tatapan manik kosong tanpa arti.

Mata Trista menelisik setiap gerakan, setiap ekspresi di wajah Hangyeol dan bagaimana manik pria itu melihat kearahnya, mencoba menemukan jejak dari kesetiaan dan kehangatan yang biasanya Hangyeol pancarkan dalam tatapannya. Wajah Hangyeol, yang biasanya begitu akrab baginya, terasa seperti sebuah misteri yang tak terpecahkan. Seolah tersembunyi di balik ekspresi yang tenang itu, ada sesuatu yang tidak terungkapkan, sesuatu yang membuat Trista merasa seperti tidak mengenal kekasihnya yang duduk di hadapannya.

Dalam hatinya, Trista merasa kegelisahan yang tumbuh, sebuah perasaan yang tidak ia pahami sepenuhnya tetapi mengganggu keheningan dalam dirinya.

 Apakah ini hanya perasaan paranoid, ataukah ada sesuatu yang sebenarnya terjadi di balik kedamaian yang terlihat di depannya?

Pertanyaan itu bergelut dalam pikirannya, menciptakan kekacauan dalam hati yang sebelumnya tenteram. Dia berusaha menepis rasa ragu dan ketidakpastian, berharap bahwa semuanya hanyalah imajinasinya yang berlebihan. Namun, seiring waktu berlalu, kecurigaan itu semakin kuat, menghantui setiap langkah dan tindakan Hangyeol.

Trista tidak dapat mengabaikan perasaannya yang kian berkembang, tapi di saat yang sama, dia takut untuk menghadapi kebenaran yang mungkin mengoyak kedamaian hidupnya. 

Apakah yang sebenarnya terjadi di balik kedamaian yang terlihat di depannya? 

"Trista..."

Panggilan itu membuat Trista tersadar dari lamuannya, maniknya menatap sosok Hangyeol yang tersenyum hangat hingga manik itu menyipit dengan tangannya yang berada pada gengaman tangan pria itu.

"hmm?"

"Kenapa melamun?"

Trista menggelengkan kepalanya sembari tersenyum kecil, tangannya ikut mengengam tangan Hangyeol yang mengengam tangannya.

"Ah, tidak apa-apa. Hanya merenungkan beberapa hal."

Hangyeol mengangguk, matanya masih penuh dengan kehangatan yang membuat Trista merasa sedikit lebih tenang.

 "Jangan terlalu banyak membebani dirimu sendiri, sayang. Aku di sini untukmu, kapan pun kamu membutuhkanku."

 "Terima kasih, Hangyeol."

Keduanya saling melempar senyuman dengan tangan yang tertaut satu sama lain membuat diri seakan berpegang teguh pada kekuatan hati yang terperangkap akan ilusi didunia. Trista tak mengerti akan apa yang dipikirkannya, hatinya terlalu jujur untuk menolak rasa takut akan Hangyeol yang berada dihadapannya.

TRAPPED [ T A M A T ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang