VIII.

588 35 0
                                    

"Aku butuh banyak uang Renjun!"

Ucapan itu tidak selayaknya keluar dari mulut Jaemin, setiba dia membuka pintu flat kecil dari apartemen milik sahabatnya. Melihat Renjun yang sedang bersantai ria dengan tayangan televisi dihadapannya sambil memakan cemilan.

"Kau tidak seharusnya mengatakan padaku, jika sudah menjual tubuhmu." Dengusnya cukup menyebalkan.

"Ya sudah, aku akan melakukan lagi."

"Dimana Jeno?" Renjun mengalihkan ke topik lain, selagi menerima ketidakwarasan dalam diri sahabatnya. Kemarin Jaemin minta berhenti dari aktifitas 'jual dirinya', dan ini belum lima hari berlalu.

"Di luar kota. Dia menemui Ayahnya untuk beberapa Minggu. Sembari itu aku bisa menjajahkan diriku, bukan?"

"Wahh kau benar-benar luar biasa, bitch!"

"Thanks, aku bitch yang diam-diam menjadi robinhood, itu katamu kan?"

"Robinhueksss!" Renjun pura-pura muntah selagi dia berusaha menjauh dari lemparan sepatu Jaemin. Renjun lantas masuk ke kamarnya lantas kembali membawa ipad.

"Ada sesuatu penting yang harus kuberitahu, web mu telah diblokir."

"Apa?"

"Aku mencoba memperbaikinya dan itu butuh waktu lumayan lama, jika tidak berhasil terpaksa mengulang dari awal."

"Bagaimana bisa begitu?"

Harusnya pertanyaan itu tidak perlu Jaemin tanyakan. Sudah menjadi rahasia umum terkait bisnis sampingannya, ditambah Jaemin juga memiliki banyak pembenci yang kasat mata. Tentu hal mudah untuk melaporkannya terkait pelanggaran ITE sebagai sesuatu yang merujuk pornografi.

Tapi itu bukanlah masalah besar. Renjun bisa mengatasinya dengan membuat web baru atau sebaginya. Sayangnya itu membutuhkan waktu yang lumayan lama. Ditambah dia harus kembali memasukkan satu persatu username langganannya.

"Ngomong-ngomong apa yang mendasarimu tiba-tiba membutuhkan banyak uang?" Tanyanya seduktif. Ia tahu kekayaan Jaemin berkurang karena pensiun dini menjadi model, tapi setidaknya dia tidak semiskin itu untuk menjajahkan dirinya setiap malam.

"Jeno mengajakku bersamanya." Ungkapnya.

"Berumah tangga?"

Wajah Jaemin memerah. Secara antusias dia menceritakan rencananya pada Renjun. "Ini lebih seru dari rumah tangga. Dia mengajakku berkeliling dunia, mengikuti dirinya berekspedisi ria. Hanya saja baru-baru ini aku berpikir untuk membeli van dan menjadikannya rumah berjalan."

Menurutnya itu adalah ide paling brilian yang dimiliki Jaemin. Ia memang belum mengatakan kepada Jeno secara spesifik. Bayangkan saja nanti, Jeno mengekspedisi sungai dan hutan maka Jaemin bisa berdiam cantik dalam vans.

"Tidak akan seru selama lelakimu itu tidak mau diajak bersetubuh." Ungkapan dari Renjun membuat dirinya seketika melayangkan death glare.

"Kau memang jagonya menurunkan ekspetasi orang yah?"

"Bukan begitu, aku hanya jago menyadarkan orang!" Tawanya. Seru sekali menggoda Jaemin hingga dirinya cemberut seperti itu. Saking gemasnya, Renjun sempat memainkan kedua pipinya yang dimana tangan itu ditepis keras oleh Jaemin.

"Jika kau mau aku akan bergerak dengan cara manual."

"Apa?"

"Pemilihan acak. Bedanya aku tidak bisa memfilter kebenaran wajahnya atau tidak."

"Dengan kata lain aku bisa saja berkencan dengan om om tambun bergigi dua?"

Jaemin melotot tak terima. Ia akui harga dirinya tergolong tinggi, termasuk juga ke dalam golongan pemilih padahal seharusnya dia yang dipilih. Jika biasanya dia disodorkan dengan pria-pria tampan sekelas Jaehyun atau Lucas, dengan sedikit menurunkan standar mungkin Jaemin lebih banyak mendapatkan uang.

The Beauty 5000 Dollars (NOMIN) REPUBLISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang