8. bunuh diri?

433 50 2
                                    

--------°°°--------

Pagi harinya Mark sedang berolahraga pagi. Mark sudah mengajak Haechan namun anak itu menolak. Malas katanya, dan lebih naik menonton tv alhasil mark berangkat sendiri.

Sekarang sudah pukul sembilan pagi, mark akan pulang mungkin saat pukul sepuluh. Ia sudah sarapan bubur. Sengaja tak membelikan untuk Haechan karna pasti Haechan sudah makan.

Beberapa wanita disana yang melihat mark memekik. Menganggumi ketampanan nya, apalagi Mark terlihat keren dengan baju tanpa lengan memamerkan otot-otot tangan nya.

Ia memilih berlari kecil melewati rumah jisung, disana terlihat wendy sedang duduk berjemur di bawah sinar matahari pagi.

Wendy yang melihat mark menyapa dengan senyuman anggun nya. Mark pun memilih menghampiri untuk mengobrol sebentar.

"Hai mark, sedang olahraga?"

"Iya kak, sekalian melihat situasi, jisung sekolah?"

"Iya, aku sendirian di rumah."

"Dimana Haechan? Kenapa dia tidak bersama mu?"

"Haechan tidak suka berolahraga, sudah ku ajak tapi dia menolak, malas katanya."

"Astaga.." wendy tertawa kecil.

"Kenapa?" Mark duduk di sebelah wendy.

"Hmmm dia menggemaskan, wajahnya sama sekali tidak cocok untuk seorang polisi, wajahnya seperti bayi."

Mark tersenyum membayangkan wajah haechan, mark suka terbangun lebih dulu saat tidur, dan pasti melihat wajah tidur haechan yang terlihat lucu.

Saat haechan mengomel juga lucu, apalagi saat wajahnya merah karna malu. Tanpa sadar mark tersenyum sendiri membayangkan nya.

Wendy yang melihat tersenyum jahil. "Haechan menggemaskan kan, mark?"

"Iya sangat, dia sangat menggemaskan." Jawabnya tanpa sadar. Setelah sadar mark gelagapan apalagi wendy tampak menaik turunkan alisnya.

"Tidak, maksudku bukan begitu.."

"Sudahlah mark, mengaku saja kamu suka Dengan Haechan kan?"

"Tidak, jangan bicara aneh-aneh kak."

"Baiklah baikk, ah astaga aku jadi merindukan haechan."

"Mau berkunjung? Sekalian aku juga mau pulang."

"Boleh?"

"Tentu, ayo."

Baru semalam mereka bertemu, tapi sudah akrab saja. Wendy orang yang mudah berbaur. Ia juga ramah itu sebabnya mudah mendapat teman.

Mereka berjalan beriringan, hanya berjalan memutar untuk pergi ke apartemen karna rumah jisung berapa di belakang apartemen.

Karna masih pagi, belum banyak orang berlalu-lalang. Hanya ada beberapa penjual makanan.

"Tolong... Tolong..."

Mereka berdua seketika berhenti berjalan. Mark mengedarkan pandangannya, mata tajam nya memperhatikan sekitar.

"Kakak dengar?"

"Ya, aku mendengar nya, seseorang meminta tolong."

"Tolong..."

Mark berlari ke arah suara, diikuti wendy yang berlari kecil. Mata mark membulat ketika melihat seorang pria dengan keadaan mengenaskan terduduk lemah menyandar pada tembok.

Darah dimana-mana dan perutnya tertusuk pisau. Pria itu menatap melas pada mark. Wendy menutup mulutnya melihat pemandangan mengiris hati itu.

Mark segera menghampiri berniat menolong namun pemuda itu malah menusuk dirinya sendiri dengan pisau di perutnya berkali-kali. Tetapi ia masih meminta tolong.

Partner [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang