Kesempatan ingin bertemu denganmu

534 43 3
                                    

"Toy, bangun toy"

"Kak shani?"

"Ngapain kamu disini?"

"Loh kakak disini ngapain? Kenapa kakak pakai baju putih? Dan? Itu mamah ya? Kok sama sama pakai baju putih? Emangnya kalian mau kemana?"

"Anak mamah sudah besar ya..."

Chirsty berlari dan memeluk tubuh mamahnya erat. Dia sangat merindukan sosok mamah setelah di tinggal pergi ketika ia masih TK.

"Hikss, mah. Toya kangen. Kenapa mamah harus pergi tinggalin toya selamanya?"

"Maafin, mamah ya nak"

"Mamah, aku takut. Takut dengan papah yang sudah menjadi kasar, semenjak mamah pergi tinggalin kita semua"

"Maafin, mamah ya nak"

"Jaga diri ya, toy"

"Kak? Mamah? Kalian mau kemana?! Kenapa tubuh kalian perlahan lahan akan menghilang? Tubuh mamah juga"

"Maafin mamah ya"

"Jaga diri kamu baik baik"

"Mamah! Kakak!"
.

.

.

.

.

.

.

"Toy!"

Christy terbangun dari tidurnya.

Hanya mimpi kan? Tapi kenapa terlihat nyata.

Ia mencoba melirik kearah kiri kanannya. Dan mendapati teman teman adel dan teman temannya juga yang turut menemani chirsty yang sedari tadi malam tertidur di ruangan tempat dimana shani di tanganin oleh tim medis.

"Loh kok aku disini?"

"Adel yang pindahin kamu di sini"

"Kak shani mana?"

"Toy, kamu ga ingat? Kak shani masih di dalam, dan sekarang di gantikan oleh kak gracia, kakak nya zee"

"Kak gracia?"

"Iya"

"Siapa yang bawa aku disini?"

"Toy, kamu sedari kemarin, pingsan kata dokter. Dan dia pikir kamu tidur biasa, ternyata kamu pingsan"

"Pingsan?"

Christy mencoba memegang jidatnya, dan bingung benda apa ini yang sedang menempel di jidatnya.

Saat hendak membukanya, tangannya langsung di tahan oleh adel.

"Jangan di buka"

"Loh kenapa? Menganggu tau"

"Itu perban toy, jidat kamu dari kemarin berdarah. Dan dokter baru menyadarinya, dan suruh suster pindahin kamu di ruangan lain. Dan kata susternya kamu sakit dan badan kamu panas banget. Makanya di infus dulu, sampai kamu sehat lagi" ucap adel.

"Kak shani sudah sadar?"

"Belum toy, kata dokter. Saat ini kondisinya semakin buruk"

"Sudah 2 hari ya?"

"1 hari, toy bukan 2 hari"

Christy terdiam.

Adel berjalan mendekati ranjang christy dan memeluk tubuhnya erat. Hal itu membuat chirsty menangis di pelukan adel sambil memukul dada adel dengan kuat.

Sakit. Ini benar benar sakit, bagaikan di tusuk jarum bertubi tubi. Adel memeluk erat tubuh chirsty, hal itu membuat chirsty menangis sejadi jadinya. Apakah ia akan berpisah dengan orang yang dia sayang untuk selamanya? Apakah ia bisa hidup tanpa sesosok kakak yang dia sayangi?.

"Kak shani......"

"Sudah toy, sudah saatnya. Kita harus kehilangan orang yang kita sayang. Takdir sudah menentukan pilihan nya. Kita tidak bisa berbuat apa apa lagi, selain harus mengikhlaskan kepergiannya"

"Ga mau kehilangan kak shani. Hanya dia yang toya miliki"

"Sesayang itu ya, sama kak shani" batin adel.


                               *****


"Shan, ini sudah 4 hari kamu belum sadar juga. Sekarang sudah 1 hari"

Gracia mengajak shani berbicara. Walau, dipenuhi oleh banyaknya alat medis di tubuhnya. Bahkan, mulutnya pun terpasang oksigen.

"Aku dengar kamu kena kanker stadium akhir ya? Pantasan saja kamu tidak mau memberitahu ku soal tentang dirimu"

Gracia mencoba untuk tidak menangis. Dia pun berjalan menuju kursi di samping ranjang shani. Dan duduk di kursi itu.

Tidak lupa, ia memegang tangan shani dengan erat. Ia mencoba untuk mengajak shani berbicara. Walau itu, sangat mustahil bagi gracia. Shani tidak akan pernah bangun dari tidur nyenyaknya sampai akhir hidupnya berakhir di hari esok atau nanti.

Gracia tidak lupa mencium tangan shani dan mendoakannya agar Tuhan memberikankan dia kesempatan untuk hidup lebih lama lagi. Walau, hanya sebentar saja. Tapi, ia harus bertemu dengan orang yang ia sayang. Sebelum pergi untuk selamanya.

Tanpa gracia sadari, air mata shani menetes di samping bola matanya. Gracia hanya bisa memeluk tangannya dan berdoa terus menerus. Agar, shani bisa bangun dari masa kritisnya.

"Semoga, Tuhan. Akan memberimu kesempatan untuk bangun dari masa kritismu, untuk menemui orang yang kamu sayang. Sebelum, hidupmu berakhir di esok hari atau nanti" ucap gracia.

Tiba tiba jari shani perlahan bergerak. Hal itu membuat gracia terkejut dan segera memanggil dokter.

"Makasih, Tuhan. Sudah memberikan dia kesempatan untuk bangun dari masa kritisnya. Makasih, Tuhan. Aku sangat berterimakasih kepadamu"

Dokter pun datang dan memeriksa kondisi shani.

Dokter tersenyum dan menatap gracia.

"Syukurlah, kondisi pasien kini mulai membaik dan telah melewati masa kritisnya"

"Serius dokter? Tidak bohong kan?"

"Tidak, gracia. Dokter benaran mengatakan hal itu"

"Syukurlah"

"Saya permisi dulu"

Dokter pun keluar dari ruangan shani.

Gracia sangat senang dan berterimakasih pada Tuhannya yang telah mengabulkan doanya.

"Akhirnya, shan. Kamu melewati masa kritis kamu. Aku harap kamu bisa menemui orang yang kamu sayang untuk terakhir kalinya. Walaupun, hanya sebentar"

"Dan aku hanya ingin, ketemu kamu untuk terakhir kalinya, shan. Sebelum kamu pergi untuk selamanya dan meninggalkan mereka untuk selamanya, termasuk adek kamu"

                               ****









Shani & 5 hari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang