19. Kating killer

42 13 7
                                    

— I find pieces of you in every song I listen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I find pieces of you in every
song I listen.

— 𝜗𝜚。

Setelah kejadian tadi malam. Shaka masih menertawakan Jay. Karel ingin tertawa tapi takut Jay akan mendiamkannya, jadi lebih baik ia diam saja.

"Berisik lo Shak, bisa berhenti ketawain gue?"

"Nggak," Shaka kembali tertawa, "kayaknya Bu Narti jatuh cinta sama senyuman lo," lanjut Shaka disela tawanya.

"Ketimbang lo minta dipukulin pake pancinya," celetuk Karel untuk Shaka.

Giliran Jay yang tertawa, "emang cuma Karel temen gue." Jay berjalan seraya merangkul Karel. Mereka meninggalkan Shaka yang sudah tidak tertawa lagi dibelakang.

Tiba-tiba ada dua orang gadis menghampiri Jay dan Karel. Kedua cowok itu dibuat bertanya-tanya dengan kehadiran dua gadis tersebut.

"Maaf Kak, boleh foto bareng?"

Gadis berambut pendek sebahu itu menyerahkan ponsel kepada Jay. Dengan senang hati Jay menerima dan menekan tombol kamera, saat Jay sudah siap bergaya, gadis rambut sebahu itu berceletuk, "fotoin aku sama Kak Karel..."

Teman si gadis itu sudah tertawa melihat tingkah Jay, apalagi Shaka, dia sangat puas menertawakan Jay dari berangkat hingga sampai kampus. Perutnya bisa keram jika seperti ini.

"Bilang atuh lah, padahal gue nggak kalah ganteng."

"Udah nular nih kenarsisan gue," Shaka menepuk bahu Jay, seolah merasa bangga.

"Foto sama dia aja, gue duluan," timpal Karel kemudian meninggalkan kedua temannya dengan dua orang gadis yang ia yakini anak baru.

Karel tak ingin ambil pusing, jika ada yang mengajaknya berfoto pasti selalu ia tolak. Dia tidak bisa foto bersama orang asing.

Selama dia berjalan menuju kelas, tiba-tiba ada yang menghampirinya sambil menyodorkan selebaran kertas. Begitu Karel lihat, ternyata pemberitahuan tentang event, Karel menaikkan alisnya.

"Sebentar lagi ada event dari anak desain, dan mereka undang ke kita untuk tampil dalam event mereka," jelas Gilang si ketua angkatan mereka.

"Angkatan atas?"

"Udah mulai sibuk, himpunan nyuruh angkatan kita yang tampil."

"Belum di-acc kok udah buat brosur."

Gilang sedikit frustasi kalau mengobrol dengan Karel, dia mengacak rambutnya, "sumpah banyak tanya, untung gue penyabar." Kemudian Gilang melanjutkan ucapannya, "itu brosur sebagai contoh, mereka belum fix. Setau gue band lo cuma 3 orang? Usahain 4 biar perfect ada drummer-nya."

"Nyari anggota tambahan nggak mudah, Lang."

"Ajakin Davin, dia pro mukul drum, apalagi pukulin kepala orang." Gilang tertawa dengan ucapannya sendiri, "gue duluan ya, kalo bisa absenin gue untuk matkul pagi ini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Coffee shopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang