“Tuan muda datang!..Tuan muda datang..."
Seluruh penghuni mansion langsung bergegas menuju pintu masuk ketika mendengar pemberitahuan lantang dari kepala pelayan.
Tidak kurang dari 2 pelayan wanita dan 2 laki laki merapikan pakaian mereka dan secepat mungkin mengatur nafas agar terlihat natural di depan Tuan muda mereka.
Seorang pria muda berjas hitam keluar dari mobil Mercedes-Benz yang ditumpanginya.
Aura kebangsawanannya terlihat ketika seorang pria kecil yang manis membukakan pintu untuknya,seperti seorang pangeran di negeri dongeng.
"Selamat datang Tuan Muda" sapa kepala pelayan,sebut saja Tuan Jeka,pria 55 tahun yang sudah mengabdi kepada keluarga Wiratama selama 30 tahun lebih.
Yang dipanggil 'Tuan Muda' hanya menatap Tuan Jeka sebentar lalu melenggang pergi masuk kedalam mansion.
Seketika para pelayan membungkuk memberi hormat ketika majikan mereka berjalan melewati mereka.
Ini bukan kewajiban,tapi sebuah aturan yang patut mereka taati.
"Selamat pagi Tuan Jeka..." pria kecil di belakangnya menyapa Tuan Jeka dengan ceria,tak lupa si pemilik senyum manis itu memegang kedua tangan Tuan Jeka yang dapat dirasakan begitu dingin.
Dia tau Tuan Jeka pasti sudah bekerja keras untuk menyambut kedatangan Tuan Muda mereka.
"Selamat pagi juga Tuan Anzel" Tuan Jeka tersenyum membalas kebaikan hati pria kecil itu.
"Ey,panggil Anzel saja,saya juga pelayan disini jadi Tuan Jeka jangan sungkan" pemilik nama lengkap Anzel Mahesa itu merasa tidak pantas disapa hormat oleh orang yang lebih tua darinya,terlebih dirinya hanyalah pelayan sama seperti mereka.
"Baik,An-zel" Tuan Ahn sedikit kikuk mengucapkannya.
Baginya Anzel yang setiap saat selalu berada disamping Tuan Muda dari keluarga Wiratama itu derajatnya sudah sama dengan Tuan Muda mereka.
"MongMong!" terdengar panggilan yang lebih bisa disebut teriakan itu yang sudah pasti datang dari Tuan Muda dari keluarga Wiratama itu.
"Benar,panggil Anzel saja,saya permisi Tuan Jeka,Tuan Muda sudah memanggil saya" Anzel tersenyum lalu pamit pergi mengejar majikannya yang sudah duluan naik ke lantai atas.
Ayolah MongMong itu julukan Anzel yang disematkan oleh Tuan Muda dari keluarga Wiratama.
Agak cringe sih mengingat seperti memanggil anjing saja tapi suka suka Tuan Muda saja lah.
Anzel kan juga cuma pelayan.
…
Kamar bernuansa cream coklat itu tampak begitu teduh dan hangat,tidak banyak ornamen disana,hanya sebuah tempat tidur yang besar,satu set sofa,dan dua buah meja nakas,selain itu hanyalah kekosongan yang dipenuhi karpet bulu.
"Aku mau mandi" kata Tuan Muda dari keluarga Wiratama,Anzel yang sudah 5 tahun melayani Tuan Muda nya itupun langsung mengerti perintah yang diberikan padanya.
Anzel menyiapkan air di dalam bathtub,sabun,dan juga shampoo khusus,airnya tidak boleh dingin atau panas,harus sedang sedang saja,cermin yang ada di dalam kamar mandi tidak boleh berembun,harus diusap setiap kali memperlihatkan tanda tanda akan berembun,karena Tuan Muda kita sangat suka bercermin jadi harus menjaga mood nya.
Selesai menyiapkan keperluan mandi,Anzel keluar dan membantu Tuan Muda nya melepas pakaiannya.
"Hey MongMong,bantu aku melepas celanaku,aku merasa tubuhku remuk karena ulah si tua bangka itu" kata si Tuan Muda yang saat ini tengah terlentang diatas tempat tidur,matanya setengah mengejap karena mengantuk.
"Tuan Besar hanya ingin yang terbaik untuk Anda" balas Anzel sembari membantu melepas kemeja serta celana sang majikan.
"Hah sok tau,pria itu hanya ingin aku sengsara,membunuhku secara perlahan,curiga sebenarnya aku ini bukan anaknya" si Tuan Muda terkekeh,dia bangkit dan duduk dipinggir tempat tidur,bajunya sudah terlepas semua,menyisakan celana pendek merk CK yang sangat terkenal itu.
"Aneh sekali,wajahmu selalu merah saat melihatku telanjang,seperti gadis saja" ejek sang majikan,Anzel membuang mukanya ke arah lain,takut ketahuan kalau dirinya tengah menahan malu.
"Kau malu hah?kemarilah dan bantu aku menurunkannya" Tuan Muda dari keluarga Wiratama itu kembali terlentang ditempat tidur setelah sebelumnya mengeluarkan keperkasaannya dari celana dalam merk CK itu.
Ukuran yang sangat fantastis membuat Anzel menelan ludahnya beberapa kali,ini bukan sekali dua kali dia melihat hal itu tapi tetap saja membuat jantungnya berdetak tidak normal.
"Aneh sekali,baru baru ini aku cepat sekali naik bahkan tanpa alasan yang jelas" gumamnya namun bisa didengar Anzel.
"Mungkin anda harus sudah memikirkan tentang menikah Tuan,biasanya hormon seperti itu akan datang saat seseorang menginginkan pernikahan" balas Anzel.
Posisinya sudah berlutut didepan pusaka Tuan Muda Wiratama,mengurut kebanggaan itu hingga suara desahan Tuan Muda nya itu lolos.
"Ahh..kau tau sendiri aku tidak punya teman wanita..ahh..mau menikah dengan siap- ahh..enak sekali Anzel-aahhh"
Tuan Muda merasa lemas setelah pelepasan pertama nya.Hanya sebentar padahal permainan tangan Anzel.
Dasar lemah.
Anzel mengusap wajahnya yang terkena cipratan sperma sang majikan,untung saja dia sudah terbiasa seperti ini,membantu tuan majikannya menuntaskan kelebihan hormonnya.
"Mongmong,aku masih harus menyematkan nama keluarga Wiratama di keluargaku,jadi andai kamu perempuan,aku pasti sudah menikahimu,sayang kamu itu laki laki" kata Tuan Muda dari keluarga Wiratama itu.
Anzel terkejut,kepalanya terangkat menatap Tuan Mudanya yang tengah menutup mata itu.
Perkataan barusan,haruskah dianggap serius?karena sebenarnya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me (BxB) On Going
RomanceKisah Ryu yang denial karena diam diam menyukai asisten nya. Warning: BxB Mpreg No complain No kritik No salty Yang baca wajib vote dulu 🤪 kalau enggak akyu marah 😤