CHAPTER 04

54 8 1
                                    

Warning! : Karya ini adalah fanfiction penggemar. Cerita ini hanyalah imajinasi, harap tidak ada kekeliruan dengan kenyataan.

.

.

.

.

.

Happy reading?
__________

AUTHOR POV.

Kamar yang bernuansa biru laut itu tegang, seorang bayi yang beberapa hari lalu baru lahir ke dunia menangis kencang. Sebenarnya, sudah dari tiga menit yang lalu bayi itu menangis, dan seorang wanita berperawakan tinggi dan cantik, hanya memandang bayi itu datar.

Hingga suara air yang mendidih terdengar walau kalah kencang dari tangisan si bayi. Wanita itu berjalan kearah panci elektronik yang berada tak jauh darinya. Ia mengambilnya dan membawanya menuju sang bayi.

Di tuangkannya air yang baru mendidih itu, tanpa rasa kasihan, tanpa rasa bersalah. Tangisan bayi itu semakin kencang, hingga, mengecil, dan tak terdengar lagi.

Apa dia mati?

⚜  ⚜  ⚜

"Ayah bilang, dia sedang mengusahakan nya."

Kuroo terdiam sejenak, lalu mengalihkan pandangannya dari kenma kearah pintu kantin rumah sakit.

Pagi tadi, mereka baru saja mendapat kabar bahwa atsumu kembali kritis setelah di larikan ke UGD. Padahal baru kemarin dokter berkata bahwa atsumu akan segera terbangun. Dan sekarang, ia kembali koma. Entah berapa lama atsumu akan tertidur- dengan tenang.

Luka tusukan yang di terimanya tak terlalu dalam, bukan tidak mungkin atsumu akan terbangun kemarin. Tetapi, ternyata ia koma bukan karena itu saja. Luka yang ia terima, sudah menumpuk, dan menjadi sangat toxit.

Pelaku adalah ayah kandungnya sendiri, kenma sebenarnya sudah menduganya. Dan kuroo bertanya tanya mengapa orang itu belum juga di tangkap. Bukan tidak ada yang menangkap, tetapi belum. Semua orang sedang berusaha, keluarga Miya bukanlah keluarga sembarangan. Oikawa, Iwazumi, dan Masami terbang ke Amerika untuk mencari pengacara yang handal, sedangkan ayahnya sedang berusaha untuk mengumpulkan bukti bukti kekerasan terhadap atsumu. Walau keluarga Kozume termaksud jajaran keluarga atas, mereka masih kesusahan untuk menjalankannya.

"Aku masih tidak percaya jika atsumu adalah seorang perempuan."Ujar kuroo sambil menopang dagunya dengan tangan kanan memandang kenma.

Kenma yang menunduk dan mengangguk pelan, ia memerhatikan kopi Capuccino nya yang berada di kedua tangannya."Ya, aku juga."

Kuroo tersenyum jahil."Bisa kali Ken, kau jadikan aku kakak iparmu."

Kenma reflek memukul pundak kuroo."Jangan mengada ada."katanya sinis.

"Berjanda Ken... Berjanda..."

Kenma mendesis pelan, lalu memutar bola matanya malas dengan kelakuan kuroo."Mau kau kemana kan Kak Alisa-san hah?"

Kuroo yang mendengar itu langsung tertegun, wajahnya memerah menjalar ke telinga."Jangan membahas itu!"sentaknya karena mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Ketika dirinya dan kakak perempuan Haiba Lev  tak sengaja bertabrakan dan Alisa yang terjatuh dia atasnya.

Atsumu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang