6

96 13 0
                                    

⚠️

Perayaan hari pernikahan pangeran Fairley berlangsung selama tujuh hari tujuh malam berturut-turut.

Tepat hari ini adalah hari pertama keduanya untuk bersantai.

"Sayang, bukankah malam ini sangat indah?"

Hell tersenyum anggun sembari mengarahkan pandangan mengikuti alphanya.

Ia mengangguk setuju.

"Seperti perasaanku saat ini" ucapnya menyerupai gumaman.

"Kau mengatakan sesuatu?"

Hell terkekeh. Ia menggeleng.

"Alpha salah dengar. Sepertinya perayaan pernikahan kita membuat tenaga alphaku ini menghilang.
Mari kita istirahat"

Ajak Hell yang sayangnya tidak disetujui Nevanar.

"Bagaimana bisa kau ingin melarikan diri setelah aku menahan hasratku, hm?"

Hell menggigit bibir saat pinggangnya ditarik sang alpha.

Kedua pipinya bersemu saat merasakan sesuatu yang mengeras menekan perutnya.

"Boleh aku melakukannya, sayang?"

Sejenak Hell memalingkan wajahnya yang memanas.

Ia tersenyum lembut kemudian mengangguk.

"Apapun untuk alphaku"

.

.

.

.

.

Hell menangis meminta ampun saat hal tak terduga menimpa dirinya.

Ia tidak tahu sisi sang alpha yang ini.

Juga, ruangan terkutuk ini. Ia rasa ini akan menjadi ruangan yang paling ia takuti.

.

Sesaat sebelumnya..

"Hnghh baby, kau siap menjalankan tugasmu, hmhh?"

Hell yang tubuhnya terhentak keras hanya bisa mengangguk ribut.

"Katakan"

"Ahh, iyy,, yaahhh.. aku.. shh siyyap nghh!"

Belum juga menerima pelepasannya Hell harus dikejutkan dengan Nevanar yang tiba-tiba membawa tubuhnya keluar kamar.

"Alpha! Jangan gila!" Peringatnya tak digubris Nevanar.

Pria itu berjalan santai dengan menahan Hell ala koala agar tidak melepas penyatuannya dan kabur.

"Tenang, baby. Lorong ini sudah di kosongkan"
Ucapnya tenang penuh gairah. Kini langkahnya sudah sampai di tempat tujuannya.

Meski begitu Hell tetap malu. Maka ia memejamkan mata seakan itu bisa menutupi rasa malunya.

Nevanar memilih benda yang ia butuhkan lalu membawa tubuh sang mate ke sebuah meja empuk yang hanya bisa memuat punggungnya.

"Buka matamu"

Perlahan Hell membuka mata dan begitu terkejut saat merasakan kejutan dikedua putingnya.

"A..apa.. yang kau.. lakukan.. alpha.."

Ucapnya susah payah saat Nevanar kembali menggerakkan pinggulnya, keluar masuk.

Pria itu juga menarik-narik rantai penghubung clamps yang menjepit kedua puting Hell.

Setelah bermain beberapa saat kemudian Nevanar benar-benar merealisasikan perkataannya dahulu pada sang ayah.

_TRAITOR_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang