SMP - 02; Zwei

1.3K 134 4
                                    


"Untuk kali ini, tolong izinkan dia menjadi milikku"— S, E. Ximilian

****

    Suara riuh serta hiruk pikuk siswa siswi Kalistus High School kini memenuhi kantin, banyak siswa siswi yang tengah menikmati jam istirahat nya dengan mengisi perut. Di antaranya Sereia yang kini tengah duduk seorang diri sambil menyantap makanan nya.

       Suara pekikan serta jeritan histeris kini memenuhi gendang telinga Sereia ketika segerombolan siswa siswi tingkat elit berjalan masuk dengan gaya coolnya itu.

  Braga Mahesputra sosok figuran populer, kaya, cerdas. Posisinya hampir mirip dengan Sereia, namun tetap saja Braga tidak sepenuhnya mengisi jalan cerita dia hanya selingan di mana untuk menghiasi kaum elit di KHS.

"Ganteng bangettt Braga...tapi sayang udah berpawang..hiks.."

"Iya anjir, mau maju juga kalo lawan nya Sereia mah udah tepar duluan gue."

"Emang boleh mengobrak-abrik pertahanan gue?"

"Bismilah ya Allah, jalur langit!"

"Langit mana? Orang dia kristen!"

"Oh, oh, "

"Ada yang patah, tapi bukan kayu!"

"Pasti tulang punggung Lo ya?"

"Tau aja lu!"


Sereia menarik satu alisnya, oh dia lupa. Kalau di novel sosok Braga itu memiliki perasaan pada Sereia asli. Ya ampun bertambah malang nya Braga mencintai sosok Sereia yang hanya fokus mengejar juara umum.

Kembali ke topik, setelah sosok Braga yang telah membuat kantin penuh dengan pujian dan pujaan kini suasana kantin di gantikan dengan dengusan serta tatapan sinis kala sosok remaja laki-laki dengan penampilan acak-acakan nya namun tatapan datar yang tak absen menghiasi wajah rupawan nya itu.

Alistair, Yap. Dia tokoh utama itu. Ia terlihat meneliti setiap penjuru kantin tanpa menghiraukan bisikan sinis dari penghuni kantin.

Sereia yang paham jika Alistair tengah mencari tempat duduk pun sadar jika hanya tempat duduknya nya lah yang masih kosong, alhasil ujung sepatu hitam itu kini telah berada di hadapan.

Sereia tidak berani untuk mendongkak, jantungnya terlalu lemah untuk melihat pahatan sempurna tokoh utama favoritnya.

"Gue boleh duduk di sini?" Suara briton nya itu mengudara masuk kedalam indra pendengarannya dengan sopan.

Mau tidak mau Sereia mendongkak hingga matanya bertemu dengan manik hitam pekat milik Alistair, "D-duduk aja, bukan kursi pribadi ini." jawab Sereia merasa konyol dengan kegugupannya itu.

Merasa sudah mendapatkan izin dari Sereia ia bergegas duduk dan mulai menikmati makanannya dengan tenang, Sereia menegakkan tubuhnya yang sempat layu kini kembali ke posisi etika makan yang di ajarkan olehnya guru kedisiplinan nya di rumah.

"Si miskin berani banget duduk di meja nya Sereia, kalo gitu kenapa gue gak duluan aja ya yang minta izin."

"Kesambet apa coba Sereia, dia kan gak mau banget duduk sama orang asing"

"Gue takut Sereia ketularan miskin"

"Sembarangan kalo ngomong, Lo kalo mau ngerampok harta nya Ximilian pasti bakal di ikhlas in!"

SEREIA; Mencuri Peran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang