Situasi yang tidak bisa di kendalikan

588 45 2
                                    

"Shani? Kenapa kamu ada disini?"

"Mamah?"

"Iya ini, mamah. Sekarang kamu sudah besar ya"

"Mamah, aku kangen"

Shani memeluk tubuh sang mamah dengan erat. Begitu rindunya dia dengan mamahnya yang telah meninggalkan dirinya sejak dia masih SD kelas 1. Sekarang dia bertemu dengan mamahnya.

"Iya, nak. Mamah juga"

"Mah, ayo sini, ikut shani. Pasti papah kangen mamah"

"Maaf, mamah bukannya tidak bisa. Tapi kamu dan mamah itu sudah beda dunia"

"Maksud mamah?"

"Jaga christy ya dengan baik baik. Mamah yakin kamu bisa menjaganya dan jagain papah ya"

"Mah? Loh mamah kemana? Mamah! Mamah!"





























"MAMAH!"

"Kak shani, are u okey?"

Christy langsung memeluk tubuh sang kakak dengan erat. Shani benar benar tidak percaya dia bisa bertemu dengan sang mamah dalam mimpinya. Namun, mamahnya perlahan lahan menghilang sambil tersenyum manis sama seperti shani.

Shani menangis di pelukan christy, karena memimpikan sang mamah yang dia rindukan selama dia masih SD kelas 1.

Namun, hal itu membuat dirinya harus kehilangan orang yang dia sayang. Karena satu kejadian yang membuat dirinya takut untuk memiliki mamah pengganti.

Tapi, kejadian itu tidak bisa kita jelaskan. Karena benar benar di luar nurul. Mau tau? Diakhir aja deh.

"Sudah ya, kak? Mamah sudah tenang disana. Dan mamah pasti akan terus menyemangati kak shani agar cepat sembuh"

"Toy..... Aku ga mau ninggalin kamu"

Christy hanya bisa diam dan tidak mengeluarkan satu kata apapun dari bibirnya. Dia hanya bisa menahan air matanya yang akan jatuh. Dia hanya mempererat pelukannya pada sang kakak yang sedang berjuang melawan penyakit yang dideritanya semenjak mamah meninggalkan mereka saat masih SD.

"Kak, christy ga mau kehilangan kakak untuk kedua kalinya. Cukup mamah aja, kakak jangan. Christy yakin kakak bisa sembuh"

Christy memeluk tubuh shani dengan erat sampai keduanya pun tertidur pulas dengan keadaan christy memeluk tubuh shani.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Situasi yang tidak bisa terkendalikan di alami oleh Shania Gracia atau gracia. Saat ini, dia terus memikirkan shani. Karena sedaritadi telponnya tidak di angkat. Bahkan, zee yang melihat kakaknya yang gelisah langsung menghampirinya.

"Kak, kenapa sih? Dari tadi gelisah mulu. Kenapa? Ada masalah?" Tanya Zee.

"Gpp"















"Jangan bilang kakak gelisah karena kakaknya Christy masuk rumah sakit, kan?"

Gracia langsung menoleh kearah zee dan berjalan kearahnya dengan tatapan yang tidak bisa di tebak oleh zee. Saat ini, situasi tidak bisa di terkendalikan. Karena gracia menatap mata zee dengan tatapan yang sama sekali zee tidak bisa deteksi secara langsung.

"Kak? Kenapa? Menatap zee kayak gitu?"

"Katakan, dimana shani saat ini"

Zee tidak bisa menjawab pertanyaan dari gracia. Dia juga sudah berjanji pada adel untuk tidak memberitahu tentang keberadaan shani saat ini.

"JAWAB!"

"A a a aku g g g ga tau, kak" ucap zee terbata bata.

Kini, gracia terus menatap zee tanpa mengedipkan matanya sekali pun. Dia ingin tahu dimana keberadaan shani sekarang.

Zee harus menjalankan tugasnya untuk tidak membuat adel marah kepadanya. Kalau dia melanggarnya. Maka, nyawa Zee dalam keadaan antara mati atau hidup selamanya.

"Jawab, azizi"

"Kakak kenapa sih? Tanyain kak shani terus? Emang kaka ada hubungan apa dengan kak shani? Kenapa kakak paksain zee untuk memberitahu keberadaan kak shani dimana? Kakak gila? Kak shani bahkan tidak mau di ganggu oleh kakak sendiri. Kenapa kakak terlalu ambisius untuk mengetahui tentang hidup kak shani. Sampai tanyain tentang keadaannya"

"Jawab aku! Dimana keberadaan shani?!"

"Kak gracia! Cukup!!!"

"ANJING"












"Shania Gracia! Apaan kamu ngomong kasar sama adek kamu sendiri"

"Papah?"

                                ****



Shani & 5 hari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang