7. kakak jisung?

434 55 1
                                    

-----------°°°----------

Sudah 5 hari kejadian itu berlalu, mark dan haechan masih belum menemukan petunjuk apa apa tentang si pelaku. Dan setiap hari korban yang bertambah entah 1 orang atau 2 orang.

Hanya kejanggalan-kejanggalan saja yang mereka temukan, namun ini juga bisa menjadi sebuah informasi. Dan hari ini mereka akan pergi ke kantor untuk melapor. Untuk melapor mereka harus menemui pimpinan secara langsung.

Sudah terhitung 1 minggu mereka di kota ini. Jadi waktunya mereka memberi informasi kepada yuta.

Yuta berdehem, ia menatap Mark dan Haechan yang duduk di hadapannya. Hanya ada mereka bertiga di dalam ruangan yuta.

"Bagaimana? Kalian menemukan pelakunya? Atau hanya membawa informasi?"

Mark menjawab. "Kami hanya membawa beberapa informasi tentang kejanggalan para korban."

"Maksudnya?"

"Pelaku itu bisa menjadi korban, pelaku yang saya maksud mungkin adalah anak buah dari dalang pembunuhan ini, setelah membunuh, mereka akan tewas. Contohnya saat itu kami melihat seorang anak SMA yang akan di bunuh, tapi anak itu selamat, kami mencegahnya."

"Pelaku nya kabur dan saat saya mengejar nya dia hilang, padahal jarak saya dengan dia tidak jauh, dia hilang saat di tikungan. Laku tak lama saya mendengar teriakan dan ketika saya datang ke tempat asal suara, pelaku sudah tak bernyawa."

"Dan contoh lainnya seperti kejadian lima hari yang lalu, Haechan hampir menjadi korban-"

Yuta melirik ke arah haechan sekilas yang menunduk menatap meja. Lalu mark melanjutkan perkataannya.

"Tapi saya berhasil mencegahnya, pelaku di bawa oleh warga ke kantor polisi, saya dan haechan pergi ke apartemen sebentar untuk mengobati luka di punggung saya setelahnya kita ke kantor polisi dan saat tiba di sana pelaku itu sudah tewas menjadi korban, lehernya hampir putus."

"Sisanya biar Haechan yang menjelaskan."

Haechan mendongak, ia kemudian berdehem dan menatap mata yuta.

"Di dalam sel dia sendirian, saya mengamati lantai dan dinding sel itu, tidak ada sesuatu yang aneh dan juga di sana tidak ada pisau atau alat tajam apapun."

"Saya menyimpulkan ini ada hubungannya dengan ilmu hitam. Seperti membunuh tanpa menyentuh."

Yuta tersenyum mendengar penjelasan Haechan. Ia menatap Haechan dan menghela nafas pendek.

"Darimana kau bisa tahu?"

"Saya merasakan nya, dan saya juga melihat, pasti asap hitam keluar dari tubuh para korban tewas."

Mark menatap Haechan kaget, Haechan menatap mark sekilas lalu memfokuskan pandangan nya pada yuta.

"Itu dia! Sengaja aku pasangkan kalian untuk kasus ini karna ini bukan kasus biasa. Haechan bisa merasakan hal-hal yang spiritual dan mark yang sudah ahli bahkan profesional dalam menangkap pembunuh."

"Awasi orang-orang terdekat kalian, waspada lah."

***

Sore harinya setelah mereka pulang dari kantor dan membersihkan diri. Mereka akhirnya berpatroli lagi dengan menyamar sebagai warga biasa di kota X ini.

"Apa ada hantu disini?" Tanya mark tiba-tiba.

Haechan melihat sekitarnya. Ia mengangguk dan menyeringai.

"Banyak, korban-korban disini, bahkan di sebelah mu juga ada, ia melotot padamu."

Mark sebenarnya tidak takut dengan hantu. Namun entah kenapa ia merinding sekarang. Ia melihat samping kanan nya yang tidak ada apa-apa.

Partner [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang