"Karena aku sudah memilihnya, sudah pasti aku akan menerima segala konsekuensinya. Seperti, ketika kamu menyukai langit, bukankah kamu juga harus siap dengan segala cuacanya?"
-Kazam
*****
Keesokan harinya. Tepatnya diwaktu subuh hendak menunaikan sholat subuh, Kazam dibuat panik saat melihat Kanara menggigil kedinginan.
"Nara !! Kanara !!" Kazam menepuk-nepuk pipi Kanara pelan. "Nara !!" Paniknya.
"Di-dingin !!" Rintih Kanara dengan mata terpejam.
Kazam langsung menyelimuti Kanara, setelah itu ia turun dari ranjang mengambil selimut lagi di lemari. Lalu di pakaikan selimut itu ditubuh Kanara.
"Nara... Sudah tidak dingin kan?" Kazam menatap Kanara penuh cemas. Sedangkan Kanara masih menggigil dan itu semakin membuat Kazam makin panik sendiri.
Kazam menyentuh kening Kanara, merasakan panasnya semakin tinggi, Kazam langsung pergi ke dapur mengambil peralatan untuk mengompres Kanara.
"Dingin mas..." Lirih Kanara pelan.
Didapur Kazam melihat Kasih yang ternyata sudah bangun.
"Buat apa itu, Nak?" Tanya Kasih saat Kazam membawa sebaskom air.
"Kanara deman, bu."
"Loh kok bisa?" Kaget kasih.
"Semalam--" ucapan Kazam terhenti. Tidak mungkin ia menceritakan kejadian tadi malam pada ibunya. "Semalam Kanara pengen jalan-jalan, bu. Jadi Kazam ajak istri Kazam jalan-jalan disekitaran sini. Terus kayanya masuk angin ." Jelas Kazam.
"Ya Allah, ya sudah sana cepat dikompres. Takutnya demamnya semakin tinggi." Suruh Kasih buru-buru.
"Iya, Bu." Kazam langsung bergegas kembali ke kamar. Tanpa membuang waktu lama, sesampainya dikamar ia langsung mengompres kening Kanara.
Dengan sabar Kazam masih diam disamping Kanara, menunggu gadis itu hingga sedikit membaik. Dipandanginya wajah pucat itu, baru kali ini Kazam merasakan rasa cemas yang lain daripada yang lain. Dan itu cukup membuatnya kelimpungan dan takut sendiri.
Ini baru demam biasa, bagaimana jika nanti terjadi hal lain? Kazam tidak bisa membayangkan bagaimana paniknya dirinya nanti.
Setelah dirasa Kanara sudah tenang, barulah Kazam menunaikan sholat subuh.
Selesai menunaikan sholat, Kazam kembali mengecek kening Kanara. Merasa belum sepenuhnya turun, Kazam merebahkan dirinya disamping Kanara dan memeluk gadis itu. Berharap panas Kanara lebih cepat turun. Sedangkan Kanara, antara sadar atau tidak justru menyambut hangat pelukan itu serta menelusupkan wajahnya di dada bidang Kazam.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAZANARA
Espiritual"Aku tidak akan menyerah, aku akan terus membimbingmu, Kanara." itulah yang Kazam ucapkan ketika menghadapi istrinya, Kanara. gadis yang di jodohkan dengannya. Sejak awal Kazam mengetahui banyak tentang Kanara, hingga akhirnya ia bersedia menikahi...