Bab 4 : What is this?

13 5 0
                                    

" Arghhh, kenapa sih perasaan gue? "

Enjoy
......

14:38, Jum'at
Warung teh Wati
Bandung.

Warung teh Wati yang sedari tadi dipenuhi oleh siswa-siswi dari Sma Bandoeng krijger, nama yang diambil dari bahasa Belanda, krijger yang berarti pejuang sedangkan Bandoeng penulisan kota Bandung dalam bahasa Belanda, maka jika diartikan sebagai Pejuang Bandung.

Sudah menjadi hal yang lumrah jika warung tersebut pelanggannya didominasi oleh murid-murid dari Sma BK, walaupun sesekali ada murid dari sma lain yang berkunjung itupun biasanya bukan di jam pulang sekolah.

Walaupun waktu kini menjelang sore hari, warung tersebut masih terbilang cukup padat, walaupun tidak sepadat ketika jam pulang sekolah, ada beberapa murid yang sudah memutuskan untuk pulang karena jam pelajaran dihari Jum'at hanya sampai pukul 11:45, sisanya dipakai untuk kegiatan ekstrakurikuler.

Warung teh Wati terbilang cukup besar, dengan halaman yang luas dapat menampung sekitar 40 sampai 70 kendaraan bermotor, ditambah warung tersebut memiliki bagian outdoor yang di isi beberapa meja dan kursi, bagian dalam yang terbagi menjadi 2 ruangan, ke 2 ruangan tersebut dipenuhi dengan meja dan kursi yang cukup menampung 8 orang per meja, bahkan kadang 1 meja yang harusnya hanya menampung 8 orang bisa menjadi 10 orang walaupun harus mengambil kursi dari meja sebelah.

Seperti nya sudah cukup untuk menggambarkan warung tersebut, kini kita beralih pada sekelompok remaja yang sedang asik mengobrol.

" Gimana udah dapet belum villa nya ian " pertanyaan dari Aldi membuat pemilik nama menoleh padanya.

" Udah nih, urang ada beberapa pilihan " balasnya sembari menunjuk handphone nya yang berisi beberapa foto dari 4 villa yang berbeda.

" Yang ini bagus nih, terus view nya juga enak langsung city light kalo malem " kini Sarah memberikan pendapatnya sembari menunjuk salah satu gambar villa di handphone milik Tian.

" Iya, apa nama villanya " timpal Lia yang sepertinya sependapat dengan Sarah.

" Bentar " balas Tian menarik handphone nya kembali sembari mengetikan sesuatu.

" Ohh, yang ini namanya Green View Lembang " sambung nya.

" Gimana kalian mau yang ini? " kini Mahesa yang bertanya pada teman-temannya.

" Yaudah itu aja " balas Sarah yang diangguki Lia.

" Sabar njing liat dulu harganya " celetuk Zaky yang kini tampak memperhatikan harga dari villa tersebut.

" Dua juta delapan ratus per malam, empat kamar plus kamar mandi di setiap kamarnya terus ada kolam renangnya sama fasilitas lainnya " ujar Tian sembari membaca deskripsi villa tersebut.

" Gimana kalian sanggup? " tanya Mahesa pada ke 6 nya.

" dua juta delapan ratus bagi tujuh orang berapa " tanya Vino kini sedang mencoba menghitung menggunakan kedua tangannya.

" masing-masing empat ratus ribu gimana " timpal Lia sembari menunjukan hasil kalkulator pada handphone nya.

" Ck, curang pake kalkulator " ujar Vino tak terima, yang hanya di tanggapi Lia dengan dengusan malas.

" Kita genapin aja lima ratus ribu per orang, seratus ribunya buat patungan uang makan "

Ucapan Mahesa barusan ditanggapi dengan anggukan oleh ke 6 nya.

" Yaudah urang coba DP dulu aja ntar sisanya lunasin pake cash " timpal Tian yang kini sudah sibuk berbalas chat dengan pemilik villa tersebut.

" Oh bisa ni dp dulu katanya, tapi minimal satu juta kalo cancel uang kembali cuma lima puluh persen " sambung nya tanpa mengalihkan pandanganya dari handphone nya.

Mahesa [ On going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang