Waktu Kita (Revisi)

356 57 133
                                    

IG kenazovella
Tiktok kenazovella

Mengetukkan kaki, menimbulkan suara kecil dari sepatu beradu dengan lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengetukkan kaki, menimbulkan suara kecil dari sepatu beradu dengan lantai. Adalah cara Chaeyoung membunuh rasa bosan. Dia sudah duduk di ruang tunggu kantor penerbit sekitar setengah jam. Tak kunjung dipanggil untuk masuk ke dalam ruangan rapat untuk membahas kontra kerjasama yang di janjikan pihak penerbit seperti di dalam pesannya di email.

Padahal Chaeyoung tidak bisa lebih lama menunggu. Hari ini adalah seleksi atlet lari nasional. Dia sudah berjanji kepada Jisoo untuk datang mendukung temannya itu.

"Kenapa lama sekali, sih?" Chaeyoung mulai tak sabaran.

Segera bangkit. Menuju meja resepsionis. "Permisi."

"Apa masih lama lagi?" ucapnya menanyakan perihal yang sama, sudah tiga kali.

"Aku tidak bisa lebih lama lagi menunggu. Aku juga ada janji setelah ini." Chaeyoung menatap jam tangan.

"Jika masih lama. Bolehkah pertemuannya ditunda besok lagi." Sungguh Chaeyoung harus mengambil keputusan berani ini. Mau bagaimanapun dia tidak bisa mengabaikan Jisoo. Dia sosok yang sangat berarti bagi Chaeyoung sekarang.

Beruntung tidak lama setelah menanyakan perihal itu, dan bersikap berani. Pegawai resepsionis mendapat panggilan untuk membawa Chaeyoung ke ruangan rapat.

"Silahkan masuk!" Perintahnya sopan.

Chaeyoung menarik nafas terlebih dahulu sambil menggenggam engsel pintu. Dirinya mendadak merasa gugup. Padahal beberapa saat yang lalu masih baik-baik saja.

"Jangan gugup!!" Chaeyoung menguatkan diri sendiri.

"Apa kalian yakin ingin memproduksi karya ini?"

"Karya dari penulis Chipmunk_12." Mendengar nama penanya dibawa-bawa membuat Chaeyoung penasaran. Ingin mengetahui percakapan mereka lebih lanjut. Urung membuka pintu terlebih dahulu.

"Mengapa tidak? Tema dan gaya kepenulisannya berbeda dari yang lain. Sangat bagus!"

"Memang. Tapi aku tidak setuju. Kita produksi karya dari penulis si Kenazovella saja."

"Tema romantis lagi?"

"Mengapa tidak? Selagi sangat populer melebihi karya itu. Kita bisa untung banyak."

"Tidakkah kau ingin mencari referensi baru untuk kita terbitkan. Bukankah kita sudah terlalu banyak memproduksi karya romantis. Ini angin baru untuk kita, genre thriller."

"Tidak, aku tidak mau rugi. Genre itu jarang peminat. Buktinya saja, pembacanya masih kalah jauh dengan karya romantis milik si Kena."

"Aku sudah terlanjur membuat janji dengan penulis itu."

"Apa susahnya, batalkan saja!"

"Kau keterlaluan."

"Kamu tidak ingin kita untung, Kamu ingin kita bangkrut? Sudahlah, turuti saja apa kataku!" Pimpinan penerbit keluar setelah mengatakan itu. Dia sempat saling beradu mata dengan Chaeyoung secara tak sengaja saat berpapasan di depan pintu. Namun pimpinan memilih membuang muka dan melengos begitu saja. Mengabaikan Chaeyoung.

The Best Friend (Chaesoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang