Mereka Bersahabat

120 16 5
                                    

Ruang makan hanya ada detingan dari sendok kedua manusia yang berhubungan darah ini. Sesekali Vaskar melirik ke arah depan dimana Zarina juga sedang menyantap makanan nya dengan lahap.

Vaskar menghentikan aktivitas makan nya untuk menatap Zarina sejenak. Betapa cantiknya gadis di hadapannya ini. Bagaimana bisa Zarina harus berpacaran dengan si Brengsek Reygan.

Vaskar tidak tau sebrengsek apa Reygan tapi Vaskar dapat menebak cowok itu sangat brengsek melebihi dirinya.

"Hubungan Lo sama Reygan baik-baik aja?" Zarina mengangkat dagunya dan menatap Vaskar. Mengunyah makanan hingga habis lalu menjawab.

"Pertanyaan lo kaya berharap hubungan gua sama Reygan ga baik-baik aja." Vaskar tersenyum tipis.

"Gua nanya karena akhir-akhir ini Lo keliatan murung. Padahal terakhir lo jalan sama Reygan. Ya gua pikir Lo ribut gitu." Zarina melanjutkan makannya.

"Kalo Reygan bikin lo kecewa untuk kedua kalinya, gua ga bakal tinggal diam."

***

"Lagi ngapain lo?" Reyhan yang tengah duduk di meja belajar menoleh ke belakang dimana Reygan tengah bersandar pada sisi pintu.

"Lo bisa liat sendiri." Ucapan Reyhan yang kembali pada fokusnya yaitu belajar. Reygan jadi teringat masa-masa sekolah mereka. Reyhan dengan ambisi nya dan Reygan dengan santai nya.

Sikap mereka memang bertolak belakang hingga tak jarang mereka mendapatkan ucapan yang membuat mereka saling iri tanpa di sadari.

Reygan duduk di samping Reyhan dan ikut melihat apa yang sedang di kerjakan oleh sang adik. Reygan segera menoleh ke arah Reyhan dengan tempo cepat membuat Reyhan sedikit terkejut.

"Ini kan belum di jelasin dosen, kok Lo bisa paham?" Tanya Reygan.

"CK lo ganggu tau ga." Reyhan membereskan buku-bukunya membuat Reygan bingung.

"Lo mau kemana?" Tanya Reygan saat melihat Reyhan mengenakan jaket Zhevandor dan membawa kunci.

"Ke Apartemen Aron, siapa sampe dulu traktir makan malam!" Setelah itu kedua kembar Xelion berlari. Reygan tertinggal karena ia harus ke kamar kost dulu untuk mengambil kunci kemudian berlari ke arah motornya dan menyusul Reyhan.

Balapan tanpa persiapan kedua anak kembar Xelion adu kecepatan pada sore itu. Betapa ambis keduanya dalam merebutkan siapa yang akan mendapatkan makanan gratis.

Mereka sering melakukan ini karena selain dapat hadiah yang mereka sepakati, keduanya benar gemar dalam mengendarai motor dengan lihai. Tak heran jika Reygan atau Reyhan bisa mengalahkan lawan-lawannya di sirkuit karena memang mereka sering latihan seperti ini.

Sesampainya di halaman parkir apartemen Lavida, apartemen yang di sewa Jefran untuk kedua anaknya. Reygan lah pemenang nya walaupun tadi sempat tertinggal jauh oleh Reyhan.

Saking senangnya mendapatkan makanan gratis dari Reyhan, Reygan langsung turun dari motornya dan berjingkrak-jingkrak seperti anak kecil.

Reyhan yang baru saja datang langsung mematikan mesin motornya kemudian membuka helm. "Curang lo, trabas lampu merah." Oceh Reyhan yang tak terima kala tadi Reygan menerobos lampu merah sedangkan dirinya menunggu Lampu menjadi hijau.

"Ketoprak kang asep ya han?" Ucap Reygan yang memang menginginkan ketoprak. Mau tidak mau Reyhan harus memenuhi keinginan Reygan. Niat ingin untung malah buntung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang