11

58 9 0
                                    

Happy reading...









Jika ada yang bertanya dimana letak Renjun disembunyikan maka jawabannya adalah di hutan Nemorosa.

Tepatnya di tengah hutan itu.

Pantas jika Renjun tidak mengenali  hutan ini.

Usai pergumulan sepihak kemarin Renjun enggan keluar kamar.

Ia terlalu malas memaksakan diri. Bahkan bergerak saja tubuhnya terasa akan terbelah belah.

Nevanar benar benar menghajar kewanitaannya. Mencengkram segala sisi tubuhnya serta mencumbuinya tanpa celah.

"Aku akan kembali keistana, makanlah yang banyak setelah kau membersihkan diri"

Oh, suara lembut itu menjadikan trauma tersendiri bagi Renjun.

Tubuh lemahnya diangkat menuju kamar mandi. Sesekali ia mendesis sakit dan Nevanar akan meminta maaf lalu memperlakukannya lebih lembut.




_traitor_




Renjun memandangi pantulan dirinya dicermin. Ia merasa jijik melihat dirinya sendiri.

Gara gara knotting unmate  penampilannya berubah.

"Kenapa harus begini?"
Ucapnya mencebik.

Ia membawa surai panjangnya kedepan. Ia pandangi dengan seksama betapa pekatnya merah disurainya.

Bagaimana cara merubahnya? Renjun akan mencari bahan disekitar sini. Ia pernah membaca ada tumbuhan yang dapat menghasilkan warna.

Perlahan ia bangkit, mengambil keranjang dan berjalan pelan menuju hutan.

Sedangakan dilain sisi Jisung yang merasa kelelahan meminta kakaknya untuk beristirahat.

"Sebentar. Sepertinya didepan sana aku melihat sesuatu"
ucap Jeno menatap lurus pada sebuah jalan tikus yang sepertinya sengaja dibuat oleh tangan  manusia.

Terlihat dari cabang cabang pohon serta rumput yang dipotong rapi sedemikian rupa.

"Kalau begitu tunggu apalagi. Siapa tahu mereka berbaik hati mau menerima tamu"
keluh Jisung dengan membawa kedua tangannya pada kedua lutut.

Sebenarnya Jeno sangat ragu, sebab bagaimanapun juga ini adalah Nemorosa. Namun kasihan juga jika Jisung harus kembali menahan lelahnya.

"Baik kita kesana"

Baik Jeno maupun Jisung sempat dibuat kagum mengapa ada sebuah rumah yang cukup bagus di tengah angkernya hutan ini.

"Oh, akhirnya. Jangan terlalu banyak berpikir aku ingin cepat cepat tidur rasanya"

Mau tak mau akhirnya Jeno mengekor.

Mengucapkan kata permisi dahulu alih alih langsung merebehakan tubuh disebuah kursi seperti adiknya.

"Sebenarnya siapa penghuni disini" monolognya sembari memeriksa kamar mandi yang sepertinya belum lama habis dipakai.

Akh!

Dadanya berdenyut nyeri saat tak sengaja menghirup feromon yang begitu familiar dihidungnya.

"Tapi.. kenapa seperti ada orang lain?"

Ia menahan geramannya merasakan sakit itu datang kembali. Ia merasakan feromon tadi semakin menyengat.

"A-alpha.. Alpha Jeno.."
Renjun menjatuhkan tanaman yang baru ia dapatkan.

Jeno menoleh mendapati sosok gadis manis bersurai merah pekat tengah memandangnya sarat kerinduan.

Renjun melangkah maju. Ia ingin memeluk alphanya. Ia sungguh rindu.
Satu langkah ia maju saat itu juga nafasnya tercekat.

_TRAITOR_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang