Chapter 2 - Survives

239 20 3
                                    

Severus perlahan membuka kedua matanya. Kulitnya putih dan pucat. Matanya begitu lesu, lingkaran hitam di bawah kelopak matanya telah memudar, namun masih menyisakan sedikit bekas kerutan. Severus menarik nafas panjang, mencoba memastikan kalau dia benar-benar hidup. Matanya melayang ke seluruh ruangan. Dinding bercat putih dengan jendela bertirai hijau berada tepat di hadapannya. Ia tidak pernah berada di sana sebelumnya. Tempat ini tidak terlihat seperti ruang kesehatan Hogwarts. Mungkin ia sedang berada di pusat kesehatan dunia sihir, pikirnya. Setelah tiga puluh delapan tahun, ini pertama kalinya ia terbaring tak berdaya di rumah sakit.

Severus tidur di bawah selimut tebal berwarna putih, sementara dada dan lehernya dibaluti perban. Ia mencoba menoleh ke samping. Di sebelah kanannya ada meja kayu dengan sejumlah botol ramuan di atasnya, masing-masing diberi label sesuai dengan nama dan dosisnya. Severus mencoba menoleh ke arah sebaliknya. Di sebelah kirinya, ada semacam troli kecil dari besi, yang biasa digunakan untuk menaruh berbagai bingkisan atau rangkaian bunga dari para penjenguk. Ia sama sekali tidak berharap menemukan sesuatu di atasnya. Namun nyatanya, ada sesuatu di atas troli itu, yang ditujukan untuknya.

Pintu terbuka, diikuti masuknya beberapa orang ke dalam ruang perawatan Severus. Seorang pria berambut hitam keabu-abuan dengan jubah putih dan sebuah papan kayu yang dijepiti beberapa lembar kertas di tangannya, serta seorang wanita muda yang mendorong troli kecil berisi botol-botol ramuan di atasnya.

Pria itu terkejut mendapati Severus yang kini telah tersadar. "Tuan Snape. Kau sudah siuman," ucap pria itu seraya berjalan mendekat.

"Kurasa begitu," jawab Severus. "Sudah berapa lama aku di sini?" tanyanya.

"Well, lumayan lama. Sekitar sebulan."

Severus hanya terdiam mendengarnya. Tidak menyangka, hal yang baginya berlangsung tidak sampai sejam itu, ternyata terjadi selama sebulan. Perlahan, ia mencoba untuk bangun.

"Tuan Snape! Sebaiknya jangan langsung bergerak dulu. Kami akan memeriksamu, lalu menyiapkan ramuan-ramuan untuk memulihkan fungsi organmu," ujar dokter itu. Ia mengayunkan tongkatnya di udara, membaca beberapa mantra untuk memeriksa kondisi kesehatan Severus.

"Bagus sekali! Tubuhmu baik-baik saja sekarang. Hanya perlu sedikit penyesuaian. Kau sudah bisa keluar beberapa hari lagi." Dokter itu lalu membantu Severus duduk di tempat tidur, sementara suster mengganti botol-botol ramuan di atas meja dengan botol-botol baru yang masih penuh. Perlahan, mantan kepala sekolah Hogwarts itu duduk di tempat tidur, dengan bersandar pada tumpukan bantal di belakangnya.

"Apa yang terjadi padaku setelah itu?" tanya Severus. "Bukankah seharusnya aku sudah mati?" lanjutnya.

Dokter itu terdiam sejenak, memikirkan jawabannya. Ia menarik nafas panjang.

"Kau beruntung, Profesor. The boy who lived. Dialah yang menolongmu, Sir."

Severus masih tidak percaya dengan hal yang didengarnya.

"Putra James Potter?"

"Ya. Kudengar, dia yang memberitahu pihak sekolah di mana dirimu berada malam itu, segera setelah Hogwarts mendeklarasikan kemenangan. Dia terbang ke sini dengan sapu Firebolt, sambil mengangkutmu dengan tandu. Kami bisa segera mengeluarkan sejumlah besar racun dari dalam tubuhmu, tepat waktu. Sisanya, ditangani dengan ramuan penangkal racun, yang melindungi tubuhmu hingga semua racun itu keluar sendiri dari saluran ekskresi," jelas dokter itu panjang-lebar.

Pria itu lalu melangkah ke sebelah kiri Severus. Tangannya meraih bingkisan kecil berwarna merah-kuning, yang terdapat di atas troli.

"Jika bukan karenanya, mungkin kau tidak akan selamat. 'Anak yang hidup' itu, telah menjadikanmu 'Pria yang hidup'." Pria itu tersenyum dan menyerahkan bingkisannya pada Severus.

One More Chance [Snape & Harry Fanfiction | Father-Son/Adoption AU] (Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang