Beberapa hari ini kraton yogyakarta disibukkan dengan acara pengangkatan Andaru sebagai putra mahkota. sebelumnya semua sudah tau jika Andaru akan menjadi penerus tahta, akan tetapi acara ini merupakan tradisi yang harus di lakukan dan meresmikan Andaru sebagai putra mahkota.
''mas mau makan apa'' suara wanita membuat Andaru menolah.
sudah 1 bulan sejak pernikahannya dan Andaru belum merasa terbiasa dengan Ranjani yang berada di sekitarnya. Gadis manis berusia 21 tahun yang ayahnya nikahkan beberapa bulan lalu dengannya adalah gadis yang manis dengan rambut panjang, berkulit sawo matang yang sangat identik dengan keturunan jawa.
''apa aja yang di masak di dapur'' jawab Andaru.
Ranjani tersenyum membantu suaminya mengancingkan kemeja. setelah bersama dengan Ranjani, Andaru menyadari istrinya adalah gadis yang baik, mungkin kata gadis sudah tidak tepat lebih tepat jika di sebut wanita baik. selama 1 bulan ini Andaru mencoba bersikap sebiasa yang dia bisa dan memperlakukan Ranjani layaknya seorang istri sebagaimana mestinya.
''ayah sudah nunggu di meja makan'' Ranjani mengusap pundak Andaru memastikan kemeja suaminya tidak kusut.
Andaru menghela nafas panjang, pagi hari terasa melelahkan jika sudah harus berurusan dengan ayahnya. dengan pengangkatan sebagai putra mahkota Andaru akan lebih sering berurusan dengan ayahnya yang selalu membuatnya sesak. terkadang pangeran itu berharap rakyat yogyakarta menentang adanya keraton dan Andaru akan menjadi rakyat biasa.
hubungan Andaru dan sultan hamengkubuwono sama sekali tidak membaik, Andaru hanya akan berbicara dengan ayahnya jika diajak, sebisa mungkin dia memilih tidak berurusan. sama seperti sekarang Andaru, orang tuanya dan Ranjani sedang sarapan bersama namun mereka sama sekali tidak berbicara.
''ayo nduk tambah maneh segone'' ibu Andaru mencoba memecahkan keheningan dengan mengajak menantunya berbicara. (Ayo nak {nduk:perempuan} tambah lagi nasinya)
''sampun bu niki pun nambah'' (sudah bu ini sudah tambah)
''karo bojone sg perhatian, sg gemati, ojo di ngorne ae'' Andaru hanya mengangguk menjawab ibunya. (Sama istrinya yang perhatian, yang sayang, jangan di diemin aja)
''sg cinta'' kali ini sultan Hamengkubuwono yang berbicara.
mendengar itu Andaru berhenti menyuap makanannya, dia melihat ayahnya tajam. perkataan ayahnya jelas menyinggung Andaru. ''aku selesai'' Andaru berdiri tidak menyelesaikan sarapannya.
''makanan belum habis mas'' Ranjani mencoba menghentikan suaminya.
''jarno lek gak gelem mangan'' kata sultan Hamengkubuwono menghentikan menantunya. (Biarin kalau gak mau makan)
''kamu habisin makannya'' lanjut sultan Hamengkubuwono tersenyum berbicara dengan Ranjani.
Andaru baru kelua kamar saat Ranjani menghampirinya, pangeran mahkota itu berniat pergi ke cafe miliknya yang sudah 3 bulan tidak dia datangi. Andaru memang putra mahkota yang di siapkan untuk mewarisi tahta tapi dia tetap memiliki usahanya sendiri untuk memenuhi kebutuhan tanpa harus menggunakan uang ayahnya.
''mau kemana mas'' tanya Ranjani melihat suaminya rapi membawa tas.
''ngecek cafe''
''ayah bilang kamu harus siap siap buat besok.... pak Aji nanti kesini buat ngomong sama kamu'' Andaru menghela nafas sambil mengusap rambutnya kasar.
terhitung sudah 3 bulan Andaru sama sekali tidak keluar rumah, dia mulai merasa sesak terus terkurung. Ranjani melihat suaminya khawatir, selama menikah dia belum pernah melihat Andaru tertawa bahagia seperti yang dia lihat di foto, namun Ranjani merasa kali ini lebih buruk dari biasanya.
''kamu gak papa mas'' tanya Ranjani hanya di balas gelengan.
''gak papa'' Andaru berbicara dengan nada lembut saat melihat wajah khawatir Ranjani.
''boleh minta tolong buatin teh'' Andaru tersenyum melihat istrinya.
Ranjani langsung mengangguk keluar kamar melakukan yang Andaru minta. Pangeran mahkota tersebut beralih melihat ponsel miliknya. 1 bulan yang lalu setelah acara pernikahan Andaru baru bisa memegang ponselnya lagi, dengan banyak notifikasi dari Giandra yang tidak dibalas sebab ponselnya di ambil.
Andaru menghela nafas raut wajah kecewa Giandra saat acara pernikahannya kembali terlintas di pikiran pangeran mahkota tersebut. wajah Giandra yang bersinar dan tersenyum manis adalah alasan utama Andaru menyukainya, namun siang itu Andaru hanya melihat wajah lelah Giandra dengan kantung mata.
beberapa bulan lalu saat dia dan Giandra masih baik baik saja semuanya terasa menyenangkan. pertama kali Andaru melihat pangeran Keraton Surakarta tersebut pada saat acara pameran lukisan yang di adakan di keraton Yogyakarta. Andaru melihat Giandra sangat tertarik pada karya karya yang di pamerkan, jelas di ingatan Andaru senyuman Antusias Giandra bertanya satu persatu pada seniman yang karyanya menarik.
setelah hari itu Andaru sering melihat Giandra menghadiri acara bersama ayah dan kakaknya. Andaru mulai ingin lebih mengenal Giandra, dia pikir berteman saja sudah cukup namun setelah mengenal Giandra dia mulai merasa bertema sama saja tidak akan cukup untuk menjelaskan perasaanya.
''Den Giandra ya'' Ranjani melihat foto Giandra dan suaminya yang sedang di lihat Andaru dalam ponsel.
mengetahui Ranjani melihat ponselnya Andaru langsung mematikan alat komunikasi tersebut dan berbalik mengambil teh yang dibawa istrinya.
''kalian deket kan.... aku inget dia dateng ke acara nikahan kita'' Ranjani ikut duduk dengan Andaru.
''coba liat fotonya kalian sering main bareng kan'' Ranjani mulai tertarik saat mengetahui Andaru memiliki foto dengan Giandra.
Andaru menggeleng menolak permintaan istrinya, tidak mungkin dia menunjukan foto fotonya dengan Giandra yang jelas banyak foto romantis yang mereka ambil saat masih berhubungan.
''kenapa'' Ranjani mengerutkan kening
suara ketukan di pintu mengalihkan perhatian Ranjani, Andaru menghela nafas saat istrinya berjalan membuka pintu. sekarang ini dia berhasil lepas dari Ranjani dan dia harus segera menyembunyikan semua yang berhubungan dengan Giandra sebelum terjadi masalah.
tbc
DK🌑
25 Maret 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesingkat-singkatnya Cerita | [boyxboy] ✓
RomanceStatus: tamat Bagaimana jika putra mahkota keraton Yogyakarta jatuh cinta pada pangeran keraton Surakarta? Bulan dan Matahari, mungkin seperti itu jika mereka berdua di umpamakan dengan benda. Andaru sebagai bulan yang di temani bintang sedangkan Gi...