Crazy

888 81 3
                                    

Cahaya itu muncul lagi, benda itu berputar-putar di sekitar taman bersama kunang-kunang yang mengelilingi cahaya itu.

Ini adalah malam ke-enam cahaya itu muncul, Tom sudah kehilangan akal untuk menghilangkan cahaya temaram itu. Banyak cara dan lemparan mantra yang ia keluarkan, namun hasilnya nihil.

Cahayanya tidak mengganggu sebenarnya, namun itu membuatnya risih.

"Tuanku, apa ada sesuatu?" Lucius Malfoy bertanya, dia menatap bingung karena dari tadi tuannya hanya menatap taman.

"Tidak ada, aku hanya berfikir kalau taman itu jelek"

Lucius diam, dia tahu latar belakang dari perkataan tuannya.

Taman itu adalah milik orang yang sudah mati dan tuannya sendiri yang membunuh si pemilik taman.

"Keluar"

"Baik, tuanku" Lucius membungkus dan mematahi perintah tuannya.

___________


Tom tahu alasan kenapa cahaya itu muncul, tidak mungkin itu hanya suatu kebetulan. Cahaya yang muncul di sekitar waktu malam, cahaya yang dikelilingi kunang-kunang, dan kenapa cahaya itu hanya bisa terlihat olehnya.

Dia sudah beberapa kali mencoba menghancurkan taman ini, namun taman ini tak pernah terluka sedikitpun. Taman ini dijaga oleh sihir yang sangat kuat, melebihi dirinya sendiri yang seorang raja dunia sihir.

Hanya satu orang yang bisa membuat mantranya memental, hanya satu orang yang sebanding dengan dirinya, hanya anak bermata hijau itu.

Permaisuri yang mati dibunuh oleh rajanya sendiri.

The Choosen One.

"Aku tidak tahu kau bisa membenci seseorang, ku kira kau hanya anak yang polos"

"Aku memang anak yang baik, tapi tidak sebodoh itu"

Tom menatap tubuh tembus pandang anak yang duduk di kursi.

"Tapi, sekuat apapun kau membenciku kau tidak akan bisa menyentuhku"

Roh tidak bisa menyentuh mahkluk yang masih hidup.

Anak bermata hijau itu tertawa, dia menggelengkan kepalanya pada orang yang membuatnya jadi seperti ini.

"Kau benar, aku tidak bisa menyentuhmu"

Roh itu berdiri, dia berpindah tepat di depan manusia yang masih hidup.

Tangannya yang tembus pandang meraih wajah tampan pria dewasa, dia tersenyum lalu menarik tangannya.

"Dan begitu juga denganmu, kau tidak akan bisa lagi menyingkirkanku. Kau akan terus melihat taman ini dan akan terus tersinggung karenanya, kau tidak akan bisa menyingkirkan batu yang menghalangi pandanganmu"

Roh itu melangkah mundur, dia mengabaikan tangan yang mengerat karena menahan amarah.

"Kau, tahu aku melakukannya karena mencintaimu kan?"

Dia menikam jantung kekasihnya karena mencintai permaisurinya, dia melakukan itu karena cinta.

Tom menikahi permaisurinya murni karena cinta dan dia membunuh orang yang ia cintai untuk membuktikan cintanya.

Roh itu berbalik, wajah cantiknya berubah hanya untuk menunjukkan seberapa besar rasa jijik dan bencinya dia pasa Tom Marvolo Riddle.

"Kau benar-benar sakit"

"Jangan membantahnya"

Roh itu menghela nafas, Tom adalah manusia tergila yang pernah ia temui.

Jika orang itu benar mencintainya, maka orang itu tidak akan menikahi orang lain disaat mereka masih bersama. Lalu, cinta macam apa yang membunuh orang yang ia cintai?

Bukankah normal, kau akan berpisah jika kekasihmu selingkuh?

Dia menghela nafas, cara ini tidak akan efektif untuk membuat orang ini sadar kesalahannya. Seharusnya dari awal dia pergi ke dunia muggle saja dan menikmati kehidupan manusia normal.

"Hahhh, Tom kau benar-benar gila"

Pria itu mengadah dia menatap tubuh transparan yang menjadi utuh seolah kekasihnya hidup.

"Harry, kau-"

Anak itu menggelengkan kepalanya, dia sudah tidak bisa menghadapi pria gila di depannya.

"Selamat tinggal, aku harap kita tidak bertemu lagi"

Tas

Mata Tom melebar tepat saat cincin perak jatuh di tanah.

Rasa marah di hatinya bergejolak hingga tanah disekitarnya retak, cincin yang jatuh kembali ke tangannya.

Urat-uratnya terbentuk karena kemarahan yang tak bisa lagi ia tahan, selama enam hari ini ia di permainkan dan setahun lamanya ia sudah di tipu.

"Harry Potter!!!"

























































































Harry menghela nafas, entah di kehidupan mana pun. Tom tidak pernah benar, entah apa yang terjadi pada pria itu hingga memiliki pemikiran di luar nalar yang tidak bisa ia pahami hingga sekarang.

"Hahhh, aku benar-benar tidak mau terlibat dengannya lagi"

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang