BAB 8 : APAKAH INI CINTA?

5 1 0
                                    

BISMILLAH...

"Tidak semua orang tahu apa itu cinta, karena cinta tak dapat dilihat, tak dapat didengar dan tak dapat diraba, cinta hanya bisa dirasakan dengan hati. Dan hanya orang yang beruntung yang bisa merasakan cinta yang sesungguhnya, seperti cinta Adam dan hawa, Seperti cinta Yusuf dan Zulaikha, seperti cinta Ibrahim dan Sarah, seperti cinta Ali dan Fathimah dan seperti cinta Rasulullah dan Khadijah. Dan apakah cinta kalian juga termasuk?"

Haura Farhanah

*****

Selesai makan malam, Haura kini berada diruang keluarga bersama bunda dan ayah.

"Yah, bun, Luhan pamit keluar bentar, ada urusan bareng temen," tiba-tiba Luhan turun dan telah siap dengan setelan hudi hitam dan celana jins hitamnya.

"Kamu mau kemana Luhan? kalian baru nikah, masa kamu mau langsung ninggalin istri kamu!?" bagaimana mungkin Luhan malah meninggalkan Haura yang baru saja menjadi istrinya hari ini, hal itu membuat Fathimah sangat kesal padanya dan merasa malu pada Haura.

"Bentar doang bun, nanti juga Luhan pulang kok," sebenarnya ia hanya ingin menghindar sebentar, karena ia masih belum bisa menerima kalau kini ia telah menjadi suami bagi Haura, dan ia masih belum bisa menerima kedatangan Haura yang tiba-tiba dalam kehidupannya.

"Nggak! pokoknya kamu nggak boleh kemana-mana! malam ini nggak ada yang boleh keluar dari rumah ini, dan sekarang mending kamu ajak Haura masuk kamar, siap-siap untuk sholat soalnya bentar lagi mau isya," perintah bunda yang sebenarnya sulit untuk Luhan menolaknya, namun ia benar-benar tak ingin bertemu Haura untuk sementara.

"Luhan janji pulangnya cepet bun,"

"Jangan bantah bunda kamu Luhan! sekarang kamu ajak Haura naik!" perintah ayah karena tak biasanya Luhan membantah ucapan bunda.

Lalu Luhan pun segera berbalik untuk naik ke kamarnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Maafin Luhan ya, bunda tahu ini pasti sulit buat kamu, tapi bunda mohon bertahan ya, saat ini mungkin Luhan belum bisa menerima pernikahan yang sangat tiba-tiba ini, tapi bunda yakin nanti Luhan pasti bakalan cinta mati sama kamu," Fathimah berusaha untuk menyemangati Haura, karena hanya itu yang ia bisa lakukan saat ini, ia harus bersabar jika ingin menyaksikan Luhan yang mencintai Haura.

"ya udah sekarang kamu masuk kamar gih, soalnya bentar lagi isya" Haura mengangguk kemudian segera pamit dan berbalik untuk kembali ke kamarnya.

*****

Selesai sholat isya, Haura yang hendak mengambil Al-Qur'an nya untuk mengulang hafalannya terhenti saat Luhan tiba-tiba melempar bantal dan selimut kearah sofa,

"Lo tidur di sofa," setelah mengatakan itu, tanpa mempedulikan Haura, Luhan langsung bersiap untuk tidur, walaupun ini masih sangat awal untuk tidur, namun ia masih enggan untuk melihat Haura, dan tidur adalah satu-satunya cara untuk menghindar saat ini.

Haura kemudian segera melanjutkan langkahnya untuk mengambil Al-Qur'an, kemudian duduk di sofa dan memulai muroja'ahnya, Luhan yang sebenarnya belum tidur dan hanya menutup mata saja terbuai dengan bacaan Qur'an Haura malam itu. Hingga tanpa sadar ia pun tertidur pulas, padahal selama ini ia tak pernah tertidur setelah sholat isya, dan ini pertama kalinya karena Haura.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HAURA FARHANAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang