CHAPTER 03

49 9 2
                                    

Warning! : Karya ini adalah fanfiction penggemar. Cerita ini hanyalah imajinasi, harap tidak ada kekeliruan dengan kenyataan.

.

.

.

.

.

Happy reading?
__________

AUTHOR POV.

Hujan turun dengan deras di Sertai angin kencang dan petir yang sesekali menggelegar mampu membuat telinga pengang. Langit berwarna kelabu gelap, terus menumpahkan air hujan ke permukaan bumi.

Seorang anak perempuan berambut hitam, yang berumur sekitaran 15-17, tengah berlari dengan kaki pincang menerjang hujan yang kian menderas. Baju berwarna birunya telah kotor oleh tanah dan bercak darah, rok yang di kenakannya robek memperlihatkan pahanya yang mulus dan pucat.

Selalu bertanya tanya, kemana? Kemana ia mesti bersembunyi? Sepanjang dirinya berlari, mau sejauh apapun itu , yang ia temukan hanyalah pepohonan lebat di sepanjang jalan. Ya, hutan.

Hingga langkahnya terhenti dan ia terjatuh karena tersandung sebuah ranting pohon yang cukup besar dan panjang, dirinya meringis pelan kala merasa sakit akibat luka goresan di kakinya. Tak ingin menyerah, perempuan itu kembali mencoba bangun dan melangkah pergi, walau kini tak secepat sebelumnya karena kakinya yang semakin cedera.

Menemukan sebuah tumpukan besi dan kayu yang tak terlalu jauh darinya, ia melangkahkan kaki menuju tumpukan itu dan langsung bersembunyi di ruang sempit yang tercipta antara sela sela seng besi. Perempuan itu reflek menutup mulutnya dan menahan nafas saat mendengar teriakan dari kejauhan yang menyuruhnya untuk berhenti kabur. Padahal suara hujan akan menyamarkan suara nafasnya.

"KEMANA DIA PERGI?!"

"CARI TERUS SAMPAI KETEMU!!!"

"CEPAT TEMUKAN JALANG ITU!!!"

Air matanya jatuh, perempuan itu menggigit bibirnya kencang supaya tak mengeluarkan Isak sekecil apapun.

Hingga suara suara itu menjauh, tenggelam dalam hujan deras. Ia bernafas lega meski masih sesenggukan, apa dia selamat?

Tubuhnya kembali menegang tatkala mendengar suara langkah kaki yang beradu dengan dedaunan kering yang gugur, tengah menuju kearahnya. Air matanya kembali mengalir dengan deras, ia berdoa dalam hati agar keberadaannya tak di temukan.

Pada akhirnya ia benar benar pasrah ketika melihat siluet seseorang yang Hadri di depannya. Namun ketika melihat wajah pemiliknya perempuan itu membulatkan matanya kaget, air mata semakin deras dan terdapat kelegaan mendalam di matanya.

Ketika dengan cepat ia memeluknya erat, orang itu juga cukup kaget dengan keberadaan atsumu.

"Atsumu!?"

Atsumu pun pingsan di pelukan tuan Kozume karena kelelahan.

⚜  ⚜  ⚜

"Bagai mana keadaannya?"tanya seorang pria paruh baya yang baru saja memasuki sebuah ruangan.

Kenma berjengit kaget saat mendengar pertanyaan dari ayahnya itu. Terlalu larut dalam pikirannya membuat kenma tak menyadari kedatangan Kozume Madori- Ayah kenma sekaligus orangtua angkat atsumu.

Kenma membuang wajahnya ke arah lain, tak ingin menatap wajah tou-san nya itu."Belum sadar, dokter bilang dia baru saja melewati masa kritisnya."Jawab kenma sekenanya.

Madori mengangguk mengerti, ia pun berjalan menuju kursi yang berada di dekat ranjang Atsumu. Ditatapnya wajah damai anak gadisnya itu dengan pandangan lembut serta sendu, ia mengenggam tangan atsumu dan mengusapnya pelan. Kenma yang melihat pemandangan itu berdecak pelan lagi lagi membuang muka. Entah mengapa tiba tiba hatinya terasa sesak.

Madori yang sedang berada di Amerika karena pekerjaannya pun dengan cepat langsung bergegas kembali ke Jepang, setelah mendapat kabar atsumu masuk kerumah sakit karena luka tusukan. Iri? Tentu saja kenma iri.

Kenma termenung, memikirkan masa lalu tentang atsumu. Dulu, ia hanya mengenal atsumu sebagai anggota tim Inarizaki saja, tak lebih. Hingga kejadian kejadian mengungkap segalanya dan betapa terkejutnya dirinya ketika mengetahui jika atsumu adalah perempuan.

Kejadian pemerkosaan atsumu yang tersesat di hutan menjadi awal dari hubungan antar dirinya dan atsumu. Ayahnya dengan baik hati mengangkat atsumu menjadi anaknya yang mana dia telah di usir dari keluarga Miya.

Kenma tak pernah membenci atsumu. Malahan, ketika melihat betapa rapuhnya saudara perempuannya itu, kenma ingin melindunginya. Perlakuan ayahnya lah yang membuat kenma sedikit memendam kebencian terhadap atsumu. Hanya sedikit, mungkin karena iri, dan rasa simpatinya lebih besar dari pada itu.

"Anak ayah kuat, atsumu kuat. Tolong bertahan lah..."

Madori mengenggam tangan pucat atsumu erat dan menempelkannya di wajahnya. Berharap atsumu cepat sadar dari tidurnya.

Kenma tak ingin melihatnya lebih lama. Ia beranjak dari duduknya dan meminta izin untuk mencari makanan, setelah menutup pintu ruangan dengan pelan, kenma bersandar dan mendeh pelan. Mata kucingnya yang indah berkaca kaca menahan tangis.

"Kenma..."

Kenma menoleh kesamping, dan mendapati Kuroo yang berdiri tak jauh darinya dengan merentangkan kedua tangannya, Seolah tahu kenma sedang membutuhkan tempat bersandar. Bohong jika kuroo yang notabene nya adalah teman kenma sedari kecil tak mengetahui apapun tentangnya. Dan kuroo selalu berusaha untuk berada di sisi kenma ketika ia membutuhkannya.

"Tetsu..."gumam kenma kecil memanggil nama sahabatnya parau, air matanya jatuh bertepatan dengan ia yang berlari pelan dan masuk kedalam dekapan hangat kuroo.

Tangisnya tak dapat ia bendung lagi.

⚜  ⚜  ⚜

_ TBC _

Hey, pa kabar?

Maap ya Up nya lama, aku lupa kalo punya cerita, hehehehe🗿

Untung ada yang ingetin, makasih!

Jangan lupa tinggalkan jejak kawan kawan!!!

Btw, sedihnya kerasa gak walau sedikit? Gak terlalu bisa membuat suasana angs soalnya...

Atsumu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang