Tom tidak mengira jika mereka akan bertemu kembali, dia bahkan tidak berfikir jika orang ini akan kembali menginjakkan kaki di dunia sihir.
Terlebih dia melihat dua anak yang mengekor di belakangnya dengan seragam Hogwarts. Mereka baru saja keluar dari toko tongkat sihir.
"Oh, Tom. Kau juga tak menua"
Dia menyapa seperti tak ada apapun di antara mereka, rasanya entah lebih pahit.
"Tom? Oh, jadi kau ayah biologis kami"
"Waww, pantas ibu mau denganmu. Kau tampan sekali"
"Harry, mereka...."
Tom menatap Harry, pemuda itu mengangguk menyetujui pikirannya.
Lucius dan Severus di belakang tuan mereka saling tatap.
"Kalau begitu kami permisi, kami perlu makan siang sekarang"
Harry menunduk dengan sopan, namun sebelum ia melangkah Tom menahan dirinya.
"Kami pergi ke toko permen"
Si kembar menyadari situasinya jadi mereka menjauh, Severus dan Lucius juga melakukan hal yang sama.
Sekarang mereka memiliki ruang, orang-orang di sekitar mereka sudah dari tadi menghilang begitu melihat kedatangan raja mereka.
"Yang merah Kai dan hijau Noel, mereka sangat mirip denganmu"
Tom mengangguk, dia setuju. Terutama Kai, dia merasa seperti melihat dirinya sendiri saat masih sangat muda. Noel mirip dirinya namun anak itu mewarisi kecantikan ibunya.
Melihat kedua anak itu sehat dan ceria rasanya seperti tertampar kembali, Harry bahagia tanpa dirinya di dalam lingkaran itu.
"Jika aku memintamu kembali apa kau akan kembali?"
Mereka bertatapan.
"Aku akan menamparmu dan langsung pergi"
Tom tersenyum, Harry tidak lagi menatapnya.
"Tom, jangan bertemu anak-anak tanpa izinku. Kau tahu kau tidak punya hak atas mereka, anak-anak sepenuhnya adalah milikku"
Tom mengadah, Harry sama sekali tidak menatapnya. Dia tidak bisa mengatakan apapun bahkan sampai Harry meninggalkannya sendiri.
"Jadi ini rasanya mengambil tempatmu?"
Rasanya sangat buruk, Harry terus maju dan bahagia dengan jalannya sedangkan dia terus terjebak dengan dirinya sendiri.
Rasa bersalah dan sakit hati mengurungnya di penjara sesak ini.
Tom mendecak, dia menyesali tawaran wanita itu.
"Seharusnya aku tidak mengambilnya"
Seharusnya dia tidak melihatnya.
Kehidupan dimana mereka bersama dan bahagia, di kehidupan pertama dimana hanya dia yang mengingatnya.