24 jam itu terlalu cepat bagiku

467 38 2
                                    

24 jam? Itu sangat cepat bagiku. Entah kenapa, aku merasakan kegelisahan dalam diri sendiri. Aku takut kehilangan dirinya, aku takut orang yang menyayanginya akan merasakan kehilangan yang sama seperti diriku.

Apa yang harus aku lakukan? Selain berdoa pada Tuhan untuk meminta kesembuhan kepada teman masa kecil ku.

Aku baru tau, ia teman masa kecilku. Kenapa aku tidak menyadarinya? Mengapa aku tidak mengingatnya? Kenapa ia bisa mengingat nama itu di dalam ingatannya? Apakah ia baru mengakui bahwa aku adalah teman masa kecil dulu?.

Aku hanya bisa menatap dirinya di luar jendela. Aku melihat dia sedang berjuang untuk bertahan hidup. Namun, hidupnya hanya memiliki 24 jam saja bukan selamanya.

Aku hanya bisa menangis. Aku tidak tau harus berbuat apa lagi, aku ingin dia sembuh dari penyakit yang di deritanya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Sudah ada perubahan dengan kondisi pasien?" Tanya dokter pada suster.

"Sejauh ini, belum ada tanda tanda"

"Begitu ya, detak jantungnya?"

"Sejauh ini, detak jantungnya menurun"

"Baiklah, siapkan alat pacemaker. Kita akan menormalkan detak jantungnya. Agar ia bisa bertahan hidup"

"Dok, hidup pasien hanya 24 jam. Ia tidak bisa berlama lama di dunia ini. Ia hanya butuh waktu untuk menghabiskan waktunya pada orang yang ia sayang"

"Kita harus melakukan ini sebaik mungkin, apapun itu"

"Iya dok"

"Bismillahirrahmanirrahim"

Merekapun menjalani kewajiban sebagai seorang penyelamat. Walau, pasien yang mereka tangani, tidak akan selamat. Karena kanker yang di deritanya, sudah semakin buruk dan hampir menguasai saraf otak pasien yang sedang berjuang antara hidup dan mati.
















                               *****

Mereka menunggu kabar dari dokter dari ruangan shani.

Saat sedang menunggu, tiba tiba dokter keluar dari ruangan shani. Merekapun segera berjalan kearah dokter itu.

"Gimana keadaannya?"

"Kondisi pasien kembali membaik, setelah, kami berusaha untuk semaksimal mungkin"

"Alhamdulillah, jadi? Apakah pasien akan di pindahkan ke ruangan ICU?"

"Hm, mungkin iya. Tapi, ingatan pasien tidak bisa kami pulihkan. Karena ia benar benar hilang ingatan secara total"

"Kak shani....."

"Sabar ya, kak shani akan mengingat nama kamu. Sekarang berdoa yang terbaik ya untuk kakak kamu"

"Cup cup, jangan nangis ya? Ada kak chika kok disini. Kami semua disini, akan menjadi kakakmu dan akan melindungi kamu dari berbagai macam kejahatan di dunia ini. Kami berjanji akan selalu di samping mu, christy"

Christy terharu.

"Baiklah, saya pamit dulu. Dan pasien akan kami pindahkan di ruang ICU"

"Terimakasih dokter"

Dokter tersenyum dan meninggalkan mereka disana.

"Akhirnya, kak. Kondisi kak shani sudah kembali membaik, sekarang... Kak shani akan di pindahkan ke ruang ICU"

"Tapi.... Ingatan kak shani belum pulih, ia hanya bisa mengingat nama kak gracia saja bukan nama kita"

"Mungkin hanya itu saja yang di dalam ingatan shani, kita juga tidak tau mengapa ia bisa mengingat itu. Apakah ia memimpikan tentang masa kecilnya?"

Mereka pun bingung dan bertanya pada gracia soal ini. Tapi, ia tidak tau mengapa nama itu bisa di ucapkan di bibirnya.

"Okelah, kalau gitu. Kita pulang aja dulu okey? Kita sudah beberapa hari disini"

"Benar sih kata, oniel"

"Yaudah, kalian pulang dulu. Nanti gracia akan temani shani, adel akan temani christy"

"Mau ketemu kak shani!" Ucap christy.

"Toy, kamu harus istirahat. Kamu akan ketemu kak shani kok kalau kamu sudah pulih"

"Tunggu sampai kak shani tiada gitu? Baru bisa ketemu dia?" Ucap christy yang membuat mereka terdiam sejenak.

"Kamu akan menemuinya, tapi aku akan menemanimu. Tapi, aku ingin kamu jangan menangis, jika ia tidak mengingat namamu"

"Kak gracia?"

"Benar toy, aku tidak bohong. Bahkan, shani tidak mengingat namamu, dan mengatakan bahwa ia tidak memiliki adek. Aku tau ini efek karena benturan itu. Tapi tolong, jangan salahkan aku"

"...."

"Jangan menangis toy, ini sudah takdir dia seperti ini"

"Aku tidak nangis"

"Ya sudah, sekarang kita menunggu kakak kamu di pindahkan di ruangan ICU. Sekarang, kamu istirahat dan makan ya? Jangan lupa, del. Gantiin pakaian christy ya? Aku akan menyuruh zee untuk pulang dan membawakan ku pakaian"

"Kakak bakal disini?"

Gracia menganggukkan kepalanya.

Zee sebenarnya ingin disini saja menemani kakaknya di rumah sakit sakit. Tapi, ia sudah di kode untuk pulang, dan tidak lupa mengambil pakaiannya.

Ia tidak ingin adeknya terus disini, karena ia harus sekolah. Takutnya, nanti ayah dan mamah mencari zee.

"Yaudah, kak. Zee pulang dulu. Takutnya mamah dan ayah cariin, Zee"

"Jangan lupa bawain pakaian kakak ya"

Zee mengangguk dan bergegas kembali ke rumah dan tidak lupa mengambil pakaiannya kakaknya di rumah.

Gracia tidak ingin zee ketinggalan pelajaran, hanya karena ingin menemaninya di rumah sakit, sampai kondisi shani benar benar 100% pulih.

Bahkan, adel meminta tolong sama flora untuk mengambil bajunya dan juga baju christy.

Sebenarnya yang akan mengambil baju christy itu adalah mamahnya chika, karena ia tau, kalau christy dekat dengan Chika. Jadi dia berniat untuk mengambilkan bajunya. Ia sudah menganggap christy sebagai anaknya sendiri. Bahkan, chika menganggap christy sebagai adeknya sendiri, karena ia anak tunggal dan tidak memiliki adek.

                               *****





Shani & 5 hari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang