Aku takut kehilangan dirimu

366 43 1
                                    

Gracia duduk di belakang rumah sakit. Ia sesekali menatap langit di atas, entah apa yang di pikirannya. Ia benar benar takut kehilangan shani apalagi mereka berteman sejak kecil.

Saat asik menatap langit, tiba tiba hpnya berdering dan ia mengambil di saku celananya.

"Zee?"

Gracia menggesek tanda hijau itu dan menempelkan hpnya di telinganya. Saat baru mau mengatakan ada apa.

Tiba tiba ia mendengar suara tangisan dari zee. Hal itu membuat dirinya seketika langsung bangkit dari duduknya dan berlari masuk ke dalam.
















"Ada apa?"

Gracia sudah tiba. Ia melihat zee menangis, entah apa yang terjadi padanya.

"Kenapa menangis? Ada apa, azizi?" Tanya gracia.

"Hiks, kak. Kondisi kak shani kembali memburuk"

"Memburuk?"

"Iya, gracia. Tiba tiba saja banyak dokter yang berlarian menuju ke ruangan ini. Bahkan, saat dokter keluar dari ruangan shani. Ia mengatakan, kalau kondisi nya kembali memburuk"

Badan gracia seketika lemas dan hanya bisa terduduk di lantai. Zee pun mendekati kearah gracia dan memeluknya erat.

Bahkan, mereka pun disana hanya bisa diam selain menangis. Bahkan, adel disana pun terkejut mendengar bahwa kondisi shani kembali memburuk. Hal itu di dengar oleh christy yang sudah sadar dari pingsannya.

"Bagaimana bisa, sialan"

"Gue ga tau"

"Jelasin"

"Awalnya dokter bilang kondisinya sudah baik baik saja. Cuman tiba tiba kondisinya memburuk, dan kata dokter...." Ucapan indah terpotong, ia tidak sanggup mengatakan bahwa kanker yang di derita shani sudah semakin memburuk. Hal itu membuat dia kembali kritis.

"Katakan! Apa kata dokter?" Tanya adel.

"Del, harap lo jangan marah ya"

"Ya apa, sialan?"

"Kata dokter.... Kanker yang di derita shani sudah semakin memburuk dan kanker itu hampir merusak saraf otaknya. Bahkan, ia juga sudah kehilangan banyak darah, dan stok disini sudah habis. Tapi untung nya ada beberapa dari orang sini yang menyumbang darahnya pada shani. Dan mohon maaf, del"

"Maaf apa, indah!"

"Waktu hidup shani hanya 24 jam"

"24 jam? Kak shani  bakal tinggalin aku gitu?"
















"Christy?"

Ya, ternyata pemilik suara itu berasal dari christy. Adel takut, kalau christy tidak sadarkan diri lagi.

"Ngapain disini?"

"Emang kenapa? Aku cuman mau ketemu kak shani"

"Tenang dulu, kondisi mu tidak baik. Istirahat dulu" ucap gita.

"Ga mau! Mau ketemu kak shani!"

Christy terus memaksakan dirinya untuk menemui shani, ia ingin bertemu dengan kakaknya sebelum 24 jam itu berakhir. Adel tidak tau harus berbuat apa lagi, selain bisa diam.

"Marsha, aku mau ketemu kak shani" ucap christy pada marsha yang hanya bisa menundukkan kepalanya kebawah. Ia tidak berani menatap wajah christy.

"Kak"

"Christy tenang dulu okey? Tunggu dokter keluar dari ruangan kakak kamu, dan kamu minta izin ke dokter, untuk menemui kakak kamu di dalam sana, ya? Sini, kak chika peluk kamu"

Christy berjalan kearah chika sambil membawa tiang infus nya dan memeluk tubuh chika.

Di sisi lain, gracia hanya bisa diam dan menangis sambil di peluk oleh adeknya yaitu zee.

"Apakah ini akan berakhir? Shan, jangan pergi. Aku tadi melihatmu baik baik saja, tapi kenapa? Keadaanmu kembali memburuk"

"Kak jangan nangis terus, kak shani bakal baik baik aja di dalam sana" ucap zee.

"Gracia, maafin gue" ucap adel.

Gracia tidak menatap adel, ia hanya fokus menangis di depan pintu ruangan shani. Adel bingung harus bagaimana lagi, selain berlutut di hadapan gracia yang menangis sambil dipeluk oleh zee.

Ia mencoba untuk menyuruh zee melepaskan pelukannya itu, biarkan dia saja yang memeluk gracia yang sedang menangis. Ia tau, ini adalah salah dia, tapi mau gimana pun, ia hanya menjalankan tugasnya untuk tidak membocorkan rahasia tentang shani. Dan itu juga perintah dari shani sendiri bukan dirinya sendiri.

Adel memeluk tubuh gracia erat, ia juga menangis di pundak gracia. Ia tidak ingin kehilangan orang yang dia sayang. Apalagi shani adalah kakak sepupunya.

Ia juga harus melindungi christy. Itupun perintah dari shani sendiri. Ia menyuruh adel untuk menjaga christy, jika ia tidak ada di dunia ini untuk selamanya.

                                *****

Shani & 5 hari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang