*****
"Mas..." Panggil Kanara.
"Dalem..." Kazam menolehkan kepalanya saat Kanara datang menghampirinya keruang tamu. "Sudah?" Tanya Kazam.
Kanara hanya berdiri diam sambil menatap Kazam. Antara bingung, dan juga cemas. Kanara kira tadi Kazam akan melapor pada papanya, namun melihat Kazam yang biasa saja, sepertinya laki-laki itu tidak melakukannya.
Kanara menganggukkan kepalanya, "Udah." Jawabnya.
Kazam bangkit dari duduknya, "Ya sudah ayo istirahat, udah malam." Ajak Kazam mengajak Kanara masuk kekamar lagi.
Kanara menurut saja mengekori langkah Kazam dari belakang, sambil berfikir kerasa kenapa Kazam tidak berekasi apapun soal Frans yang menelfonnya tadi.
"Ah sudahlah. Pokoknya dia gak ngadu sama papa, beres." Batin Kanara.
*****
Pukul delapan pagi, Kanara baru saja bangun setelah menunaikan sholat subuh. Dengan kesadaran yang belum terkumpul, Kanara duduk dengan wajah bantalnya.
"Hah? Jam delapan!?" Pekik Kanara saat melihat jam. "Ya ampun lagi-lagi gue kesiangan terus." Kanara cepat-cepat keluar kamar.
Meskipun ia nakal, dan malas. Ia masih punya rasa sungkan pada mertuanya itu. Apalagi Ibu Kazam begitu baik padanya.
Dengan wajah bantal dan terburu-buru, Kanara pergi kearah dapur. Setiap kali niatnya ingin bangun pagi agar menjadi menantu idaman layaknya menantu-menantu lain, selalu saja gagal karena mata Kanara sulit diajak kerjasama setelah sholat subuh.
"Mas Kazam!?" Kanara kaget justru mendapati Kazam yang berada didapur, bukan Kasih. Ditambah lagi, laki-laki itu sepertinya sedang memasak.
Kanara mendekat, "Lo, masak?" Tanya Kanara mengintip ingin tau.
"Hmm." Jawab Kazam mengangguk pelan sembari sibuk memotong sayurannya.
"Kok lo yang masak? Ibu mana?" Tanya Kanara basa-basi.
"Ibu tadi berangkat lebih pagi. Makanya saya yang masak hari ini."
"Emang lo bisa?" Tanya Kanara terdengar mengejek.
"Bisa dong. Pasti kamu mengira saya tidak bisa masak ya?" Tebak Kazam menatap lurus kearah Kanara yang duduk persis didepannya.
Kanara mengangguk, "Hmm."
Kazam terkekeh melihat raut wajah keraguan istrinya itu.
"Kenapa bangun? Biasanya juga lebih siang lagi bangunnya."
Kanara meringis saat Kazam menyindirnya secara halus.
"Ya meskipun gue sadar, gue nakal dan gak bener. Gue pengen jadi orang baik dimata ibu lo. Niat gue mau bangun pagi bantuin dia masak, selalu aja bangun kesiangan terus." Gerutu Kanara.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAZANARA
Spiritual"Aku tidak akan menyerah, aku akan terus membimbingmu, Kanara." itulah yang Kazam ucapkan ketika menghadapi istrinya, Kanara. gadis yang di jodohkan dengannya. Sejak awal Kazam mengetahui banyak tentang Kanara, hingga akhirnya ia bersedia menikahi...