3. Ajaran Sesat

1.2K 89 52
                                    

Terhitung sudah dua minggu Khaotung di sini tanpa berbuat apa-apa. Dia sudah tidak bertemu First selama sebelas hari dan dia sekarang mati kutu karena tidak bisa kemana-mana kalau First tidak mengizinkan.

First sekarang sibuk mengurus pekerjaannya bahkan saking sibuknya dia jarang mengirim chat atau menelpon. Paling dia menelpon untuk menyuruh Khaotung perawatan, ke salon atau ke dokter kulit.

Khaotung rasa First punya sugar baby lain.

Ya sebenarnya tidak apa-apa juga sih, kata Neo wajar saja punya sugar baby sampai empat selama mampu menafkahi dan berlaku adil tapi kalau sampai sebelas hari tidak di tengok juga rasanya seperti di abaikan.

Bosan, dia mengambil ponselnya, berselancar di twitter dan melihat lihat akun Neo. Akun twitter Neo isinya bokep semua, mempermudah Khaotung untuk menimba ilmu per wleo wleo.

"First suka gaya apa ya?" Bergumam, Khaotung mencari video yang sekiranya menarik. Dia menontonnya sebentar lalu mematikannya lagi dan membukanya lagi seperti itu terus menerus.

Kan gawat kalau dedek yang di bawah bangun.

Bunyi bel membuat Khaotung panik. Ia cepat-cepat mengeluarkan twitternya dan beranjak ke pintu.

Dia sudah tersenyum manis untuk menyambut First tapi sayangnya senyuman itu langsung luntur saat wajah Neo yang menyapanya.

Menyebalkan.

"Kenapa ekspresimu suram sekali pas tau aku yang datang? Aku tersinggung."

"Hawamu suram." Khaotung mempersilahkan Neo masuk. Mereka duduk di ruang tengah dan Neo menatap sekeliling dengan pandangan kagum.

"Selera anak bengkel memang beda." Gumamnya. "Sudah bisa pakai wc duduk kan?"

"Sudah, aku juga sudah terbiasa mandi di bath up, hehe.."

"Kampung," Ejek Neo. "Sudah di obok-obok First belum?"

"Belum. Dia tidak pulang sudah sebelas hari ini. Katanya sibuk mengurus ini itu. Aku kalau keluar cuma boleh di antar sama supir."

"Aku kira kau sudah di bolongi."

"Belum lah. Aku mau memperbaiki penampilanku dulu supaya dia tidak mematikan lampu atau menutup mukaku dengan bantal."

"Sekarang penampilanmu sudah lebih baik, Khao. Rambutmu mulai panjang, kulitmu mendingan, gaya pakaianmu juga tidak senorak kemarin. Dia menunggu apa? Atau jangan-jangan kau memang tidak menarik di matanya ya makanya dia meninggalkanmu selama ini?"

Deg...

Khaotung overthinking mendadak.

"Serius?"

"Biasanya, orang-orang seperti itu tidak mau menunggu lama-lama untuk merusak orang lain karena kan mereka keluar uang yang banyak. Bisa jadi memang di mata First kau ini terlalu kampung dan tidak sesuai standarnya makanya dia jadi mengabaikanmu. Bisa jadi dua minggu lagi kau di depak dari sini terus dia cari sugar baby yang baru. Ini cuma pemikiranku sih, jangan di ambil pusing kan yang penting sudah dapat uangnya. Nanti kita cari yang lebih om-om dan punya perusahaan biar aku bisa nebeng kerja."

"Tidak mau." Khaotung menggeleng. "Aku mau kontrakku di perpanjang. Neo, aku yakin om om yang lain belum tentu sebaik First! Apalagi kan dia belum menikah, jadi aku bukan simpanan."

"Terus maunya bagaimana?"

"Kasih tau aku Neo, kasih tau aku cara untuk memikat First. Kasih tau aku cara supaya First tidak memutuskan kontrak secepat ini. Apa aku perlu pergi ke dukun?"

Mr. Sugar Kanaphan (FirstKhao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang