*****
Satu bulan kemudian.
Cuaca pagi ini tampak begitu cerah, Kanara sedang duduk bersantai didepan rumah di bawah pohon mangga yang begitu rindang. Disana ada sebuah kursi panjang yang sering Kasih duduki ketika sore hari sembari menunggu waktu malam. Tak hanya Kasih -mertuanya, Kazam pun juga sering duduk di kursi itu.
Kanara mengamati pemandangan sekitar rumah Kazam yang selalu tampak sejuk dan rindang. Angin yang masuk melalui pernafasannya pun terasa begitu bersih dan nyaman dirasa.
Benar-benar berbeda dengan udara di kota.
Kanara menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong seperti sedang merenungkan sesuatu. Tidak terasa, sudah satu bulan ia berada dirumah Kazam, dan selama itu pula ia merasakan banyak perubahan dalam dirinya. Mesti tidak sepenuhnya berubah, tapi Kanara dapat merasakan sedikit perubahan itu. Dan yang paling mengherankan adalah, kenapa dirinya tidak lagi memikirkan hubungannya dengan Frans.
Kanara menghela nafas panjang sekaligus melepaskan rasa kesalnya terhadap Frans yang juga begitu jarang mengabarinya. Bahkan kekasihnya itu sama sekali tidak kebingungan. jika orang lain akan cemas dan khawatir dengan kabar kekasihnya maka berbeda dengan Frans. Cowok itu seakan memberi jalan pada Kanara untuk menghilang.
Jika dipikir, salahnya juga semenjak menikah dengan Kazam, Kanara sama sekali tidak ada waktu untuk bertemu dengan Frans. Mungkin, karena itu Frans jadi terbiasa tanpa kehadiran dirinya. Tapi... Bukankah terakhir bertemu dirinya ada konflik dengan Frans, seharusnya cowok itu membujuknya bukan?
Tapi apa? Frans seolah ikut menghilang dan tak peduli padanya. Dan karena itulah yang membuat Kanara akhir-akhir ini ikut tidak peduli.
Asyik melamun, lamunan Kanara buyar saat mendengar suara orang jalan didepan rumah Kazam. Kanara menoleh pelan, ia melihat beberapa ibu-ibu lewat didepan.
Kanara langsung menunduk melihat penampilannya sendiri. Sekarang, ia tidak mau Kazam dan Kasih harus menanggung malu karena dirinya seperti kejadian waktu lalu. Ya meskipun Kazam dan Kasih tidak mempermasalahkan, tapi Kanara cukup tahu diri. Ia tidak akan membiarkan Kazam dan Kasih diolok-olok tetangganya karena dirinya.
Setelah rombongan ibu-ibu itu lewat, Kazam datang dengan sepeda motornya.
"Mas Kazam..." Gumam Kanara pelan.
Kazam tersenyum, lalu menghentikan motornya tepat disamping Kanara lalu turun.
"Tumben diluar?" Tanya Kazam ikut duduk. Biasanya istrinya itu jarang sekali duduk didepan rumah apalagi masih pagi begini.
"Gapapa, lagi pengen diluar aja." Jawab Kanara.
"Nih mas bawain sesuatu." Kazam mengeluarkan sesuatu dari kantong kreseknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAZANARA
Spiritual"Aku tidak akan menyerah, aku akan terus membimbingmu, Kanara." itulah yang Kazam ucapkan ketika menghadapi istrinya, Kanara. gadis yang di jodohkan dengannya. Sejak awal Kazam mengetahui banyak tentang Kanara, hingga akhirnya ia bersedia menikahi...