19 : Menemukan Jawaban

17 2 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Seperti pagi-pagi sebelumnya, Zyva menunggu bus di halte. Ada satu-dua orang yang duduk bersamanya. Satu-satunya perbedaan mencolok dari hari-hari sebelumnya adalah pagi ini mendung.

Agaknya, dewi fortuna juga sedang tidak berpihak padanya karena bus yang baru pergi beberapa detik lalu hanya bisa menampung tiga penumpang. Menyisakan Zyva seorang diri di halte ini dengan rasa dongkol yang berusaha ia tepis. Gadis itu tak ingin merusak paginya hanya karena perkara begini. Jadi, dia memutuskan untuk menjejali telinganya dengan earphone dan memutar lagu favoritnya.

Konon katanya, musik itu memiliki kekuatan untuk mempengaruhi emosi, mengubah suasana hati serta memicu reaksi fisik dan psikologis. Dan sejauh ini, cara itu selalu berhasil membuat moodnya yang kacau berangsur membaik.

Tak berselang lama, bus kedua datang. Awalnya Zyva pesimis harus menunggu bus selanjutnya karena lagi-lagi, bus kedua sudah penuh. Namun, siapa sangka tubuh besi itu berhenti sesaat setelah Zyva meyakini dugaannya.

"Buruan naik, Neng. Ini bus terakhir."

Suara berat pria tua yang duduk di kursi kemudi membangunkan sel-sel otak Zyva untuk memproses data yang kemudian membawa kakinya dengan cepat masuk ke dalam kendaraan roda empat tersebut. Sayangnya, belum sempurna ia memposisikan diri, sopir menginjak gas tanpa aba-aba sehingga tubuhnya oleng.

Waktu seakan berhenti saat tangan Laxi melingkari pinggang Zyva untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Bersamaan dengan itu, mp3 di ponselnya memutar lagu Love yang dinyanyikan oleh Lyn dan Hanhae.

Love noeman sallanghale
Noeman saenggakhallae

Cinta, aku hanya akan mencintaimu
Aku hanya akan memikirkanmu

Noeman baraballae
My love neoreul pume anko

Aku hanya akan melihatmu
Cintaku, aku memelukmu dalam pelukanku

Ib majchugo sipeo neowa
Oh every day, every time with you

Aku ingin mencintaimu
Oh setiap hari, setiap saat denganmu

Sesaat, sang hawa tersedot ke dalam mata si pemuda yang indah. Hingga gerutuan seseorang menyela ke dalam pendengarannya, lagu itu berakhir.

"Ya ampun Pak, kasih aba-aba dong kalo mau jalan! Kasihan bumil ini hampir jatoh!"

Detik itu juga, waktu seperti berjalan kembali.

Zyva buru-buru menegakkan punggungnya. Ia berdehem pelan untuk menutupi rasa gugupnya. Bisa-bisanya dia sempat terpesona dengan mata juniornya itu?

"Maaf. Tadi itu refleks." Laxi membuang pandangannya ke samping.

"Em."

Zyva tak tahu harus berkomentar apa karena dia sendiri bingung menerjemahkan debaran di dadanya yang terasa berbeda dari biasanya. Bahkan saking jelasnya suara itu di telinganya, dia tak sadar kalau di luar hujan sudah turun. Efek sama anehnya yang ditimbulkan akibat tangan mereka yang bersentuhan karena mereka berdiri bersisian seolah turut melengkapi.

Revenge Of Alexi [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang