*nama tokoh, tempat, gelar yang ada di dalam cerita tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata.
👑👑👑
Danan terbangun karena sinar matahari yang mulai menganggu dia tidur. masih belum puas dengan tidurnya Danan melihat pintu kamar miliknya terbuka, mengingat kemarin malam dia yang menutup pintu membuat Danang langsung berlari, hanya dari depan pintu saja sudah terlihat seluruh ruangan, Danan mulai panik tidak menemukan Giandra yg jelas tidur di sana semalam.
''bu...... ibu'' teriak Danan sambil berlari kearah dapur
''den Giandra gak ada di.....'' Danan sudah menemukan Giandra sebelum dia menyelesaikan kalimatnya.
''opo se lah..... rumah kita kecil gak usah banter banter''
Apa se lah.... rumah kita kecil gk usah keras keras''ini den Giandra disini'' jawab Mayang sambil meletakan sepiring tempe goreng di depan Giandra.
Danan menghela nafas ikut duduk di samping Giandra menunggu ibunya menyiapkan sarapan hanya dengan menggunakan kolor dan kaos kotang.
''kan aku wedi lek den Gian ilang, aku iso di amuk se solo bu'' ucap Danan sambil menyomot tempe goreng.
Kan aku takut kalau den Gian hilang, aku bisa di marahin se solo bumasih sampai di depan mulut, tempe yang Danan pegang lebih dulu di tarik ibunya.
''cuci muka dulu'' kata Mayang mendapat helaan nafas Danan. meskipun dengan terpaksa Danan tetap berjalan ke kamar mandi melakukan apa yang ibunya suruh.
Giandra melihat punggung Danan yang sudah masuk kamar mandi, pagi ini dia terbangun kebingungan tidak tau dimana dia berada. Dengan kesiagaan penuh Gian keluar kamar, namun baru berada di tengah pintu langkahnya terhenti saat melihat Danan sedang tertidur di kursi.
''ayo den silahkan dimakan...... tapi seadanya'' Giandra mengangguk singkat
''ye aku luaper bu'' kata Danan sudah dengan wajah basah sehabis cuci muka.
''ayo den jangan sungkan ibu ambilin ya'' kata Mayang meletakan nasi di piring
''ambilin bu'' Danan ikut meletakan lauk di piring Giandra.
Melihat bagaimana ibu dan anak itu berinteraksi membuat Giandra ingat ibunya. sama dengan saat ibunya masih ada Giandra sering makan berdua seperti ini, meskipun tanpa ayahnya Giandra ingat di tetap bahagia.
''makan yang banyak den''
''Giandra aja bu'' Giandra tidak merasa nyaman mendengar ibu Danan memanggilnya raden.
''tapikan den Gian pangeran''
''biasa aja bu'' Giandra jelas keberatan dengan setatus pengeran yang di sematkan padanya.
''lagian saya bawahnya den Gian...... udah sewajarnya'' kali ini Danan yang berbicara di setujui anggukan kepala Mayang.
''kakak kerja sama ayah........ kalau kita temenan'' Gian merasa Danan bukan bawahnya. Panggilan raden selalu terasa berat baginya.
''kalau gitu ibu panggil Nak Gian aja gimana'' mendengar itu Giandra mengangguk senang, dia merasa Nak jauh lebih baik dibanding Den.
Danan melihat Giandra lekat mendengar pangeran yang berstatus atasannya menganggap dia sebagai teman bukan bawahan yang lebih rendah dari Giandra. mekipun sudah 3 bulan bersama Giandra Danan merasa belum mengenal pangeran itu sama sekali.
''itu matanya Nak Giandra sakit apa kenapa, bengkak banget'' Mayang memperhatikan wajah Giandra.
Danan menoleh dan baru menyadari mata Giandra benar terlihat bengkak, terlihat jelas mata Giandra memang membengkak. Danan segera berdiri menarik satu sendok membasahinya dengan air kemudian meletakan di mata Giandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesingkat-singkatnya Cerita | [boyxboy] ✓
RomansaStatus: tamat Bagaimana jika putra mahkota keraton Yogyakarta jatuh cinta pada pangeran keraton Surakarta? Bulan dan Matahari, mungkin seperti itu jika mereka berdua di umpamakan dengan benda. Andaru sebagai bulan yang di temani bintang sedangkan Gi...