Suasana di kantor hari ini cukup ramai,mengingat beberapa hari lagi akan ada event besar yaitu peringatan ulang tahun Wiratama Corp. yang ke 50 tahun,sekaligus menjadi tahun pertama Ryu menjabat sebagai Presiden Direktur disana.
Sebuah acara yang sangat ditunggu tunggu tentu saja.
"Seharusnya,acara ini bisa digabungkan dengan acara pertunanganmu,Ryu" kata Nyonya Wiratama,Ibu dari Ryu.
Beliau datang berkunjung ke kantor guna memantau persiapan acara akbar itu.
"Ibu,aku nyaman dengan statusku saat ini,jadi jangan berpikir untuk menjodohkan aku dengan wanita okey" jawab Ryu santai,pembicaraan seperti ini akan sangat membosankan bila tidak ditolak sejak awal.
"Tapi umurmu-"
"Umur bukanlah patokan Ibu,nanti kalau aku sudah mendapatkan yang cocok,aku akan menikahinya" potong Ryu,selalu saja umur jadi senjata,padahal umurnya masih 30 tahun,dan itu tidak terlalu tua kan?
"Katakan pada Ibu,kriteria seperti apa yang bisa kamu sebut cocok?" Tanya Nyonya Wiratama tidak mau kalah.
"Yang cantik,ah tidak terlalu cantik juga tidak apa apa yang penting manis dan enak dipandang-"
"Oke,ditulis,selanjutnya"
"-yang pengertian,yang bisa diandalkan,yang tau seleraku,yang selalu mau setiap saat di sampingku-"
"Kalau begitu nikahi saja Anzel" potong Nyonya Wiratama.
Anzel yang memang sejak tadi hanya duduk menyimak di kursi pojok langsung bangkit karena terkejut mendengar namanya disebut.
"Aku juga berpikir seperti itu Ibu,tapi sayang sekali dia itu pria,aku masih normal Bu" balas Ryu,dia terkekeh melihat reaksi Anzel yang kaget itu,wajahnya merah dan sungguh menggemaskan.
"Baiklah kalau seperti itu,kau mau menikahi Anzel kalau dia wanita kan?"
"Ibu jangan bercanda,itu tidak mungkin Bu" Ryu tertawa sarkastik.
"Anzel! Ayo ikut aku ke rumah sakit" Nyonya Wiratama bangkit dari duduknya lalu menghampiri Anzel.
"Rumah sakit?maksud Nyonya-" Anzel takut takut serta khawatir.
"Operasi kelamin-"
Deg…
"Ibu,stop!" Ryu menghampiri sang Ibu lalu menarik Anzel untuk sembunyi di belakangnya,wajah marah itu tercipta,dan Nyonya Wiratama bisa melihat aura tak terima dalam wajah putra tunggalnya.
"Ibu,hentikan,jangan pernah melakukan itu" wajah Ryu mengeras.
"Maka dari itu bawakan calon menantu untuk Ibu kalau kau tidak mau Anzel berakhir di meja operasi" wajah Nyonya Wiratama tak kalah mengeras.
Kalau anaknya itu dibiarkan lama lama ngelunjak juga,tak tau kah kalau dirinya sudah sangat mengidam idamkan menimang cucu.
"Ibu-" Ryu mau protes lagi tapi dipotong oleh suara lembut Anzel.
"Nyonya,biarkan saya yang bicara pada Tuan Muda,saya akan membujuk nya" kata Anzel,Nyonya Wiratama tersenyum lalu meletakkan kedua telapak tangannya di kedua pipi Anzel.
"Uhh manisnya,Anzel sayang aku mengandalkan mu oke,ahh tapi aku lebih suka kamu yang jadi menantuku,aduhh bagaimana ini?" Nyonya Wiratama bereaksi berlebihan sambil memainkan pipi Anzel dengan gemas.
"Ibu hentikan,kau bisa menyakiti Anzel" Ryu melepaskan tangan Ibunya dari pipi Anzel.
"Kau mengganggu kesenangan Ibu,baiklah Ibu pulang dulu,Anzel jaga anakku baik baik" kata Nyonya Wiratama sembari mengambil tas mewahnya.
"Baik Nyonya" jawab Anzel patuh,Nyonya Wiratama tersenyum lalu mengulang ingin memegang pipi Anzel sebelum Ryu memelototkan matanya yang bulat itu.
"Matamu itu lho" ucap sang Ibu lalu pergi meninggalkan ruangan Ryu.
...
"Jangan dengarkan Ibu,dia hanya frustasi karena anaknya tak kunjung menikah" kata Ryu yang kembali duduk di singgasananya,membuka laptop dan melanjutkan pekerjaannya.
"Akan lebih baik jika anda menuruti keinginan Nyonya Wiratama" kata Anzel hati hati,hal ini sudah pernah dibahas dan dia yakin sekali Tuan Muda nya itu akan menjawab dengan jawaban yang sama,meskipun begitu kalimat itu secara spontan terus keluar dari mulutnya.
"Aku akan menikah,pasti itu,tapi-" jawaban Ryu menggantung.
Anzel mengangkat wajahnya,dengan sabar menunggu lanjutan kalimat dari bos nya itu.
"Tapi dengan wanita yang aku cintai" lanjut Ryu,seperti biasa dengan wajah santai tanpa dosa.
"Jika itu tentang perasaan,maka tidak ada salahnya anda mengenal salah satu dari mereka dulu,karena perasaan cinta tidak bisa datang dengan tiba tiba,ada prosesnya,dari mulai perkenalan lalu menjadi sering bertemu lalu saling rindu kemudian anda tidak akan melepaskan wanita itu karena perasaan cinta itu muncul,ahh maaf Tuan Muda saya terlalu banyak bicara" ucap Anzel panjang lebar.
Ryu yang awalnya terkejut mendengar kalimat Anzel yang panjang lebar akhirnya tersenyum melihat Anzel langsung menunduk takut karena ucapannya sendiri.
"Kamu pernah dengar istilah cinta pada pandangan pertama?" tanya Ryu,sepertinya menarik jika dia bisa ngerjain Anzel.
"Itu,em itu saya pernah dengar,tapi bukankah itu hanya lelucon saja?cinta pada pandangan pertama itu tidak ada,yang ada hanya rasa kagum sesaat,setelah berganti hari dan tidak saling bertemu maka perasaan itu akan hilang dengan sendirinya" jawab Anzel ragu ragu.
"Benarkah?lalu apa yang terjadi padaku itu hanya rasa kagum saja?" pancing Ryu.
"Maksud anda?"
"Perasaan itu aku merasakannya sendiri,bahkan sampai sekarang aku masih merindukannya,bukannya hilang,rasa kagum yang kau maksud itu malah semakin besar setiap harinya,bagaimana kamu menjelaskan ini?" wajah Ryu berubah serius.
Anzel hanya diam,apakah Tuan Mudanya itu diam diam sudah memiliki tambatan hati?
Maka dari itu dia menolak semua wanita yang dijodohkan untuknya,bahkan menolak menikah hanya demi menunggu wanita yang dicintainya tersebut.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me (BxB) On Going
RomanceKisah Ryu yang denial karena diam diam menyukai asisten nya. Warning: BxB Mpreg No complain No kritik No salty Yang baca wajib vote dulu 🤪 kalau enggak akyu marah 😤