07. Always caring

120 69 11
                                    

— I'm not finished falling in love with you yet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I'm not finished falling in love
with you yet.

— 𝜗𝜚。

Sekarang Ghea berada sedikit jauh dari kedai untuk menunggu go-jek nya. Selama menunggu Ghea terus merutuki diri sendiri, bertanya-tanya mengapa dia berani menyemangati Karel, seakan mereka adalah teman dekat, tapi kenyataan tidak seperti itu.

Memang tadi Karel mengajaknya berteman, tapi bagaimana jika Ghea tidak menganggap hal yang sama? Jika dipikirkan kembali, Ghea menyukai Karel, lantas bagaimana dia bisa berteman dengan laki-laki itu?

Ghea memberengut, karena merasa telah menunggu lama, Ghea melihat ponselnya.

"Loh? Kok di cancel sih! kan gue mau pulang."

Lantas Ghea mencari driver lagi. Memang sih, sudah sangat malam, pantas saja tidak banyak driver yang menerima. Ghea membuang napasnya kasar, detik ini juga rasanya dia ingin menangis.

Menyesal karena telah berdiri menunggu di tempat yang sepi. Tanpa pikir panjang, Ghea melangkahkan kakinya untuk mencari tempat sedikit ramai, otomatis dia akan melewati kedai kopi lagi.

Selama berjalan Ghea terus merapalkan doa supaya Karel tidak melihatnya atau bahkan cowok itu telah selesai bekerja dan pulang.

Tanpa sadar kaki Ghea menumbur sesuatu yang bergerak. Ghea tersentak, saat melihat kebawah ternyata ada seekor kucing liar yang berhenti dihadapannya. Hati Ghea tersentuh, kemudian dia mengeluarkan dua sosis dan satu ia berikan kepada kucing liar itu.

Ghea berjongkok memberikan sosis yang telah ia buka, lalu tangannya mengelus kucing liar itu tanpa merasa jijik ataupun geli. Ghea itu sangat menyukai kucing tanpa memandang kucing itu bagus atau tidak.

Tanpa Ghea sadari, ada seseorang yang memperhatikan tingkahnya dan menghampirinya.

Kepala Ghea mendongak tatkala melihat ada sepasang sepatu. Ghea langsung berdiri kemudian menyelipkan rambutnya kebelakang telinga.

"Karel," gumam Ghea. "Ngapain disini?" lanjutnya.

"Habis buang sampah, terus dari kejauhan gue liat seorang cewek lagi kasih makan kucing."

Ghea mengangguk-angguk, dia melihat ditangannya tersisa satu sosis, dan Ghea menatap Karel, "mau sosis?" begitu polos ucapannya, Karel tak bisa bohong jika Ghea sekarang terlihat menggemaskan, seperti seorang anak kecil yang menawarkan sesuatu.

Karel menerima sosis itu lalu dia berjongkok seperti yang Ghea lalukan tadi. Karel memberikan sosis itu ke kucing. Sekarang ini Ghea setengah mati menahan senyumnya.

Coffee shopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang