Chapter 21

1.4K 228 473
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Berjalan bersama dengan tangan Kazam yang sama sekali tidak melepaskan genggaman tangan Kanara,  mereka berdua sedang berjalan kaki ketempat dimana kajian itu berada. Selain karena dekat, Kazam juga sengaja mengajak Kanara berjalan kaki agar bisa menikmati waktu jalan mereka bersama. Syukurnya Kanara sama sekali tidak menolak. Ya meskipun awalnya merengek dan mengomel panjang.

Disamping Kazam, Kanara memerhatikan banyak orang yang juga sama berjalan kaki menuju tempat kajian tersebut. 

"Mereka juga mau ke kajian, Mas?" Tanya Kanara menoleh pada Kazam. 

Kazam mengangguk, ikut menoleh kesampingnya lalu berdehem pelan sebagai jawaban. 

"Kajian itu kaya apa sih?" Tanya Kanara penasaran. 

"Orang desa menyebutnya sholawatan. Kamu pernah dengar tidak?" 

Kanara menggeleng. "Gue taunya konser doang."

"Kajian itu sama seperti acara ceramah agama pada umumnya. Bedanya kali ini, kajian akbar ini juga ada beberapa hiburannya seperti hadrah sebelum memasuki acara inti, yaitu ceramah. Selain ada doa bersama, nanti kita juga melantunkan sholawat beramai-ramai." Jelas Kazam perlahan. 

Kanara mengangguk-anggukkan kepalanya. 

"Mengerti?" 

"Sedikit." Jawab Kanara. 

Kazam terkekeh pelan, "Nanti juga tau. Ayo, nanti mas terlambat." 

"Hah? Emangnya mau ngapain?" 

Kazam tidak menjawab, laki-laki itu hanya menarik tangan Kanara agar berjalan lebih cepat sedikit. 

"Euuh, tunggu dulu, hijab gue kayanya gak bener deh." Keluh Kanara membenarkan hijabnya yang terasa miring.

Kazam segera membantu Kanara membenahi hijabnya. "Sini, mas bantu."

Dengan patuh, Kanara diam saja membiarkan Kazam membenahi hijabnya.

"Sudah."

"Nanti gak miring-miring lagi kan? Ribet tau. Mana gerah lagi." Eluh Kanara lagi.

"Sabar... Cuma beberapa jam aja kok. Ya udah yuk, lanjut lagi."

****

Setibanya ditempat lapangan, mata Kanara menelisik tempat itu dengan seksama. Puluhan orang sudah duduk disana dengan rapi, tempat itu dibagi menjadi dua, perempuan dan laki-laki. 

"Mas, kok dibagi. Nanti gue sama siapa dong?" Panik Kanara mulai heboh.

"Ada ibu, nanti ibu yang temanin kamu." 

"Malu, Mas." Rengek Kanara. "Lagian gak bisa apa duduk bareng aja."

"Jadi maunya sama mas terus nih.." goda Kazam.

KAZANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang