13 - People you know've gone.

172 26 0
                                    

Hallo readers/siders

Happy reading


"KAU BERBOHONG!!!!"

Teriakan didepan wajah Trista yang dilakukan oleh Hangyeol membuat Trista terkejut, karena untuk pertama kalinya Hangyeol berteriak menunjukkan karakter lain yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

"Hangyeol, apa yang terjadi?" Tanya Trista dengan suara gemetar.

Hangyeol menatap Trista dengan mata penuh kemarahan dari balik kacamatanya, manik yang biasanya tersenyum padannya kini tergantikan dengan manik yang Trista tak bisa kenali lagi. 

 "Kau berbohong padaku, Trista! Kau berbohong tentang semuanya!"

Trista merasa dadanya terasa sesak mendengar tuduhan Hangyeol. Ia tidak bisa membayangkan apa yang membuat Hangyeol begitu marah padanya, namun ia tahu bahwa ia harus menjelaskan semuanya dengan jelas jika ia sudah melihat apa yang pria itu lakukan,

"Aku tidak berbohong, Hangyeol. Aku tidak tahu apa yang kau maksud," ucap Trista dengan suara yang bergetar.

"TIDAK TAHU??!" 

Hangyeol menginjak kaki Trista hingga gadis itu meringis ketika kakinya yang terkena pecahan kaca semakin terasa menyakitkan. Belum cukup sampai disitu, Trista kembali merasakan tangannya ditarik kuat oleh hangyeol memasuki ruangan yang tadinya ia masuki.

Dalam kebingungan dan kekacauan yang melanda tanpa sadar Hangyeol mendorong sang gadis, hingga Trista merasakan sepatunya tersentak keras oleh Hangyeol, membuatnya terhuyung-huyung mundur dan akhirnya jatuh ke belakang. Tubuhnya terasa sakit ketika kaki dan beberapa bagian tubuhnya menimpa pecahan kaca yang tersebar di lantai, menyebabkan rasa sakit itu menusuk-nusuk melintasi kulitnya.

"AAAHHH!" teriak Trista kesakitan, tangannya segera terangkat akibat rasa sakit dari tempat yang terluka. Darah mulai menetes dari luka-luka kecil yang disebabkan oleh serpihan kaca yang tajam hingga maniknya mulai berkaca kaca menatap kearah Hangyeol.

Hangyeol hanya menatapnya dengan mata yang menyala oleh kemarahan, tanpa sedikit pun belas kasihan dalam ekspresinya. "Kau pikir kau bisa lolos begitu saja, Trista? Kau pikir aku tidak akan tahu?"

Trista merasa seperti ditendang saat dia sudah terkapar di tanah. Tatapan Hangyeol yang penuh kemarahan menambah luka di hatinya yang sudah hancur. Dia merasa tak berdaya di hadapan sahabatnya yang sekarang tampak begitu asing baginya.

"Dengarlah, Hangyeol, aku tidak tahu apa yang kau maksud. Aku tidak berbohong padamu," Trista berusaha menjelaskan lagi, meskipun suaranya gemetar oleh rasa sakit dan ketakutan.

Namun, Hangyeol tidak mendengarkan penjelasannya. Dia menatap Trista dengan pandangan dingin yang membuatnya merasa seolah-olah dihantam oleh angin badai.

"Kau telah mempermainkanku, Trista. Dan sekarang, kau akan merasakan akibatnya," ancam Hangyeol dengan suara yang penuh dengan kebencian.

Trista merasakan getaran yang mengguncang tubuhnya ketika Hangyeol menarik kakinya dengan kasar, membuatnya merintih kesakitan. Rasa sakit yang menusuk dari luka-luka di kakinya membuatnya hampir tidak bisa bergerak, tapi ketakutannya yang lebih besar membuatnya berjuang untuk bangkit kembali.

"Aku tidak pernah memainkamu Hangyeol!! Memangnya apa yang aku lakukan sampai kau berangapan seperti itu?!!!" 

"Kau masih mencintai kakak-ku kan?!!"

Manik Trista membola ketika pertanyaan Hangyeol seakan membuat dirinya terpaku, ia bisa merasa jantungnya berdegup kencang.

"Kakak? apa yang kau maksud?"

"Apa kau sudah tahu aku bukan Hangyeol?!! Aku Gyeol!!!"

Trista semakin tak bisa menjawab, maniknya terpaku pada sosok Hangyeol yang selama ini ia kira sebagai kekasihnya. Jadi kecurigaanya selama ini benar bahwa Hangyeol yang selalu berada sisinya bukanlah Hangyeol kekasihnya melainkan adik kekasihnya sendiri Gyeol?

"Gyeol?!" desis Trista, suaranya gemetar oleh kebingungan dan kejutan. Ia mencoba memproses informasi yang baru saja dia dengar, mencoba menyatukan potongan-potongan pikirannya yang terpisah-pisah.

Hangyeol—atau seharusnya dikatakan Gyeol—menatap Trista dengan tatapan penuh emosi. "Aku Gyeol, adik kandung Hangyeol. Dan kau, Trista, kau masih mencintai kakakku, bukan?"

Trista merasa dunianya berputar. Apakah semua ini benar?

 Apakah Hangyeol—atau Gyeol—selama ini menyembunyikan identitas sejatinya darinya? 

Rasa percaya yang telah dibangunnya sekarang hancur berantakan di hadapannya.

Jika Gyeol berada dihadapanya bukanlah Hangyeol lalu dimana kekasihnya?

"Aku...Lalu dimana Hangyeol, Gyeol?!!!..." desis Trista, mencoba menahan gelombang emosi yang membanjiri dirinya.

Gyeol menatap Trista dengan ekspresi yang sulit dimengerti. Ada kebingungan, kekecewaan, dan sedikit harapan terpancar dari matanya seakan bercampur aduk dengan kebinggungan diantara mereka.

"Hangyeol... Dia pergi," ujarnya dengan suara yang lemah.

Kenyataan yang baru saja diungkapkan oleh Gyeol membuat Trista semakin terguncang. Hatinya terasa hancur karena mendengar bahwa Kekasihnya  yang selama ini ia kira selalu disampingnya tersenyata bukan kekasihnya.

"Per...pergi? Ke mana?"

Gyeol menggeleng perlahan, mencoba menemukan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan situasi yang rumit ini. Trista yang melihat itu merasakan dadanya sesak oleh rasa kehilangan yang mendalam. Hangyeol, orang yang selama ini ia kira sebagai kekasihnya, tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Semua yang dia yakini dan percayai sekarang terasa seperti ilusi yang hancur berkeping-keping.

Gyeol menatap Trista dengan pandangan yang penuh harapan, seakan-akan mencari kepastian dalam mata Trista.

"Apa kau masih mencintai kakakku?" bisiknya pada Trista dengan manik dingin.

Trista menatap manik hitam Hangyeol, merasakan sesuatu yang tampak berbeda dari biasanya hingga nafasnya tanpa sadar memburu ketika bertatapan dengan Hangyeol.

"Ak..Aku.."


Hi readers, jangan lupa tinggalkan jejak.

Salam manis

Tr

11 5 2024

TRAPPED [ T A M A T ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang