13. Nonton Live Band

81 51 13
                                    

— I can do this, I thought

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I can do this, I thought.
then: and even if I can't, I have to.

— 𝜗𝜚。

Arthan menyadari perempuan disampingnya tiba-tiba diam, tapi memang dari mereka meninggalkan area apartemen, Ghea hanya menyapa dan sampai sekarang hanya diam. Jika seperti ini Arthan merasa tak nyaman, dia mau mereka mengobrol seperti biasanya.

Tidak hanya Arthan, sebenarnya setelah mengetahui rumor dari Kei, Ghea tidak bisa berpikir jernih saat berada didekat kakak tingkatnya. Entah apa yang salah dengan dirinya, tapi Ghea harus bersikap seperti biasa.

''Kak.''

Arthan langsung menoleh saat Ghea memanggil, ''ada apa?'' tanyanya seraya menaikkan satu alis.

''Perhatiin jalan, nyawa gue cuma satu nih.'' Ghea mengingatkan malah membuat Arthan salah tingkah. ''Tumben banget Kak Arthan bawa mobil, emang kita mau kemana?'' sambung Ghea.

''Nonton, gue sengaja bawa mobil karena angin malam gak baik.''

''Nonton apa? Dari kemarin lo bilang nonton tanpa gue tau kita nonton apa.''

Arthan hanya tertawa kecil mendengar penuturan Ghea, kini suasana sudah balik seperti biasa. Tidak ada kecanggungan. ''Nonton suatu hal yang lo suka,'' jawab Arthan pada akhirnya.

𝜗𝜚

Semua orang dalam kedai sibuk. Begitu pun dengan Karel, berulang kali mengecek suara bass yang sudah menyelempang di pundaknya. Jay sudah siap dengan berdiri didepan piano, sedang Shaka berlatih menetralkan suaranya. Kemudian mereka bertiga saling melempar pandangan satu sama lain, dan tersenyum menandakan mereka siap untuk tampil.

Axel yang melihat dari meja kasir memberikan dua jempol untuk ketiga cowok itu, dia memberi isyarat untuk mempersilahkan Karel dan teman-temannya untuk memulai. Kemudian Axel tersentak saat pundaknya ada yang menyentuh.

''Setan, buat kaget aja.''

''Itu mulut dijaga sama yang lebih tua.''

''Tua kok dibanggain,'' Axel hanya bergumam tapi Rivan mendengarnya.

Sebenarnya, Rivan sedikit kesal sudah dikatai oleh adik sepupunya, tapi matanya beralih kearah panggung saat mendengar suara musik dimainkan. Rivan cukup terkesima menonton band Karel dan teman-temannya, ''mereka siapa?''

''Yang bassist karyawan gue, duanya temen dia. Anak musik di UPH.''

Rivan tercekat kaget, dia baru tahu ada anak UPH kerja sebagai barista. Kemudian dia menatap Axel, ''mau gue rekrut.''

''Seriusan? Mereka pada pemales asal lo tau.'' Axel tergelak apalagi mengingat ketiga cowok itu sangat sulit diminta untuk tampil, dan apa kata Rivan? Ingin merekrut mereka? Axel puas tertawa seraya memegangi perutnya.

Coffee shopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang