Selamat membaca
Jangan lupa baca niat💠
💠
💠
💠
💠💠💠
💠💠💠💠
💠💠💠💠💠
Suara deru motor Jazil memasuki halaman. Pemuda itu akhirnya pulang ke rumah setelah seharian pergi entah kemana. Setelah memarkirkan motornya di garasi, Jazil lantas melangkah memasuki rumah. Belum sempat ia menyentuh handle pintu, pintu berwarna coklat itu sudah terlebih dulu terbuka dari dalam."Dari mana?" Tanya Rezfan dengan alis bertaut. Ia mengamati penampilan Jazil. Masih sama dengan penampilannya saat pergi tadi. Hanya berbeda pecinya yang sudah berpindah ke tangan.
"Dari pondok, bang," jawab Jazil sambil tersenyum.
"Pondok di komplek sebelah? Ngapain?" Tanya Rezfan heran.
"Abis ikut ngaji bandongan," jawab Jazil.
"Oh, ya udah. Masuk gih, bantuin Bang Mada. Kasihan lagi banyak kerjaan, abang mau ke warung dulu," kata Rezfan. Jazil mengangguk sambil berdehem.
Jazil segera melangkah memasuki rumah. Terlihat ketiga adiknya sedang duduk anteng sambil menonton Boboiboy. Bahkan Huda juga keluar dari kamarnya dan saat ini sedang mengusap kepala Jena dan Juna di pangkuannya.
"Kok bangun? Katanya mau tidur sampe sore?" Tanya Jazil.
"Nggak jadi. Gue cuma tidur sampe jam 10 doang. Bang Rezfan ngomel. Terus gue disuruh bantu Je-Ju ngerjain PR," jawab Huda.
"Udah selesai?" Tanya Jazil yang dibalas anggukan Huda.
"Terus si-"
"Jangan tanya gue. Gue aja nggak tau dimana tu human satu berada," potong Huda dengan malas. Jazil terkekeh kecil melihat mood sang adik yang sepertinya sedang buruk.
"Je-Ju, masih kuat?" Tanya Jazil.
"Kuat..." Jawab Juna, berbanding terbalik dengan ucapannya. Bocil pink itu nampak begitu lemas dan lesu.
"Kalau Jena?" Tanya Jazil pada Jena yang belum memberi jawaban.
"...." Jena hanya diam sambil menatap polos ke arah Jazil. Satu alis Jazil terangkat, tak paham dengan tatapan Jena.
"Jena lagi nggak mau ngomong, bang. Takut energinya keluar terus jadi tambah lemes," Juna menghela nafas, "Ternyata ngomong aja bikin lemes. Udah abang jangan tanya lagi. Juna mau hemat energi," lanjutnya ngegas.
"Pemikiran dari mana itu?" Gumam Jazil speechless.
Tak ingin ambil pusing, Jazil pun memilih langsung pergi ke ruangan Mada. Membantu si sulung yang tengah di sibukkan oleh bertumpuk-tumpuk berkas dimejanya.
✨✨✨✨
Jam menunjukkan pukul 16.10, selepas shalat ashar, Je-Ju bersama dengan Jazil dan Huda berencana pergi berburu takjil di taman kota. Untuk Jadid, anak itu belum menampakkan diri di rumah sedari pagi. Entah masih bergelung dalam i'tikaf nya atau apa, yang pasti anak itu hanya pulang sejenak untuk meminta izin pergi berburu takjil bersama Satria.
Tin
Sebuah mobil hitam berhenti di depan gerbang. Jazil dan adik-adiknya segera keluar. Terlihat Gindra yang memunculkan kepalanya dari jendela di samping kemudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhan with Je-Ju
Fiksi PenggemarBook spesial Ramadhan! Puasa bareng Je-Ju yuk!