salah tingkah

814 31 0
                                    

Happy reading


Hari ini liburan para santri telah usai. Sejak kemarin sore sudah banyak santri-santri yang kembali ke pondok pesantren. Aina, Sinta, dan riana Kini ketiga sahabat itu duduk di depan pintu asrama mereka.

Aina sudah mulai bosan karena hanya duduk menatap area pesantren, ia juga tidak bersemangat karena belum mengisi perutnya, dan pagi tadi pun dia belum mengambil jatah makan nya.

"Laperr, jajan yuk." ajak Aina.

"Koperasi nya masih tutup." ujar Sinta yang kini terbengong seraya menopang dagunya.

"Keluar aja, di dekat pesantren kan banyak yang jualan tuh." ujar Aina dengan sumringah.

"Ngga ah! Kita kan ngga dibolehin keluar sama Gus nya." tolak Riana.

"Izin sama kakang yang itu aja tuh, pasti dibolehin." ujar Aina seraya menunjuk ke arah beberapa keamanan pondok pesantren yang berjaga di luar gerbang pintu pesantren.

"Susah, malesin aku liat muka nya." tolak Sinta.

"Aku belum ambil jatah makan sintaaaa, laperrr." ucap Aina dengan wajah memalas.

"Lah kenapa ngga diambil? Itu juga salah Lo." ucap Sinta.

"Ya lupa, tadi kan keburu nyambut kalian." Ucap Aina.

"Buruan ambil dulu di tempat mbak zizah, barang kali masih ada sisa buat kamu." ucap Riana.

"Kayaknya udah habis deh Rin, udah jam segini juga." jawab Sinta.

"Cari dulu, kalau aina ngga nyari mana bisa tau habis apa ngga nya." ujar Riana.

Aina berfikir sejenak. Kalau minta makanan sama mbak zizah pasti bakalan di marahin karena ngga ngambil sejak pagi tadi.

"Apa minta di ndalem aja ya?" Batin Aina.

"Yaudah aku mau ke ndalem dulu." ucap aina lalu bangkit meninggalkan kedua sahabatnya itu.

Aina berjalan dengan lesu saat menuju ndalem. Bahkan, setelah didepan teras, dirinya hanya berdiam di balik pintu rumah kiyai. Dirinya seperti belum terbiasa masuk kedalem, padahal ia sudah sering piket di ndalem.

"Gimana cara bilang nya?" Tanya Aina dengan pelan. Dirinya bimbang karena malu untuk masuk ke dalam dan sungkan untuk meminta makanan.

"Ina, ada apa?" Tanya seseorang yang berada dibelakang nya Aina.

Aina memutar tubuhnya dan melihat suara laki-laki tadi. Senyum Aina mengembang begitu yang mendapati suami nya lah yang berdiri di belakang tubuhnya. Aina sedikit bergerak untuk mendekati kearah Gus dika.

"Guss, ina lapar." Adu Aina dengan pelan.

"Lalu?" Tanya Gus Dika lalu menahan kedutan di bibirnya.

"Ina belum makan, ina dari pagi tadi belum ngambil jatah makanan di tempat mbak zizah.
Mmm.... Ina boleh minta makanan ngga Gus?" Cicit Aina.

Mendengar suara Aina yang pelan Gus Dika terkekeh pelan, dan ia melihat Aina dengan wajah memalas dan tidak bertenaga itu membuat dirinya kasihan pada Aina.

perjodohan dengan Gus (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang