TR - 2

358 36 10
                                    

Hallo readers/siders

Happy reading

Sosok lelaki dengan kemeja kuning memasuki apartemen setelah pintu terbuka, melepas sepatu kerja dan kembali membawa tas hitamnya untuk masuk. Pria tampan yang kini menjabat sebagai dokter dan wakil kepala rumah sakit setelah ayahnya itu tersenyum lembut ketika menyadari seorang perempuan yang tengah tertidur di sofa yang ada diruang tengah.

Surai hitam yang sedikit berantakan ia rapikan dengan tangan serta senyum mengembang yabg menghiasi bibir, perlahan meletakkan tas itu disofa tepat disebelah gadisnya yang tertidur.

"[Name]-ku.." lirihnya pelan dengan nada lembut.

Hangyeol menaikkan wajahnya, kemudian menatap kesekitaran dan menemukan pintu kamar disebelah kamarnya yang sedikit terbuka. Manik hitamnya menyipit, menemukan sosok sang adik Gyeol yang masih lelap dalam tidurnya. Senyum di bibir Hangyeol sedikit mengembang, perlahan menarik pintu kamar sang adik hingga tertutup sepenuhnya.

Setelah pintu itu tertutup rapat tanpa suara, Gyeol membuka matanya dan menatap sejenak kearah pintu yang baru saja tertutup.

Ada rasa lain ketika melihat sang kakak yang berperilaku lain kekasihnya, ia mengerti kebaikan sang kakak yang tidak diragukan lagi. Bahkan ayah dan ibunya selalu memuji kakaknya atas apapun yang dilakukannya. Tak perduli dalam bidang apapun, kakaknya itu selalu bisa berdiri diatas sisi positif yang membuat semua orang percaya dan memuji atas apapun yang ia lakukan.

Gyeol ingin mendapatkan selayaknya yang kakaknya dapatkan selama ini, bukannya rasa iri namun ada nafsu lain yang membuatnya ingin membuat kakaknya menyadari bahwa menjadi baik selayaknya kakaknya saat ini hanya membuang-buang waktu dan tenaganya. Bahkan, kakaknya sampai jatuh cinta pada seorang perempuan yang mungkin hanya ingin menikmati kekayaan keluarga mereka tanpa perduli hal lain yang mungkin merugikan mereka termasuk kakaknya. 

"Kakak..."

==========================


Hangyeol menutup pintu kamar adiknya dengan pelan agar tak menimbulkan banyak suara yang akan menganggu tidurnya. Kemudian, mengambil langkah untuk kembali kesofa untuk melihat kekasih cantiknya.

Hangyeol mengambil tempat duduk disisi sofa disamping sang kekasih yang tampak tertidur dengan dengkuran halus yang begitu tenang membuat senyum lembut dibibirnya kini tampak. Perlahan menjulurkan tangan besarnya untuk menyentuh pipi sang kekasih dengan lembut.

"Sayang.."

Awalnya sang kekasih tampak tak tergangu dengan usapan yang dilakukan Hangyeol pada pipinya dengan lembut membuat Hanyeol terkekeh pelan. Ia menyadari bahwa kekasihnya adalah orang yang cukup sulit dibangunkan ketika tidur, memilih untuk mengecup setiap sisi wajah sang kekasih tanpa henti dengan senyuman membuat Trista kini bergerak pelan dan membuka manik matanya perlahan.

"Hangyeol?"

Hangyeol tersenyum ketika melihat manik itu terbuka menampilkan bola mata coklat yang selalu ia rindukan.

"hmm.."

Hangyeol mengecupi kening Trista dengan lembut seraya mengusap pelan pipi sang kekasih dengan jari-jari besarnya. Sementara Trista hanya bisa menatap sendu dengan wajah mengantuk ketika menyadari sosok kekasih yang ia tunggu kini mengecup keningnya dengan lembut. Ia bisa merasakan perasaan hangat saat Hangyeol melakukan ciuman dikeningnya dengan terus-menerus menyalurkan perasaan lembut dianatara keduanya.

"Apakah aku tertidur terlalu lama?"

"Tidak, sayang. Aku hanya tidak tahan untuk tidak membangunkanmu..."

Trista menggosok mata dengan lembut, mencoba mengusir sisa-sisa kantuk dari wajahnya yang anggun semnbari mengalihkan sebelah tangannya untuk menyentuh wajah tampan Hangyeol yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya yang terbaring. 

"Jam berapa sekarang?"

Hangyeol melirik jam di dinding, kemudian kembali manatap Trista dengan senyuman hingga manik menyipit.  "Pukul 10, maaf ya aku pulang terlambat dan tidak sesuai dengan perjanjian kita..."

