1

328 24 0
                                    

Halloww..

Ini hanya karangan, ya..
Semua tidak ada sangkutannya dengan kehidupan nyata dari setiap aktor ku..

Mohon maaf kalo ada typo..

Mohon bijak untuk merespon..
Selamat membaca dan tinggalkan sesuatu :)
























Veilstead kingdom...

Kerajaan yang luas kekuasaannya hampir dari seperempat bumi.

Tidak sembarang orang bisa menyentuhnya.

"Tidak ada alasan jika penerusku bukan darah Fairley"

Ucapan leluhur yang dipercaya bak dewa keberuntungan membawa Fairley menjadi kerajaan yang selalu makmur, terjaga, dan kuat.

Alasannya..
Entah.
Hanya para tetua yang tahu.

Ya, garis keturunannya kini sampai pada Nevanar Fairley dan Renjun Fairley.

Kelahiran mereka adalah harta karun paling berharga bagi Fairley.

Ingat..

Bagi, Fairley!

"Aku harus menjadi orang pertama yang mengetahui peningkatan kekuatan kak Nana!"

Gadis pemilik permata rubah yang selalu dipenuhi kegembiraan dan antusias.

"Tentu kau akan melihatnya, cantik"

Renjun tersenyum riang sembari berlari menuju kudanya diikuti Nevanar yang baru saja selesai menyimpan pedang diselongsong.

"Kak Nana! Kita pakai Luke saja, ya??"

Ucap Renjun yang telah menunggangi kudanya.

Maksudnya ia ingin satu tumpangan dengan kak Nana nya.

Nevanar menolehkan kepala. Ia terkekeh setelah hampir berhasil mendudukkan diri di kudanya sendiri.

Ia tentu langsung beranjak menuju sang adik setelah memberikan tali kuda pribadinya pada pengawal.

"Hei, jangan-jangan ada yang kau inginkan?"

Tanya Nevanar menggoda, ia mendongak memperhatikan paras manis sang adik.
Ia belum naik.

Renjun menggeleng ribut, bibirnya mengerucut lucu.

"Hanya ingin bersama kak Nana"

"Baiklah"

Renjun sedikit maju memberikan ruang agar Nevanar bisa duduk di belakangnya.

Ia mendongak sedikit melihat kakaknya, tersenyum membuat pipinya tambah naik.

Siapa yang tidak gemas dengan adiknya ini, astaga.

"Aw!"

Pekikan Renjun membuat tawa Nevanar meledak.

Ia segera melajukan kudanya mengabaikan Renjun yang sibuk memaki tidak berarti sekaligus mengusap kasar pipinya yang memerah.

"Ya!! Huaaa... Kak Nana menjijikkan..
air liurmu bau.. huaaaa..."

Tawa Nevanar tambah meledak.

"Hei.. hei.. aku hanya menggigit pipimu sedikit.. Ahahaha..."

"Bau!"

Renjun yang kesal kini mulai memukul pria dibelakangnya membabi buta.

"Eh?"

Oh! Hampir saja ia terjatuh jika tubuhnya tidak didekap sang kakak.

_TRAITOR_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang