"papiiiiiiiiiii" teriakan dari gadis cantik yang masih menginjak kelas tiga smp menggema ke seluruh penjuru rumah. Nabila yang baru saja pulang dari sekolah, dan hawa panas selama perjalanan pulang pun membuat nya langsung ke dapur dan mengambil ice cream di kulkas, lalu memakan nya di meja makan.
"apaaaaaa? haha ayo sini tangkap papi kalo bisa sayang" jawab Rony dengan wajah tengil menggoda anak nya.
"itukan ice cream Bila papi, sini ngga" Nabila semakin kesal pada ayah nya. namun dia terus berusaha mengejar Rony untuk mengambil Kembali ice cream nya.
"siapa yang beli?" tanya Rony.
"ya akulah"
"uang dari siapa?" Pertanyaan Rony benar benar membuat Nabila semakin kesal.
"dari papi" jawab Nabila "ayo kembaliin, ish jangan di abisin" Nabila menarik kaos Rony, namun lagi lagi melesat.
"MAMIIIIIIIIII" teriak Nabila dengan kencang
"hahahha" Rony terus menertawakan kekesalan anaknya.
"MAMIIIII, TOLONGIN BILAAAA"
"yeeee ngaduaaannnn, jangan ngadu dong" ucap Rony.
"Biarin, MAMIIIIII"
Salma yang sedang menata baju baju di kamar nya pun keluar dan melihat ke Bawah, dia melihat keributan anak dan suaminya yang sedang berebut ice cream. Salma menggelengkan kepalanya samar, serta senyum menghiasi bibirnya.
"Ngapain teriak teriak?" tanya Salma dengan nada yang sangat lembut pada anaknya dari lantai atas.
"mami tolong marahin papi, masa ice cream Bila diambil, tuh mana udah mau habis lagi"
"hmmmh" Salma menghela nafas nya pelan "tinggal ambil lagi bisa kan nak?" lanjut Salma.
"NAH, tuh dengerin mami" sahut Rony yang merasa diri nya di bela.
"masalahnya udah ngga ada lagiiiiiiiii, ish ngeselin banget sih semuanya" mata Nabila terlihat berkaca kaca.
"Ron, kembaliin lah, udah mau nangis itu anaknya" Rony menatap Nabila setelah menyuapkan satu sendok ke mulut nya.
"hahah, lucu banget sih. nih nih papi balikin nih" Rony mendekat lalu memberikan ice cream nya pada Nabila. dengan sumringah Nabila menerimanya.
"loh kok tinngal segini" wajah Nabila berubah seketika, dia semakin kesal pada ayah nya.
"kan yang penting masih ada" jawab Rony tanpa rasa bersalah.
"tuhkan mii, ish ngeselin" adu Nabila pada Salma yang masih melihat interaksi kedua manusia kesayangan nya.
"kamu juga gitu, udah tau anak nya ngambekan masih aja di gangguin" ucap Salma pada Rony.
"hahah, abisnya siihh gemesh banget anak papi satu ini" jawab Rony sembari mengusap kepala Nabila lalu mencium pipinya.
"ngga mau, jangan cium cium, Bila ngga mau di cium papi" sarkas Nabila sembari mengusap usap pipinya sendiri.
"ooh oke, ngga mau di cium papi yaaa. habis ini mau nganterin mami sekalian papi borong ice cream yang banyak, awas kalau kamu ngambil di kulkas" ancam Rony sembari naik ke atas dan menin ggalkan Nabila.
"papi kok gitu?' ucap Nabila dengan wajah gemas nya "aaaah papiii, ayo sini Bila aja yang cium" Nabila pun berlari, berniat mengejar Rony, namun Rony lebih dulu berlari ke arah Salma.
"nggak, papi udah ngga mau di cium" ucap Rony sembari memeluk tubuh Salma dari belakang.
"Ron, jangan gini" ucap Salma sembari berusaha melepas tangan Rony di perutnya.
"aku ngga mau di cium Bila Saaaalll" Rony meneggelamkan wajahnya di ceruk leher Salma.
"papiii" teriak Nabila yang baru saja tiba di atas, dia berlalri kecil lalu melompat naik ke punggung Rony.
"YA ALLAH" pekik Salma yang hendak terjengkang kebelakang.
"HAHHAHAHA' tawa Rony makin kencang karena Nabila berusaha mencium pipi nya.
"awas, jangan gini yaAllah, Bila turun" omelan Salma tidak di gubris oleh anak dan suaminya, mata Salma tertuju pada pantulan kaca yang ada di sudut dinding sebagai hiasan rumah. mata Salma menyipit, bibirnya pun turut tersenyum mendengan celotehan dan tawa riang dari anak dan suaminya. inilah kebahagiaan Salma, Bahagia yang dia dapat, setelah badai besar menimpanya.
19.36