Trista tersenyum sembari menggelengkan kepalanya pelan, ia mengerti bahwa Hanyeol mempunyai tanggung jawab besar atas pekerjaan yang ia lakukan. Tak perduli seberapa banyak dan letih-pun, Hangyeol selalu melakukan tugasnya dengan suka ria dan tidak mengeluh apapun itu hasilnya. Menerima dengan baik dan hati yang penuh suka cinta membuatnya menjadi sosok yang penuh cinta dan kelembutan disetiap pemikiran dan pergerakkannya.

"Tidak masalah. Aku akan siapkan makanannya, maukah kau tunggu sebentar?" Ujar Trista sembari perlahan mendudukan dirinya dengan tangan yang berada pada sisi kedua bahu Hangyeol.

"Biarkan aku yang melakukannya, Trista.."

Trista menggelengkan kepalanya pelan, jari-jarinya perlahan menyusuri lekuk wajah tampan milik Hangyeol yang menatapnya dengan lembut. Inilah yang ia suka dari Hangyeol selain dari sifat dan perilaku yang baik dan mengesankan. Tatapan mata dari manik hitam itu begitu membuat Trista bisa merasakan kehangatan dan cinta yang begitu membara, hanya dengan menatap manik hitam itu saja jantungnya sudah berdetak kencang dengan semburat merah yang mengisi sisi kedua belah pipinya.

Tak mudah untuk keduanya berhubungan seperti ini, setelah sadar bahwa keluarga Baek tidak menerima hubungannya bersama dengan Hangyeol membuat Trista awalnya ingin menyelesaikan hubungan mereka. Namun, Hangyeol bersikeras untuk mempertahankan hubungan mereka apapun yang terjadi. Apartement yang ia pijaki saat ini ada juga karena Hangyeol memilih untuk keluar dari mansion besar keluarga Baek saat pertengkarannya bersama sang ibu yang diakibat oleh perdebatan besar yang terjadi saat Hangyeol membawanya untuk makan malam bersama di rumah keluarga Baek saat ulang tahun ibunya.

Saat itu ulang tahun nyonya Baek yang mengundang beberapa kolega dan teman-teman besar dengan pesta barbeque ditaman belakang rumah mereka, dan di hari itu Hangyeol membawa Trista untuk hadir dengan bergandengan tangan. Saat keduanya hadir dipesta, tak sedikit teman dan kolega mengkritik perempuan yang datang dan diperkenalkan secara langsung oleh Hangyeol sebagai kekasihnya.

Seorang perempuan yang datang dari keluarga sederhana dan bekerja sebagai perawat yang sudah berdiri selama bertahun-tahun dengan jumlah kekayaan yang melebihi apapun. Mendengar banyak yang mengkritik putranya hanya karena kekasih putranya membuat Nyonya Baek marah dan merasa direndahkan. Ditengah acara, nyonya Baek berbicara dengan Hangyeol didalam rumah dengan memaki putranya sendiri karena membawa kekasihnya yang menjadi perbicangan banyak orang dan membuat mereka merasa dipermalukan.

Trista bahkan masih ingat sesaat sebelum Hangyeol menariknya untuk pergi dari rumah besar itu, nyonya Baek sempat berteriak pada mereka.

"Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah merestui kalian berdua. Bahkan jika aku matipun kalian tidak akan pernah bahagia! Aku bersumpah akan penderitaan dan kegagalan dalam hubungan kalian berdua!!!!"

Setelah kata-kata itu terlontar, Hangyeol benar-benar membulatkan tekadnya untuk keluar dari rumah besar keluarga Baek. Pria itu membeli sebuah apartement yang tak terlalu jauh dari The Grim karena memikirkan adik bungsunya Gyeol untuk selalu bersamanya. Sebagai seorang kaka, Hangyeol ingin membiarkan kehendak adiknya tetap dijalan yang sesuai dengan kemauannya tanpa terlibat dengan obsesi orang tuanya sama seperti saat ia masih kecil yang dipaksa untuk menajdi manusia terperfect dan berakhir menjadi boneka yang dikendalikan oleh kedua orang tuanya sebagai boneka tanpa arah.

"Tidak. Kau pasti lelah, istirahat saja sebentar... Hangyeol.."

Hangyeol tersenyum, tangan besarnya membawa kedua belah sang pipi Trista dan membawanya dalam ciuman tipis. Kedua belah bibir mereka menyatu dengan manik saling tertutup karena merasakan pangutan penuh kelembutan yang tertera lewat ciuman manis itu, hanya sebentar sebelum keduanya melepas pangutan dan saling tersenyum dengan Hanyeol yang tetap menangkup belah pipi sang kekasih dan kening yang saling bersentuhan.

"Aku mencintaimu, Trista.."

"Aku juga mencintaimu, Hangyeol."

Hi guys.
Jangan lupa vote key..

Salam manis

Tr

20 1 24

TRAPPED [ T A M A T ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang