Bab 5 : Wrong feeling?

12 5 0
                                    

" Apa perasaan ini salah? "

Enjoy
........

06:05, Sabtu
Rumah keluarga Baswara
Bandung.

Embun dan kabut tipis kini masih menyelimuti kota Bandung, udara dingin yang kian menusuk pada pori-pori kulit membuat beberapa orang ngan beranjak dari tempat tidurnya, kicauan burung yang saling bersahutan kini menjadi satu-satunya alunan musik alami yang melengkapi suasana pagi hari ini, sang mentari yang masih malu-malu untuk menampakkan dirinya membuat siluet cahaya indah di langit, gumpalan-gumpalan putih raksasa nampak percaya diri diatas sana.

" Sa kamu berangkat jam berapa? "

" Bentar lagi bu ini lagi ngecek ulang barang bawaan Esa takutnya ada yang ketinggalan " balasnya yang kini masih sibuk mengecek tasnya.

" Udah lengkap sih " gumamnya.

" Kamu bawa motor sa? " kini suara berat dari sang ayah terdengar.

" Bawa yah tapi ntar ditinggal dirumah Tian, berangkatnya pake mobil Tian " balasnya.

" Yasudah kalian hati-hati yah " nasehat sang ayah.

" Iya yah "

Ting....

Notifikasi dari handphone miliknya membuatnya mengalihkan atensinya.

___________________________________________________

Sarah

P
Jemput gue Sa jam
segini ojol susah.

                                 06:12.

Yaudah gue yang jadi
  ojolnya jadi lu bayar
ke gue.

06:12. 

Dih itungan banget lu.

                                 06:13.

Bodo, dah lu siap-siap 
bentar lagi gue jemput.

06:13. 

Okey.

                                06::13    

___________________________________________________

Ia hanya membaca pesan tersebut tanpa berniat membalasnya.

Kini ia berjalan menuju kedua orangtuanya yang sedang menikmati sarapannya. " Yah, Bu esa berangkat yah " pamitnya sembari menyalami kedua orang tuanya.

" Gak sarapan dulu kamu sa? " tanya ibunya.

" Ntar aja dijalan mau jemput Sarah dulu " balasnya.

" Yaudah sana, hati-hati jangan ngebut bawa motornya "

" Iya bu, Esa pamit yahh " ujarnya sembari melenggang pergi.

06:30, Sabtu
Rumah Sarah
Bandung.

Suara mesin motor kini yang berhenti tepat didepan rumahnya, membuat sang pemilik rumah tersebut buru-buru keluar dari dalam rumahnya sembari menggendong tas ransel yang cukup besar.

" Atas nama Sarah Apriliani " candanya menirukan seorang ojol.

" Iya benar, ada keperluan apa yah " balasnya mengikuti candaan yang diberikan Mahesa padanya.

Mahesa [ On going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang