7.Mas kurir (END)

12.4K 153 5
                                    

Daffa sedang di rumahnya sendiri sekarang ini. Papanya ada urusan di luar begitu juga dengan abangnya.

Bersantai di kursi sambil bermain ponsel, Daffa melihat-lihat koleksi para pejantan yang sudah dia masukin lubangnya.

"Hm, lihat-lihat foto gini malah jadi sange gue. Huh, mau coli juga males." Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi beberapa kali.

"Tamu?" Daffa beranjak dari sofa dan berjalan ke pintu depan. Saat membukanya, ternyata itu adalah seorang kurir.

"Permisi, ini rumahnya mas Kristian?" Daffa tidak menjawab karena terpana oleh wajah kurir itu. Ya sebenarnya wajahnya seperti pada umumnya, tapi entah kenapa nafsu Daffa memuncak melihatnya.

 Ya sebenarnya wajahnya seperti pada umumnya, tapi entah kenapa nafsu Daffa memuncak melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"E-eh, iya mas. Tapi orangnya nggak ada, saya aja yang nerima."

"Oh iya dek, ini ya paketnya. Lima puluh ribu."

Daffa lalu menyuruh kurir itu sebentar karena dia akan mengambil uang. Saat kembali, dia melihat kurir itu memunggungi nya.

"Hm, mungkin bisa main-main sebentar kali ya?" Saatnya beraksi.
Daffa berjalan pelan mendekati kurir dan tepat saat sudah dekat, dia langsung menepuk pundaknya.

"Mas bakalan nurut sama apa aja yang saya lakuin!" Kurir itu nampak mengangguk.

Daffa menjauhkan tangannya dan seperti biasa, berpura-pura tidak ada apa-apa.

"Mas, ini uangnya." Kurir itu berbalik dan mengerjapkan matanya sebentar.

"E-eh, iya dek. Makasih ya."

"Ngomong-ngomong, mas nya namanya siapa?"

"Nama saya Rozin dek." Kurir itu menjawab sembari memasukkan uang ke tas pinggang nya.

Daffa sedang berpikir bagaimana caranya mengerjai tukang paket ini. Sampai dia terpikirkan satu cara, tapi dia ragu akan berhasil atau tidak.

"Hm, coba pakai pikiran kali ya? Rozin, kalau gue mainin jari gue, Lo bakal terangsang hebat!"

Daffa sedikit terkejut ketika Rozin sedikit meremang. Dan dia mulai mencoba memainkan jari-jarinya.

"Ekhem, mas Rozin emang udah lama jadi tukang paket?" Daffa memainkan jari jempol dan telunjuknya dengan dipijat pijat.

"Ekhem, mas Rozin emang udah lama jadi tukang paket?" Daffa memainkan jari jempol dan telunjuknya dengan dipijat pijat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan tanpa di duga, Rozin bergerak gelisah.

"B-baru dua tahun ini kok dek...sshhhh...emhhh," Daffa tidak menyangka jika rencananya berhasil. Bahkan dia bisa melihat jika celana Rozin mulai menggembung.

"Oo gitu ya, mas kok gerak-gerak mulu? Kenapa mas?" Rozin menggeleng dan mencoba menahan desahannya.

"E-en...AHHHHH...IYAHHHH...ENAKHHH!!!" Rozin mendesah hebat ketika Daffa memainkan jari-jarinya secara cepat dan bergantian.

Rozin yang kepalang sange langsung menaikan bajunya dan menurunkan celananya.

Karena tidak memakai dalaman, kontolnya yang besar dan ngaceng maksimal langsung terpampang dengan cairan precum mengalir deras.

"Enak mas? Enak diginiin?" Rozin mengangguk dengan tangan menjamah tubuhnya sendiri.

"Enakhhh....enakhhh...terushhhh!" Kontol bergerak-gerak seolah dikocok dan precum nya mengalir semakin deras.

Daffa hanya tertawa dalam hati melihat tingkah kurir didepannya ini. Untungnya suasana rumahnya sangat sepi, jadi tetangga tidak akan curiga.

"D-dekhh...s-sayahhh nggak kuathh!" Daffa semakin gencar memainkan jari-jarinya.

"Keluarin aja mas! Keluarin yang banyak!" Gerakan Daffa pada jarinya semakin cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Keluarin aja mas! Keluarin yang banyak!" Gerakan Daffa pada jarinya semakin cepat.

"IYAHHHH...MUNCRATHHHH...ARGHHHH!!"

Crot...crot...crot

Pejuh Rozin keluar sangat banyak dan bermuncratan kemana-mana. Bahkan celana Daffa sampai terkena penuh kental itu.

Daffa sudah puas, lalu menyuruh Rozin untuk merapikan pakaiannya setelah sebelumnya memoto kurir itu terlebih dulu.

Dan setelahnya, Daffa membuat Rozin lupa dengan kegiatan barusan.

"Eh? Kok saya masih di sini? Duh, kontol ku kok ngilu ya?" Rozin bergumam pelan tapi masih bisa Daffa dengar.

"Mas? Kok malah bengong sih? Kasian tuh paketnya malah dianggurin," Rozin tersadar dan mengusap tengkuknya.

"E-eh iya, permisi ya dek." Rozin berjalan ke arah motornya lalu menaiki motor itu dan pergi dari kediaman Daffa.

Daffa di depan pintu hanya bisa tertawa melihat kebodohan Rozin.

"Enak juga ternyata ngerjain kurir sexy."

END...

**********

(Request)

Request dari @MuhammadsyaifulRiza3

Setelah aku pertimbangkan dengan matang, aku mutusin untuk selesaiin cerita ini. Sorry kalau cuma sampe 7 part aja, Sorry juga yang request an nya belum bisa terpenuhi.

And thanks buat yang udah vote dan support...

Mungkin bisa aja ada extra chapter, ditunggu aja:)

Byeee, sampai jumpa di cerita ku yang lain...

See you semuaa...

MUSCLE BOTTOM: HYPNOTIC (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang