5. Ketahuan

1.4K 109 3
                                    

.
.
.

Yuka membuka matanya dan mulai sedikit bergerak.

"Ukh!" Ringisnya, rasa sakit karena jahitannya masih terasa. Namun sudah lebih baik daripada saat dijahit tadi.

Lho?

Ia merasakan kejanggalan, ia meraba wajahnya.

Tunggu, kenapa wajahku terbuka? Sejak kapan-

Seketika ia ingat kejadian ketika dijahit tadi.

Sanemi... Dia sudah melihat wajahku... Tapi kenapa tak ada reaksi darinya?

Atau jangan-jangan...

Dia tidak mengenaliku lagi?

Tiba-tiba seseorang datang masuk ke kamar, membuat Yuka menoleh.

Lelaki bersurai putih itu datang membawa makanan di tangannya kemudian duduk di hadapan Yuka yang masih tengkurap di futon.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanyanya.

Yuka menundukkan wajahnya malu. Ia belum terbiasa dengan dirinya yang tidak menutupi wajahnya di depan Sanemi.

"Sudah lebih baik... Maaf merepotkan Anda, Shinazugawa-sama..." Jawabnya pelan.

"Kau pasti belum makan sejak pagi tadi, jadi sekarang kau harus makan. Angkat kepalamu," kata Sanemi sambil menyodorkan sesuap makanan.

Yuka menurut, ia sedikit menaikkan kepalanya dan menerima suapan dari Sanemi.

"Sampai lukamu sembuh, kau tidak boleh bekerja. Aku bisa mengurus diriku sendiri selama itu," ujar Sanemi sambil menyuapi Yuka.

"Huh? Tapi-"

"Jangan khawatir, gajimu tidak akan dipotong," sela Sanemi.

Kenapa dia tahu apa yang aku pikirkan? Batin Yuka.

"Dan selama itu juga, kau harus tidur disini," perintahnya.

Tidur disini... Bersama Sanemi?

"Tidak ada penolakan," ujar Sanemi ketika melihat Yuka yang hendak protes.

"Kalau aku tidak mengawasimu, kau pasti akan bekerja seenaknya. Aku tidak mau seseorang yang bekerja di bawahku sakit karena aku tidak memperhatikannya," tambahnya.

Meskipun sifatnya kasar, dia tetap bisa bersikap baik di saat tertentu...

Yuka tersenyum lembut. Ia perlahan duduk sambil menutupi dirinya dengan selimut.

"Shinazugawa-sama, bisakah anda mendekat kemari?" Pinta Yuka.

Sanemi sedikit bingung dengan permintaan Yuka, namun ia tetap mendekat dan duduk di hadapan Yuka.

"Aku sudah disini, sekarang katakan apa maumu-"

Tanpa membiarkan Sanemi menyelesaikan kata-katanya, Yuka tiba-tiba menciumnya tepat di bibir.

Tak lama, Yuka melepas ciumannya dan menunduk malu.

"Maafkan kelancangan saya ini, Shinazugawa-sama. Tapi saya tidak tahu lagi bagaimana harus membalas kebaikan anda..." Jelasnya.

Setelah ini, Sanemi pasti akan marah karena dirinya yang tiba-tiba mencium seenaknya, dan ia siap menerima kemarahan itu. Bahkan jika ia diusir pun ia siap, itu malah lebih baik untuknya.

Begitulah perkiraan Yuka yang ternyata salah kaprah.

Bukannya marah, Sanemi malah balik menciumnya.

"Umph?!" Yuka kebingungan, ia berusaha mendorong dada Sanemi agar menjauh darinya.

KAZEBASHIRA-SAMA ( Shinazugawa Sanemi [ KnY ] FanFiction )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang