Setelah selalai membuat susu untuk Syarla, Salma pun kembali pada Rony yang ada di ruang tamu.
Dengan lembut Salma meminta Syarla dari pangkuan laki laki baik yang baru saja di kenal nya, Salma mendekap anak nya dan memberikan botol susu hangat pada bibir Syarla.
Bukan hanya Salma, senyum Rony pun turut terbit kala melihat bibir Syarla yang terus mengenyot dot itu dengan sangat kuat. Hati keduanya teriris melihat bayi sekecil itu harus menahan lapar dan sempat memminum air hujan.
"dia lahap sekali" ucap Rony lirih, dengan mata terus memperhatian Syarla kecil.
"mhm, terimakasih ya mas, sudah baik pada kita" ucap Salma dengan tulus.
Rony mendongak, menatap Salma yang sejak tadi berdiri di depan nya, senyum nya sedikit terukir "yah" jawab Rony sembari menganggukkan samar kepala nya "Silahkan istirahat, saya akan pulang" pamit Rony sembari beridiri.
"kunci semua pintu, upayakan apapun untuk keamanan anak kamu, besok pagi saya akan kembali" pungkas Rony yang sudah berada di ambang pintu.
Mobil Rony telah pergi dari halaman depan rumah kontrakan, Salma pun akhirnya masuk dan menidurkan Syarla di atas ranjang yang ada di sana. setelah berkecamuk dengan isi kepala, akhirnya Salma pun ikut tertidur pulas.
**^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^**
Keesokan hari nya, dua orang manusia tengah duduk di kursi ruang tamu dengan posisi pintu terbuka lebar, guna mengantisipasi fitnahan orang orang terhadap mereka.
"kemana suami mu?" tanya Rony di tengah tengah obrolan mereka.
"m-mh s-sayaa tidak punya suami" jawab Salma dengan gugup dan bergetar.
"maksud nya?" Rony semakin menilisik jawaban Salma, dia membernarkan duduknya untuk lebih fokus pada perempuan beranak satu di depan nya.
"saya di ceraikan mas, di usir, dan di telantarkan sejak hari pertaman melahirkan" tetesan bening mulai keluar dari pelupuk mata nya.
isak tangis Salma kian terdengar, nafasnya memburu, dan getaran tangan nya pun sempat membuat fokus Rony teralihkan.
"maaf, jangan di paksa jika tidak sanggup" sambung Rony.
Salma menggeleng pelan, dia menarik nafas nya sekali dan memberanikan diri menatap Rony "saya hidup sebatang kara, tanpa orang tua dan tanpa siapa siapa" Salma mulai menceritakan kisah hidup nya "saya bekerja, tanpa sekolah, dan tanpa kasih sayang yang sempurna. saya menikah, dengan laki laki yang tidak bertanggung jawbab, dia terus memaksa saya untuk bekerja dan memenuhi semua kinginan nya. saya di paksa untuk terus bernyanyi tanpa ada sedikit pun perasaan pada saya yang sedang hamil muda pada saat itu, jika saya menolak, tamparan dan pukulan selalu saya dapatkan dengan cuma cuma" Salma mengsap air mata nya yang mengalir deras di pipi nya.
"hiks sampai pada akhirnya, dia menemukan perempuan yang bisa membawa nama nya melambung tinggi, tanpa ada rasa kemanusiaan, dia mentalak tiga saya dihadapan perempuan itu, dan di depan banyak orang"
Rony tak sampai hati melihat dan mendengar cerita dari Salma, tangannya tergerak, mengambil tisu dan mengusap air mata di pipi Salma.
"setelah itu, kalian hidup dimana?"
"saya tidak punya tempat tinggal, saya bawa anak saya ke jalanan, sejak 3 bulan yang lalu" jawab Salma.
Rony terdiam, pikiran nya jatuh pada anak perempuan nya yang saat ini tengah di bawa oleh ibu nya. yaa, Anggis adalah anak perempuan semata wayang nya dengan Bunga. sejak berpisah dengan Bunga, Rony sudah tidak pernah lagi melihat Anggis. Jangan kan melihat, sejengkal pun Rony mendekat tidak pernah mendapatkan izin dari Bunga dan keluarga nya.
"ah, haha, maaf ya mas, saya jadi menceritakan tentang buruk nya hidup saya, karena selama ini, tidak ada orang yang peduli dengan saya" ucapan Salma membuyarkan lamunan Rony.
"enggak, gapapa, saya justru senang, karena bisa menjadi tempat curhatnya mbak"
"Salma, panggil Salma aja" ucap Salma sembari mengusap air matanya.
"iya" Rony menganggukkan kepalanya.
"terimakasih sudah baik sama saya dan anak saya mas, secepat nya saya akan bekerja dan tidak merepotkan lebih lama lagi"
12.40