Open (03) || End

542 54 0
                                    

Ckrekk

Ckrekk

Runtutan kamera berlomba menangkap gambar artis yang menjadi bintang utama malam ini.

Harry membuka matanya perlahan, semuanya berkilau. Dari ujung rambut hingga ujung kakinya, dia sangat berkilau. Orang-orang berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatiannya.

Ini adalah kehidupan yang cocok untuknya, kehidupan yang berkilau.

”Edward kau adalah penyihir bukan?"

Edward mengintip Harry dari kaca mobil.

"Kau juga bukan? The Choosen One"

Harry mengubah pandangannya dari kaca ke Edward, dia tersenyum.

"Kapan kau menyadarinya"

"Saat kau kembali empat tahun lalu"

"Edward"

Harry memanggil.

"Edward"

Di memanggil.

Harry kembali tersenyum, dia menutup matanya dan kembali membuka pandangannya untuk melihat langit malam yang indah.

Burung hantu yang berterbangan, bulan yang terlihat besar, dan beberapa manusia dengan sapu terbangnya.

Bahkan di kehidupan ini, dia kembali dikhianati oleh orang yang paling dekat dengannya.

Mereka turun di depan sebuah manor, seseorang membukakan pintu mobilnya. Harry keluar dan beberapa orang berbaris dengan kaki yang bertekuk ke tanah, Tom sedang berdiri menunggunya di depan.

"Edward"

Harry melirik pria yang ikut berlutut dalam barisan, dia menatap seorang wanita yang berlutut tak jauh dari Bellatrix.

Bibir Harry rasanya tak bisa berhenti tersenyum, dalam waktu yang singkat sudah berapa kali ja tersenyum. Pipinya jadi keram.

"Edward kau di pecat dan jangan lupa kau harus mengembalikan semua fasilitas yang ku berikan"

Harry kemudian melangkah menuju pria itu, semua orang berpakaian serba hitam malam ini. Keputusan yang tepat memakai warna peach yang cerah, instingnya memang luar biasa.

Pihak light jelas kalah total, tapi di luar dugaannya. Dunia sihir lebih stabil dari yang ia kira, Harry bahkan sampai tertawa saat mendengar jika Dumbledore masih menjadi kepala sekolah.

Tapi jauh dari itu, tidak ada yang terbunuh.

"Tom baut di kepalamu sepertinya longgar?"

Tom mengernyit, apa maksud bocah di sampingnya berkata seperti itu.

"Ku kira tempat ini menjadi lautan api, atau setidaknya pihak light yang menjadi bahan bakarnya di suatu tempat?"

Harry bertanya dengan heran, di setiap kehidupannya Tom selalu membunuh setiap orang yang menantangnya. Tom bukanlah orang yang merasa kasihan hanya dengan  cerita klise dari korbannya. Harry sangat mengenal pria ini.

"Kau sepertinya tahu lebih tentangku, dari pada yang aku kira"

"Kau adalah orang yang mencoba membunuh bayi Harry tidak bersalah, jadi apa sulitnya menebak seberapa tiran dirimu?"

"Kau sepertinya sama sekali tidak takut denganku"

Tom melepas kacamatanya, dia memandang pasangannya yang memakai baju hitam dan hijau tua. Warna Slytherin.

Itu adalah warna gelap, tapi saat anak ini yang memakainya warnanya menjadi berkilau seperti warna matanya yang indah.

"Kau ingat tentang orang yang membantuku bangkit?"

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang