Restu Ibu (Revisi)

321 47 63
                                    

IG Kenazovella
Tiktok Kenazovella

IG KenazovellaTiktok Kenazovella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dahulu sekali. Saat remaja, Nyonya Han yang belum sesukses ini. Juga memiliki minat dan cita-cita sebagai seorang penulis. Sayangnya, dirinya gagal menggapai impian itu. Sibuk melewati getirnya kehidupan yang menuntutnya mengumpulkan uang sebanyak mungkin, tidak berkuliah. Semua itu demi memenuhi kebutuhan keluarga sebagai anak sulung dan tulang punggung menggantikan mendingan Ayahnya.

Dari pengalaman pahitnya ketika remaja. Nyonya Han tidak ingin anak-anaknya mengalami nasib yang sama seperti dirinya dahulu sekali. Mereka yang kini hidup berkecukupan, juga harus pandai mencari pundi-pundi uang. Sehingga tidak pernah merasa kekurangan dalam segi apapun, serta tidak dipandang sebelah mata. Dengan begitu anak-anaknya bisa hidup bahagia. Tetapi pandangannya keliru, justru karena ambisinya ini Chaeyoung tidak bahagia.

Si Putri Bungsu, Chaeyoung, dia memilih jalan yang berbeda dengan kedua kakaknya. Jika Irene dan Wendy mengikuti kemauannya untuk jadi ini dan itu. Berbanding terbalik, Chaeyoung berniat mengukir dunia dengan caranya sendiri, berbekal pena dan kertas ia akan menaklukkan kehidupan. Ia ingin menjadi seorang penulis. Katanya tidak mengapa jika tidak menghasilkan banyak uang pun tidak dipandang terhormat oleh orang lain. Asal dia nyaman dan tidak terbebani melakukannya. Itulah definisi bahagia bagi Chaeyoung.

Pada awalnya Nyonya Han menganggap itu tindakan naif. Pikiran cetek anaknya yang masih remaja. Tetapi semalam Chaeyoung telah menamparnya dengan kenyataan yang sangat menyakitkan. Putrinya itu memaparkan bukti-bukti bahwa pilihannya hanya menyiksa Chaeyoung.

Bagi seorang Ibu seperti dirinya ini. Tidak ada yang lebih berarti dari apapun selain kebahagiaan anaknya. Maka dari itu, setelah sadar bahwa ia salah. Membebankan tuntutan yang hanya membuat anaknya terluka dan tersiksa. Ia ingin memperbaiki keadaan.

"Terimakasih atas kunjungannya, Nyonya Han." Suara kepala sekolah membuyarkan lamunan Ibunya Chaeyoung. Sejak tadi fokusnya hanya pada pemandangan di luar jendela. Pada salah satu pohon taman belakang sekolah. Ada si Bungsu yang bersandar sembari sibuk menyatukan potongan kerta semalam. Sesekali mereka terlihat tertawa bersama. Entah apa yang dibicarakan.

"Kalau boleh tau, ada gerangan apa sampai Nyonya Han datang kemari secara mendadak?"

Nyonya Han tersenyum. Ia mengingat ulahnya yang membuat pihak sekolah kelabakan karena kedatangan dirinya. Nyonya Han sendiri merupakan salah satu donatur di sekolah tempat Chaeyoung menimba ilmu.

Nyonya Han meletakkan cangkir teh hangat yang baru saja diteguk. "Ini mengenai Putriku, Chaeyoung?"

"Semalam aku melihat rapotnya, kerta ujiannya, bahkan buku-bukunya."

"Semua nilainya tidak ada peningkatan sedikitpun. Terus merosot bahkan setelah dia ikut Les privat, itu tetap tidak membantu sama sekali. Di Semua mata pelajaran dia tidak sampai menyentuh nilai rata-rata. Hanya pada mata pelajaran bahasa putriku sangat unggul."

The Best Friend (Chaesoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang