17

79 9 0
                                    

Happy reading


"Pagiiiiii"
Ujar viollet lalu tersenyum, dimata laki laki lain viollet kalau lagi tersenyum bakal tambah cantik, tapi bagi riki lihatnya aja mau muntah.

Riki gak menghiraukan viollet dan memilih untuk lanjut berjalan saja, viollet yang gak mau pantang menyerah jadi mengikuti sepasang kekasih itu
"mau dirangkul juga dong rik"
Ujarnya, menganggap kalau disana cuman ada dia dan riki, kaeri yang melihat itu hanya bisa menghela nafas.

"ogah" sahut riki.

Riki yang sadar kalau pacarnya itu risih karna ada viollet menatap gak suka ke arah viollet
"jauh jauh lo, pacar gue risih"

"oh berarti lo nya gak risih dong"
Jawab viollet, melirik kaeri yang sedang menunggu jawaban dari riki.

"pasti, lo bisa pergi gak? "

"tanpa lo suruh gue juga mau pergi, soalnya gue mau belajar mau ulangan. Tapi ntar siang gue bakalan temuin lo lagi ya baybay cintah"
Sebelum pergi, dengan gak tau malu nya viollet mengelus pipi riki yang membuat si empunya langsung terpaku. Kaeri yang melihat itu langsung menatap tajam riki.

"kamu suka ya dideketin sama kak viollet? "

*

"balik balik mata dimata ada riki? "
Ujar viollet, ia baru saja habis dari kantin bersama thalia dan memutuskan buat keliling keliling sambil menunggu bel masuk.

"eh di hatiku"

Thalia memutarkan bola mata malas, capek mendengar viollet dari tadi berbicara seperti itu terus
"bukan dihati lo let, tapi disana tuh, lagi berduaan sama pacarnya"

Viollet langsung memicingkan matanya, mengikuti arah pandang thalia.

Viollet yang melihat itu tanpa pikir panjang langsung berlari kesana diikuti oleh thalia
"heh! Cowok sama cewek gak boleh berduaan, ntar yang ketiganya setan"

"berarti kak viollet dong"
Ujar kaeri yang berhasil mendapatkan tatapan tajam dari viollet.

"sembarangan lo, bukan viollet, soalnya ada gue. Jadinya bereempat"
Sahut thalia, menatap gak suka ke arah kaeri.

"lo berdua bisa pergi gak? Ganggu aja tau nggak sih"
Ujar riki.

"lo kalo dikasih tau sama yang tuaan dengerin! "
Thalia berbicara dengan gak nyantainya, viollet mengambil kesempatan tersebut untuk memeluk bahu riki dari belakang.

"he'em, kalo dibilangin itu harus nurut"
Imbuhnya, menempelkan pipinya dengan pipi riki. Riki yang diperlakukan seperti itu hanya bisa terdiam, ntah kenapa sepertinya dia suka diperlakukan seperti itu.

Kaeri yang melihat itu dengan segera langsung mendorong viollet
"lepas"

Viollet terjatuh direrumputan hingga bahunya menubruk pohon yang lumayan besar
"awh"
Ringis viollet, memejamkan matanya menahan rasa sakit dibahunya itu.

Thalia langsung menghampiri sahabatnya itu dengan wajah khawatir
"lo gak papa let? "

Riki membelelakan matanya, menatap gak percaya ke arah pacarnya itu. Ingin menolong viollet tapi tangannya langsung ditahan oleh kaeri. Riki menoleh, melihat wajah murung kaeri.

"gak boleh"
Ujar kaeri sambil menggeleng. Lalu menarik riki pergi dari sana.




Tbc




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JUNIORS | ni-kiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang