Melarang

138 15 3
                                    

Anak-anak Zhevandor termasuk Jane telah kembali ke bandung untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Mereka pun membawa kabar baik bahwa kedua anak Chesampior itu akan berkuliah yang sama dengan mereka.

Tentu ini membuat mereka sangat senang. Dua tahun lamanya mereka tidak bertemu dan semoga kali ini kedua anak Chesampior itu menetap hingga mereka bisa memiliki anak yang berteman dari kecil.

Bukankah lucu jika mereka selalu bersama walaupun sudah memiliki anak nanti?

Kemarin Aron dan Ran sudah memindahkan barang-barang mereka ke tempat tinggal mereka selama kuliah di bandung. Tentu saja Jeffran menyewa apartemen masing-masing untuk kedua anaknya. Masih satu apartemen hanya beda lantai saja.

Ran tengah menatap seisi ruangannya. Sangat idealis dan sesuai dengan permintaan dirinya, Jeffran memang terbaik.

"Istirahat besok Lo ospek." Ran menoleh kebelakang dimana Aron datang dengan kantong plastik yang di letakan di meja.

Ran menghampiri Aron bermaksud ingin membuka kantong plastik yang baru saja Aron bawa. Ran mengambil Chiki ke sukaannya lalu memakannya sedangkan Aron meneguk kaleng soda sembari melihat-lihat kamar apartemen adiknya.

"Lo juga di ospek ya kak!" Aron menonyor kepala Ran pelan.

"Kalo di kasih jangan ngeyel, gua cowok fisik gua kuat."

"Ngomong-ngomong nanti malem anak-anak mau main, lo ga ajak Jane buat nemenin Lo?" Ran terdiam. Ia lupa jika Aron sibuk dengan yang lain dirinya akan merasa kesepian.

Tunggu? Sejak kapan Ran menjadi asing di antara mereka? Bukan kah mereka sebelumnya dekat dengan Ran?

"Tanpa gua ngajak juga Bang Mahen pasti ngajak kak Jane." Aron menghela nafasnya. Ini cukup terkejut saat dirinya mengetahui Jane, gadis yang sempat mereka benci kini menjadi teman serta tunangan dari sahabat mereka.

"Lo tau soal Reygan?" Tanya Aron dengan pelan. Ia takut adiknya belum mengetahui bahwa laki-laki yang selama ini Ran sukai ternyata sudah memiliki pasangan.

"Soal apa?" Tanya Ran. Aron menganggap bahwa adiknya belum mengetahui tentang Reygan.

"Lupain, Lo istirahat aja gih."

***

Seperti biasa Zarina berada di kamar kost Reygan dengan pintu terbuka tentunya. Sebenernya ibu kost sudah menegur Reygan agar tidak membawa pacarnya main ke kostan namun saat memberitahukan alasannya Ibu kost paham dengan syarat pintu kamar terbuka.

"Malem kamu mau ikut ga?" Zarina menoleh ke arah Reygan yang baru saja datang habis membeli makan siang untuk mereka.

"Kemana?" Zarina menerima bungkusan nasi dari Reygan.

"Aron kan bakal kuliah besok jadi malam ini kita mau ngadain makan-makan di apartemen nya." Zarina terdiam. Apa Ran juga ada disana? "Oh iya kamu katanya mau kenalan sama Ran, dia juga ikut kok."

Zarina dibuat bingung. Apa benar Reygan akan mengenalkan dirinya pada Ran? Bukankah sebaiknya mereka tidak mengenal satu sama lain?

"A-aku di rumah aja deh." Wajah Reygan berubah menjadi tajam.

"Kamu mau di rumah sendirian?" Zarina terdiam. Tidak, ia tidak mau sendirian di rumah. Ia tidak mau merasakan keheningan di rumahnya.

"Misalkan aku larang kamu buat pergi kamu bakal tetep pergi ga?"

***

After HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang