2. Awal

1.1K 97 56
                                    

Mata Khaotung bergerak liar melihat keadaan sekeliling apartment First. Dia tadi langsung di bawa First kesini setelah mereka deal dan sekarang Khaotung mengantongi sepuluh juta di rekeningnya. Rencananya dia mau pakai untuk merombak diri dulu karena kalau langsung kirim ke Ibunya nanti malah menimbulkan kecurigaan.

Ya masa dia baru sampai sudah dapat uang sepuluh juta? Uang darimana? Uang tumbal?

Mereka sempat mengobrol ringan di mobil tadi agar saling kenal walau Khaotung masih terlihat kaku sekali.

First umurnya sudah 27 tahun sementara Khaotung masih 21 tahun. Mereka beda enam tahun, tidak terlalu jauh sebenarnya. First menolak di panggil dengan sebutan kakak atau yang lain, Khaotung hanya perlu memanggil namanya tanpa embel-embel apapun itu.

Padahal tadinya Khaotung mau memanggil First 'Om' supaya lebih menghayati peran menjadi sugar baby.

"Aku tidak selalu tinggal di sini. Aku di sini cuma hari sabtu minggu, kalau libur kerja. Senin sampai jum'at aku tinggal di rumah kakakku, tidak jauh sih dari sini. Kalau sibuk juga aku tidak kesini, jadi ya sebenarnya kau santai."

"Kerja apa kalau boleh tau?"

"Aku? Aku kerja di bengkel."

Hah?

Khaotung mengernyitkan dahinya bingung, mulutnya sedikit menganga tidak percaya.

Bengkel?

Sekaya apa pemilik bengkel sampai bisa menggaji anak buahnya puluhan juta tiap bulan? Terlebih First bisa menyewanya dengan harga yang lumayan.

"Aku kerja di bengkel karena hobi, aku punya dua toko baju, aku juga punya bar di dekat sini, ada bisnis online juga yang lumayan banyak omsetnya. Aku tidak cocok kalau kerja di kantor, makanya di bengkel."

"Info loker, ada lowongan tidak?" Tanya Khaotung polos.

"Apa? Mau melamar juga? Memang gaji dariku kurang?" Tanya First sangsi.

"Bukan begitu, aku kan butuh kerja juga supaya tidak diam di sini. Aku mau ada kegiatan. Kalau orang tuaku nanti tanya aku kerja apa aku jadi tau mau jawab apa. Masa aku jawab aku jual diri."

First menepuk sofa di sampingnya, meminta Khaotung untuk duduk. Dengan langkah ragu, Khaotung menurut, ia duduk di situ dengan kaki yang merapat dan tangan yang tidak bisa diam.

"Kalau memang tidak pernah seperti ini kenapa sekarang mau?" Tanya First penasaran. Di lihat dari wajahnya juga Khaotung itu terlihat polos dan anak baik-baik sekali sebenarnya. Bayangkan saja, seorang anak laki-laki usia 21 yang rambutnya masih mangkok, matanya bersinar dan terlihat kikuk. Kalau di film-fim orang seperti Khaotung ini sudah menjadi korban bully yang tak berdaya.

"Orangtuaku butuh uang untuk bayar hutang. Adikku masih kecil juga, butuh biaya untuk sekolah. Kakakku mau nikah jadi tidak bisa transfer banyak-banyak. Berhubung aku anak tengah, ya ajdi aku yang di korbankan.

"Orangtuamu tidak kerja?"

"Tidak,"

"Kau tau tidak, kalau kau merombak penampilanmu dan merawat dirimu, kau bisa di hargai seratus juta bahkan lebih. Asal kau mau bersabar beberapa bulan. Aku kaget kau menyetujui aku bayar 15 juta perbulannya. Dengan keadaan virgin, harusnya hargamu lebih mahal. Tapi ya rezeki mungkin untukku."

"Mau bagaimana lagi?" Tanya Khaotung dengan nada sedih.

"Sebenarnya aku cuma butuh teman sih, ya termasuk teman tidur karena aku kurang suka jajan sembarangan. Tempat ini kosong, syukur-syukur kalau kau sadar diri mau merawat tempat ini. Tapi kakakku biasanya akan main kesini, kalau dia kesini, bilang saja kau pacarku jangan pernah bilang kalau kau aku sewa. Dia bisa mengamuk."

Mr. Sugar Kanaphan (FirstKhao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang