11

453 51 2
                                    

Sore ini Nindya berjanji akan datang ke rumah Sera, sekedar untuk bertemu karena kebetulan keduanya sedang jauh dengan pasangan masing-masing. Sera menyiapkan menu request-an Nindya, yaitu seblak. Karena menurut Nindya, sebagai orang asli Bandung harusnya Sera bisa membuat seblak.

Sera sendiri meminta resep seblak ini kepada Ibunya. Sera memasukan berbagai topping kedalam seblak buatannya ini, dan juga pasti seblak ini harus sangat pedas.

Sedang asik mengaduk-aduk seblak, tiba-tiba handphonennya berbunyi ternyata ada panggilan video call dari suaminya.

"Asslamu'alaikum suamikuu!" Sapa Sera mengawali pembicaraan mereka.

"Waalaikumsalam." Jawab Teddy yang terlihat menahan senyum karena salah tingkah dipanggil 'suamiku' oleh Sera.

"Kamu lagi apa? Kayanya lagi buat sesuatu." tanya Teddy karena melihat dilayar handphonenya bahwa Sera sedang ada di dapur.

"Aku lagi buat seblak, Yang. Kebetulan Nindy pulang kerja mau mampir kesini katanya, boleh kan?" izin Sera karen tadi ia lupa mengabari suaminya.

"Seblak? Apa itu?" Tanya Teddy heran karena ia baru mendengar nama masakan itu.

"Ituloh masakan khas Bandung yang dari kerupuk, nanti deh aku bikinin." jawab Sera sambil memasukan telur kedalam wajan.

"Nanti aku coba cari di internet apa itu seblak." balas Teddy.

"Gimana, bolehkan Nindy kesini?" Tanya Sera, karena Teddy belum memberikan jawaban atas pertanyaanya.

"Boleh, Sayang. Biar kamu gak bosen juga sendirian di rumah."

"Kamu udah beres kerjanya, Yang?" Sera kembali bertanya

"Sudah. Nanti dilanjut lagi jam 7 malam." balas Teddy.

"Sibuk kali Pak Mayor." ucap Sera.

Teddy hanya tertawa menanggapinya.

"Oh iya, Sayang motor di garasi itu punya kamu kan?"

"Iya, kenapa memang?"

"Nanti aku mau pinjem ya buat ke minimarket depan komplek. Boleh gak?" Tanya Sera hati-hati.

"Memang kamu bisa nyetir motor? Terus ke minimarket mau beli apa? Kemarin kan sudah belanja keperluan rumah." tanya Teddy bertubi-tubi.

"Bisa dong, kalo di Bandung aku sering pake motor kok dan aku juga punya SIM C juga." terang Sera.

"Boleh, Sayang. Pertanyaan terakhir belum kamu jawab." ucap Teddy diseberang sana.

"Oh itu, aku mau beli pembalut. Soalnya yang aku bawa dari kostan cuma sedikit." jawab Sera.

"Pembalut? Kamu lagi datang bulan?" Tanya Teddy

"Iya, tadi siang aku dapet." jawab sera sambil memindahkan seblak ke mangkok.

"Berapa lama Yang biasanya?"

"Semingguan lah, Yang. Kenapa emang?" Goda Sera karena mengerti maksud dari pertanyaan suaminya.

"Tidak apa-apa. Sudah dulu yaa, saya dipanggil Bapak." Ucap Teddy.

"Iya Sayang, nanti kabarin aku lagi ya. Love you".

"Iyaa, love you too" ucap Teddy sambil menutup sambungan.

***

Jam 6 sore Nindya baru tiba, setelah berpelukan dengan Sera ia langsung menagih seblak buatan Sera.

"Seblak gue mana Nyonya Teddy?" Tanya buru-buru

"Tuh di meja makan, gak sabaran banget." jawab Sera sambil menunjuk ke arah meja makan.

AnaseraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang