CHAPTER 05

41 7 0
                                    

Warning! : Karya ini adalah fanfiction penggemar. Cerita ini hanyalah imajinasi, harap tidak ada kekeliruan dengan kenyataan.

.

.

.

.

.

Happy reading?
__________

AUTHOR POV.

Jika ada yang bisa mendeskripsikan seorang Miya Atsumu, mungkin itu adalah sun and moon. Seterang matahari dan seredup sebuah bulan. Seperti matahari yang selalu menyinari siang, dan cahaya redup bulan yang tetap bersinar meski banyak orang yang mengabaikannya, menemani rasa sepi dan kesendirian banyak orang. Tanpa mereka sadari.

Sayangnya, tak banyak orang tahu bahwa sang matahari itu, kesakitan. Ia menderita.

Luka dan banyaknya lebam di tubuhnya selalu berusaha ia tutupi, perlakuan kasar bibi dan pamannya tak pernah dirinya gubris sebagai mana kedua orangtuanya melakukannya. Terkesan menerimanya dan hanya pasrah. Kendati demikian, atsumu terluka cukup dalam.

Orangtuanya tak mengharapkan dirinya ada, mereka hanya menginginkan kembarannya, bukan dirinya.

Awalnya atsumu kecil tak mengerti, mengapa ia di perlakukan berbeda dengan Osamu.

Dan kini, semuanya jelas.

Dia perempuan.

Atsumu berbeda, ia adalah anak perempuan, bukan laki laki.

Semua itu membuat atsumu berfikir, jika ia juga laki laki, apa mereka akan menerimanya?

Setelah siksaan bagai di neraka itu ia kembali pulang dari rumah bibinya. Kembali ke kandang predator yang membuatnya tak bisa tenang barang sedetik pun.

Keinginannya untuk membuat mereka menerimanya menjadikan atsumu begitu terobsesi dengan semua gerak gerik dan apa saja yang Osamu kembarannya lakukan. Ia mulai merubah diri dan berpakaian seperti laki laki. Di saat suara Osamu memberat, atsumu pun Mati Matian berlatih agar orang orang tak mencurigainya sebagai perempuan.

Pernah suatu ketika, Osamu memergoki ayahnya yang sedang memukulnya. Dengan berlinang air mata Osamu mencoba menghentikan itu semua, dan tentu saja tuan Miya luluh atas bujukan anak tersayangnya.

Setelah kejadian itu, Osamu lebih sering di dekat atsumu seolah menjaganya dan tak membiarkan siapapun menyakiti kakak perempuannya.

Ya, Osamu sudah tahu jika saudara kembarnya adalah perempuan. Dia sangat syok waktu itu dan langsung memeluk atsumu. Berkata bahwa ia akan melindungi atsumu.

Tetapi, semuanya tak berjalan semulus itu.

Dengan Osamu yang tetap di perlakukan istimewa, dan atsumu yang selalu berada di belakangnya bahkan tak di anggap jika saja Osamu tidak mengungkit keberadaan atsumu.

Hingga, kejadian itu tiba.

Atsumu yang sudah muak dengan keadaan mulai membenci Osamu adik kembarnya. Kebencian terlihat jelas di matanya, kendati demikian ada banyak air mata yang terpendam.

Saat itu hujan, hujan turun dengan sangat deras. Atsumu bersama Osamu hanya berdua saja di rumah bersama para maid dan pekerja yang melakukan pekerjaan mereka masing masing. Meninggalkan anak kembar yang asik bermain di ruang tengah. Lebih tepatnya Osamu yang asik bermain dan atsumu yang menatapnya dengan intens.

Atsumu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang